Survei LSI, Kasus Penistaan Agama Bikin Pemilih Ahok 'Lari'
A
A
A
JAKARTA - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyampaikan jumlah pemilih yang belum menentukan pilihan (swing voters) untuk Pilkada DKI 2017 mendatang terus meningkat. Sebagian besar swing voters ini adalah pemilih Ahok yang terpengaruh dengan kasus penistaan agama.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan LSI dari sejak 31 Oktober-5 November 2016, sebanyak 34,5 persen pemilih belum menentukan siapa pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang akan mereka pilih.
Peneliti Senior LSI Adjie Alfaraby menyampaikan, meningkatnya angka swing voters cenderung dipengaruhi oleh larinya pendukung Ahok-Djarot akibat kasus dugaan penistaan agama. Ini terkait dengan video pidato Ahok yang mengutip surat Al Maidah ayat 51 di Kepulauan Seribu beberapa waktu lalu.
"Kalau kita lihat trennya, ternyata lari ke swing voters atau mereka yang belum menentukan pilihan. Jadi, yang sebelumnya memilih Ahok, saat ini cenderung berdiam diri dan masih melihat-lihat atau mempertimbangkan siapa yang akan dipilih," kata Adjie di Kantor LSI, Jakarta Timur, Kamis (10/11/2016).
Adjie menambahkan, ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi suara swing voters, di antaranya ialah faktor rasional, faktor sosiologis, dan faktor primordial.
"Artinya, mereka tidak terlalu emosional, mereka akan melihat dua hal, pertama personality, sejauh mana tiga kandidat ini yang lebih meyakinkan dari sisi leadership, yang lebih merakyat, lebih jujur," jelasnya.
Ia melanjutkan, faktor lainnya, yakni faktor sosiologis yaitu seberapa kuat para kandidat meyakinkan publik bahwa mereka lebih mampu dan lebih baik ketika memimpin DKI Jakarta.
"Lalu untuk faktor primordial itu, suara swing voters dipengaruhi oleh hal-hal seperti kesamaan etnis atau suku, tradisi atau adat-istiadat, dan kepercayaan," tutupnya.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan LSI dari sejak 31 Oktober-5 November 2016, sebanyak 34,5 persen pemilih belum menentukan siapa pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang akan mereka pilih.
Peneliti Senior LSI Adjie Alfaraby menyampaikan, meningkatnya angka swing voters cenderung dipengaruhi oleh larinya pendukung Ahok-Djarot akibat kasus dugaan penistaan agama. Ini terkait dengan video pidato Ahok yang mengutip surat Al Maidah ayat 51 di Kepulauan Seribu beberapa waktu lalu.
"Kalau kita lihat trennya, ternyata lari ke swing voters atau mereka yang belum menentukan pilihan. Jadi, yang sebelumnya memilih Ahok, saat ini cenderung berdiam diri dan masih melihat-lihat atau mempertimbangkan siapa yang akan dipilih," kata Adjie di Kantor LSI, Jakarta Timur, Kamis (10/11/2016).
Adjie menambahkan, ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi suara swing voters, di antaranya ialah faktor rasional, faktor sosiologis, dan faktor primordial.
"Artinya, mereka tidak terlalu emosional, mereka akan melihat dua hal, pertama personality, sejauh mana tiga kandidat ini yang lebih meyakinkan dari sisi leadership, yang lebih merakyat, lebih jujur," jelasnya.
Ia melanjutkan, faktor lainnya, yakni faktor sosiologis yaitu seberapa kuat para kandidat meyakinkan publik bahwa mereka lebih mampu dan lebih baik ketika memimpin DKI Jakarta.
"Lalu untuk faktor primordial itu, suara swing voters dipengaruhi oleh hal-hal seperti kesamaan etnis atau suku, tradisi atau adat-istiadat, dan kepercayaan," tutupnya.
(ysw)