Polisi Dalami Siapa Komando Provokator Kader HMI

Selasa, 08 November 2016 - 16:01 WIB
Polisi Dalami Siapa...
Polisi Dalami Siapa Komando Provokator Kader HMI
A A A
JAKARTA - Polisi hingga kini masih memeriksa lima kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang diduga menjadi provokator kerusuhan demo 4 November kemarin. Saat ini, polisi tengah mencari tahu siapa komando yang menyuruh kader HMI itu menyerang polisi.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Awi Setiyono mengatakan, lima kader HMI yang menyerang petugas saat melakukan pengamanan Aksi Bela Islam II itu berinisial II (Ismail Ibrahim), mahasiswa salah satu Universitas di Jakarta yang ditangkap di rumah anggota DPD RI di Pejaten Barat. Kedua, AH (Ami Jaya Halim) warga asal Ujung Pandang yang ditangkap di Kantor HMI.

Ketiga RR (Ramadhan Reubun) warga asal Maluku Tenggara yang menjadi anggota HMI Jakarta Utara ditangkap saat sedang di tempat biliar, Jakarta Pusat. Keempat, MRB (Muhammad Rijal Berkat) warga Pademangan Barat, Jakarta Utara ditangkap di daerah Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat. Dan kelima, RM (Rahmat Muni) yang ditangkap di Jalan Anyer, Jakarta Pusat.

Dia menerangkan, polisi pun kemungkinan akan melakukan penangkapan lagi pada para pelaku provokator yang menyerang polisi saat demi 4 November berlangsung. Sebab, saat diperiksa, mereka mengaku terprovokasi menyerang polisi karena adanya perintah dari mobil komando yang menyuruh massa HMI mendorong polisi.

"Provokasinya yang melakukan siapa, tentu kita akan kontruksikan, kita akan minta pertanggung jawaban, siapa itu yang melakukan perintah komando," ujarnya pada wartawan di Polda Metro Jaya, Selasa (8/11/2016).

Awi menambahkan, adapun barang bukti dalam kasus provokasi kader HMI itu, polisi sedang mengkonstruksikannya, baik dari video dan foto-foto saat mereka melakukan kerusuhan tersebut maupun dengan data yang dimiliki polisi. Adapun aksi penyerangan itu, dilakukan menggunakan alat seperti bambu dan bebatuan.

"Kami juga sedang mencari benang merah dengan temuan di lapangan, yakni ditemukannya anak panah, bola kelereng yang dijadikan mata peluru ketapel, ujung pagar, dan paling blok bebatuan," katanya.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.0222 seconds (0.1#10.140)