Diantar Orang Tak Dikenal, Karyawan Konveksi Tewas Kehabisan Darah
A
A
A
JAKARTA - Seorang karyawan konveksi, Wildan Defa Pangestu (18), tewas kehabisan darah. Nyawanya tak bisa diselamatkan usai benda tajam merobek bagian tubuhnya.
Wildan tewas dengan kepala bocor di tempat kerjanya Kota Bambu Utara 3, Nomor 9, RT07/06, Palmerah, Jakarta Barat, Minggu 20 November 2016 malam.
Rekan kerjanya, Udin (20), mengatakan, sebelum sampai ke tempat kerjanya. Remaja asal Pekalongan itu lebih dahulu diantar oleh empat rekannya. Mereka mengantar dengan kondisi sudah terluka dan tak sadarkan diri. Sebelum diantarkan dalam keadaan luka, Wildan dijemput oleh keempat orang itu pada Sabtu 19 November 2016 malam.
"Saya enggak kenal mereka, mereka tiba-tiba datang membawa Wildan, lalu pulang," tutur Udin kepada KORAN SINDO di RS Pelni, Petamburan, Palmerah, Jakarta Barat, Senin (21/11/2016) pagi tadi.
Dalam kondisi panik, Udin tak bisa berbuat banyak. Ia baru mengantar jenazah Wildan begitu pemilik konveksi, Cahyono (52), datang. Cahyono kemudian meminta untuk membawanya ke RS Pelni. Dokter menyatakan, Wildan tewas sejak Sabtu 20 November 2016 malam.
"Ia biasa minta izin keluar pada Sabtu sore dan balik Minggu sore," tutur Cahyono, sembari mengatakan Wildan sudah bekerja hampir setahun.
Kapolsek Palmerah, Kompol Amunanto mengatakan, masih menyelidiki kasus ini, polisi baru mendapatkan laporan dugaan pembunuhan ini pada Senin (21/11/2016) dini hari dari pihak RS Pelni.
Untuk menyelesaikan kasus itu, unit Reskrim sudah meminta keterangan sejumlah saksi di antaranya dokter, Udin, dan Cahyono. Saat ini empat orang pengantar jenazah wildan tengah diburu polisi. "Dari keempat itu, bisa terungkap penyebab dan motif Wildan tewas," tambahnya.
Wildan tewas dengan kepala bocor di tempat kerjanya Kota Bambu Utara 3, Nomor 9, RT07/06, Palmerah, Jakarta Barat, Minggu 20 November 2016 malam.
Rekan kerjanya, Udin (20), mengatakan, sebelum sampai ke tempat kerjanya. Remaja asal Pekalongan itu lebih dahulu diantar oleh empat rekannya. Mereka mengantar dengan kondisi sudah terluka dan tak sadarkan diri. Sebelum diantarkan dalam keadaan luka, Wildan dijemput oleh keempat orang itu pada Sabtu 19 November 2016 malam.
"Saya enggak kenal mereka, mereka tiba-tiba datang membawa Wildan, lalu pulang," tutur Udin kepada KORAN SINDO di RS Pelni, Petamburan, Palmerah, Jakarta Barat, Senin (21/11/2016) pagi tadi.
Dalam kondisi panik, Udin tak bisa berbuat banyak. Ia baru mengantar jenazah Wildan begitu pemilik konveksi, Cahyono (52), datang. Cahyono kemudian meminta untuk membawanya ke RS Pelni. Dokter menyatakan, Wildan tewas sejak Sabtu 20 November 2016 malam.
"Ia biasa minta izin keluar pada Sabtu sore dan balik Minggu sore," tutur Cahyono, sembari mengatakan Wildan sudah bekerja hampir setahun.
Kapolsek Palmerah, Kompol Amunanto mengatakan, masih menyelidiki kasus ini, polisi baru mendapatkan laporan dugaan pembunuhan ini pada Senin (21/11/2016) dini hari dari pihak RS Pelni.
Untuk menyelesaikan kasus itu, unit Reskrim sudah meminta keterangan sejumlah saksi di antaranya dokter, Udin, dan Cahyono. Saat ini empat orang pengantar jenazah wildan tengah diburu polisi. "Dari keempat itu, bisa terungkap penyebab dan motif Wildan tewas," tambahnya.
(ysw)