Bangga Jadi Tersangka, Sikap Ahok Bisa Jadi Bumerang
A
A
A
JAKARTA - Komentar Gubernur non aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang bangga setelah ditetapkan jadi tersangka justru dianggap seperti menantang. Gaya komunikasi seperti ini akan menjadi bumerang bagi Ahok jika tidak segera diperbaiki.
Pengamat Politik Universitas Indonesia, Alfan Alfian menyarankan Ahok untuk mengubah sikapnya, terlebih cara berbicara kepada masyarakat baik di hadapan kamera maupun tidak. (Baca: Jadi Tersangka, Ahok Banga dan Merasa Top)
"Saya kira pak Ahok perlu mengubah sikap dan gaya komunikasi yang lebih tidak memunculkan kontroversi baru. Sebab apabila yang menonjol itu sikap komunikasi yang seperti itu bakal ada kontroversi," kata Alfan di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (19/11/2016).
Hal itu dilontarkan Alfan karena bila Ahok buat kontrovesi terus-menurus akibatnya nanti justru malah menimbulkan bumerang untuk dirinya sendiri. Salah satunya banyak warga menolak kehadiran Ahok untuk berkampanye. (Baca juga: Resmi, Ahok Tersangka Penistaan Agama)
"Kalau dia (Ahok) banyak komentar itu justru jadi bumerang buat Ahok sendiri. Karena itu harus merubah gaya bicara jadi lebih tidak kontrovensi," terangnya.
Pengamat Politik Universitas Indonesia, Alfan Alfian menyarankan Ahok untuk mengubah sikapnya, terlebih cara berbicara kepada masyarakat baik di hadapan kamera maupun tidak. (Baca: Jadi Tersangka, Ahok Banga dan Merasa Top)
"Saya kira pak Ahok perlu mengubah sikap dan gaya komunikasi yang lebih tidak memunculkan kontroversi baru. Sebab apabila yang menonjol itu sikap komunikasi yang seperti itu bakal ada kontroversi," kata Alfan di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (19/11/2016).
Hal itu dilontarkan Alfan karena bila Ahok buat kontrovesi terus-menurus akibatnya nanti justru malah menimbulkan bumerang untuk dirinya sendiri. Salah satunya banyak warga menolak kehadiran Ahok untuk berkampanye. (Baca juga: Resmi, Ahok Tersangka Penistaan Agama)
"Kalau dia (Ahok) banyak komentar itu justru jadi bumerang buat Ahok sendiri. Karena itu harus merubah gaya bicara jadi lebih tidak kontrovensi," terangnya.
(ysw)