GP Ansor Ajak Netizen Hormati Ulama
A
A
A
JAKARTA - Rencana aksi beberapa kelompok umat Islam pada 2 Desember 2016 mendatang yang dikemas dengan penggelaran ibadah salat Jumat di sepanjang jalan protokol Thamrin-Sudirman Jakarta menuai pro kontra di kalangan masyarakat. Perbedaan pendapat yang dilontarkan berbagai pihak di dunia maya semakin hari semakin memanas dan dapat menyulut konflik.
Sebelumnya, beberapa ulama dan tokoh agama seperti Buya Syafii Ma’arif, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, KH Quraish Shihab, tak luput dari cacian, kecaman dan makian netizen. Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor sangat menyesalkan tindakan netizen yang tanpa kontrol moral dan etika, mem-bully, menjelek-jelekkan, bahkan menghina secara fisik tokoh-tokoh agama dan ulama.
"GP Ansor menghimbau netizen lebih dewasa dan santun dalam menggunakan media sosial. Tak pantas rasanya akun-akun media sosial yang menghina kiai dan ulama itu justru banyak milik anak-anak muda yang seharusnya memberi rasa hormat kepada orang yang lebih tua. Apalagi beliau-beliau itu panutan umat," kata Ketua Umum PP GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas di Jakarta, Jumat, 25 November 2016.
GP Ansor mengajak para tokoh masyarakat dan elite politik ikut menyejukkan suasana nasional saat ini dengan tidak melontarkan pernyataan yang cenderung provokatif, menghindari pernyataan yang menyinggung perasaan umat beragama dan menjadi teladan dengan akhlaqul karimah.
"Hari ini kita belajar keteladanan dari akhlaqnya Gus Mus. Beberapa pelaku penghinaan terhadap Gus Mus di Medsos yang datang ke kediaman Beliau untuk meminta maaf diterima dengan baik, tanpa pernah menyinggung kesalahannya. Mereka malah disuguhi makanan, diajak bercanda dan berdiskusi, tidak ada dendam," papar pria yang biasa dipanggil Gus Yaqut ini.
Selain imbauan di atas, GP Ansor juga mendesak aparat penegak hukum untuk memproses hukum dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama, yang dianggap sebagai pemantik kegaduhan nasional saat ini dengan adil dan secepat-cepatnya.
"Demi terciptanya rasa keadilan di masyarakat, aparat penegak hukum harus bekerja profesional, adil dan cepat. Jangan ada kesan buying time dalam penyelesaian kasus ini," pungkas Gus Yaqut.
Sebelumnya, beberapa ulama dan tokoh agama seperti Buya Syafii Ma’arif, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, KH Quraish Shihab, tak luput dari cacian, kecaman dan makian netizen. Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor sangat menyesalkan tindakan netizen yang tanpa kontrol moral dan etika, mem-bully, menjelek-jelekkan, bahkan menghina secara fisik tokoh-tokoh agama dan ulama.
"GP Ansor menghimbau netizen lebih dewasa dan santun dalam menggunakan media sosial. Tak pantas rasanya akun-akun media sosial yang menghina kiai dan ulama itu justru banyak milik anak-anak muda yang seharusnya memberi rasa hormat kepada orang yang lebih tua. Apalagi beliau-beliau itu panutan umat," kata Ketua Umum PP GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas di Jakarta, Jumat, 25 November 2016.
GP Ansor mengajak para tokoh masyarakat dan elite politik ikut menyejukkan suasana nasional saat ini dengan tidak melontarkan pernyataan yang cenderung provokatif, menghindari pernyataan yang menyinggung perasaan umat beragama dan menjadi teladan dengan akhlaqul karimah.
"Hari ini kita belajar keteladanan dari akhlaqnya Gus Mus. Beberapa pelaku penghinaan terhadap Gus Mus di Medsos yang datang ke kediaman Beliau untuk meminta maaf diterima dengan baik, tanpa pernah menyinggung kesalahannya. Mereka malah disuguhi makanan, diajak bercanda dan berdiskusi, tidak ada dendam," papar pria yang biasa dipanggil Gus Yaqut ini.
Selain imbauan di atas, GP Ansor juga mendesak aparat penegak hukum untuk memproses hukum dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama, yang dianggap sebagai pemantik kegaduhan nasional saat ini dengan adil dan secepat-cepatnya.
"Demi terciptanya rasa keadilan di masyarakat, aparat penegak hukum harus bekerja profesional, adil dan cepat. Jangan ada kesan buying time dalam penyelesaian kasus ini," pungkas Gus Yaqut.
(mhd)