Binus Tegaskan Kegiatan di Gunung Gede Bukan Ospek Kampus
A
A
A
JAKARTA - Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Bina Nusantara (Binus), Andreas Chang menegaskan bahwa kejadian yang menimpa mahasiswanya di Gunung Gede, Bogor, Jawa Barat bukanlah ospek kampus.
"Kami sudah melakukan ospek sejak bulan Agustus lalu," tutur Andreas ketika di konfirmasi SINDOnews, Selasa (6/12/2016) sore.
Andreas mengatakan pihaknya masih menghimpun peristiwa naas itu. Korban meninggal yang terakhir terkonfirmasi diketahui merupakan mahasiswa Teknik Informatika semester tiga atas nama Edward Pratama (20). "Hanya meninggal satu," tegas Andreas.
Meski demikian, terkait acara itu, Andreas menegaskan acara itu merupakan acara ospek organisasi mahasiswa pecinta alam. Sebanyak 17 mahasiswa dari jurusan berbeda hadir dalam kegiatan itu. Sedangkan 29 orang panitia terlibat dalam kegiatan itu.
"Jadi semestinya tidak ada kejadian, sebab panitia cukup banyak dari peserta. Tapi namanya cuaca siapa yang memprediksi," ujar Andreas.
Padahal jauh sebelum kegiatan itu terjadi, lanjut Andreas, pihak organisasi telah minta kepada para peserta untuk mencantumkan surat kesehatan dan pernyataan dari orangtua mempersilahkan anaknya untuk ikut.
Terkait kejadian itu, Andreas menyampaikan permintaan maaf kepada orangtua korban dan peserta ospek. Dia pun menyampaikan pihaknya masih melakukan komunikasi intensif dengan tim Sar yang mencari 17 mahasiswa yang hilang.
Sebelumnya diberitakan, 17 mahasiswa Binus dikabarkan tersesat saat mendaki Gunung Gede Pangrango. Diduga mahasiswa Binus yang sedang melakukan kegiatan Diklat Navigasi Komunitas Pencita Alam Binus melalui jalur terlarang rute Geger Bentang, Desa Cibereum, Cisarua, Kabupaten Bogor.
Beruntung, dua dari mereka berhasil turun dan meminta bantuan tim SAR dan warga sekitar. Saat dievakuasi, satu dari 17 mahasiswa tersebut meninggal dunia karena terkena hiportemia.
"Kami sudah melakukan ospek sejak bulan Agustus lalu," tutur Andreas ketika di konfirmasi SINDOnews, Selasa (6/12/2016) sore.
Andreas mengatakan pihaknya masih menghimpun peristiwa naas itu. Korban meninggal yang terakhir terkonfirmasi diketahui merupakan mahasiswa Teknik Informatika semester tiga atas nama Edward Pratama (20). "Hanya meninggal satu," tegas Andreas.
Meski demikian, terkait acara itu, Andreas menegaskan acara itu merupakan acara ospek organisasi mahasiswa pecinta alam. Sebanyak 17 mahasiswa dari jurusan berbeda hadir dalam kegiatan itu. Sedangkan 29 orang panitia terlibat dalam kegiatan itu.
"Jadi semestinya tidak ada kejadian, sebab panitia cukup banyak dari peserta. Tapi namanya cuaca siapa yang memprediksi," ujar Andreas.
Padahal jauh sebelum kegiatan itu terjadi, lanjut Andreas, pihak organisasi telah minta kepada para peserta untuk mencantumkan surat kesehatan dan pernyataan dari orangtua mempersilahkan anaknya untuk ikut.
Terkait kejadian itu, Andreas menyampaikan permintaan maaf kepada orangtua korban dan peserta ospek. Dia pun menyampaikan pihaknya masih melakukan komunikasi intensif dengan tim Sar yang mencari 17 mahasiswa yang hilang.
Sebelumnya diberitakan, 17 mahasiswa Binus dikabarkan tersesat saat mendaki Gunung Gede Pangrango. Diduga mahasiswa Binus yang sedang melakukan kegiatan Diklat Navigasi Komunitas Pencita Alam Binus melalui jalur terlarang rute Geger Bentang, Desa Cibereum, Cisarua, Kabupaten Bogor.
Beruntung, dua dari mereka berhasil turun dan meminta bantuan tim SAR dan warga sekitar. Saat dievakuasi, satu dari 17 mahasiswa tersebut meninggal dunia karena terkena hiportemia.
(ysw)