Tangkap Aktivis HMI, Perlihatkan Sikap Polisi Bergaya Orde Baru
A
A
A
JAKARTA - Penangkapan sejumlah aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang dilakukan Polda Metro Jaya memperlihatkan sikap kepolisian bergaya Orde Baru yang memberangus kebebasan.
"Sikap represif aparat ini cukup disayangkan di tengah demokrasi kita yang mulai tumbuh mekar," ungkap pengamat politik dari UIN Jakarta, Adi Prayitno, Selasa (8/11/2016).
Menurut Adi, praktik main tangkap adalah tindakan kesewenang-wenangan."Kalau seperti ini, sikap aparat polisi kembali bergaya Orde Baru yang memberangus kebebasan. Ini adalah langkah mundur demokrasi kita," tegasnya.
Adi menuturkan, pemerintah dan polisi tidak perlu khawatir berlebihan. Para aktivis sudah mulai dewasa dalam cara menyampaikan aspirasi.
Terbukti aksi 4 November secara keseluruhan berlangsung damai. Meski ada sedikit kericuhan itu hanyalah riak riak kecil yang menjadi bagian dinamika lapangan.
"Jadi tidak perlu lebay dan dibesar-besarkan," ucapnya. Adi berpandangan, kalaupun ada tindakan melanggar hukum yang dilakukan para aktivis, prosesnya bisa lebih soft sesuai prosedur hukum yang berlaku.
Dia menyayangkan tindakan main tangkap tanpa proses sebelumnya. "Aktivis itu bukan teroris. Tak pantas diperlakukan kasar oleh aparat," katanya. Kondisi ini membuat publik berasumsi bahwa polisi memang sulit untuk mereformasi diri.
Sebab, kekerasan masih menjadi senjata utama menghadapi kelompok aktivis kritis. "Hal ini sangat disayangkan dan tidak sepatutnya terjadi," ucapnya.
"Sikap represif aparat ini cukup disayangkan di tengah demokrasi kita yang mulai tumbuh mekar," ungkap pengamat politik dari UIN Jakarta, Adi Prayitno, Selasa (8/11/2016).
Menurut Adi, praktik main tangkap adalah tindakan kesewenang-wenangan."Kalau seperti ini, sikap aparat polisi kembali bergaya Orde Baru yang memberangus kebebasan. Ini adalah langkah mundur demokrasi kita," tegasnya.
Adi menuturkan, pemerintah dan polisi tidak perlu khawatir berlebihan. Para aktivis sudah mulai dewasa dalam cara menyampaikan aspirasi.
Terbukti aksi 4 November secara keseluruhan berlangsung damai. Meski ada sedikit kericuhan itu hanyalah riak riak kecil yang menjadi bagian dinamika lapangan.
"Jadi tidak perlu lebay dan dibesar-besarkan," ucapnya. Adi berpandangan, kalaupun ada tindakan melanggar hukum yang dilakukan para aktivis, prosesnya bisa lebih soft sesuai prosedur hukum yang berlaku.
Dia menyayangkan tindakan main tangkap tanpa proses sebelumnya. "Aktivis itu bukan teroris. Tak pantas diperlakukan kasar oleh aparat," katanya. Kondisi ini membuat publik berasumsi bahwa polisi memang sulit untuk mereformasi diri.
Sebab, kekerasan masih menjadi senjata utama menghadapi kelompok aktivis kritis. "Hal ini sangat disayangkan dan tidak sepatutnya terjadi," ucapnya.
(whb)