Kasus Penistaan Agama, Masyarakat Diminta Berpikir Jernih
A
A
A
JAKARTA - Masyarakat diminta berpikir jernih dalam menanggapi kasus penistaan agama yang dapat memecah belah persatuan antar umat beragama. Agama Islam adalah agama yang cinta damai dan mengajak kepada perdamaian.
"Kami harapkan agar masyarakat tetap kondusif agar tidak terjadinya konflik horizontal, agar Pilgub di DKI maupun seluruh Indonesia bisa berjalan dengan lancar," kata Ketua Presidium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) Willy Prakarsa dalam rilis yang diterima SINDOnews, Kamis (27/10/2016).
Dia khawatir, kasus penistaan agama akan berujung pada gesekan yang berpotensi menimbulkan konflik hingga memecah belah rakyat Indonesia.
"Yang terpenting saat ini, adalah bagaimana kita menjaga keutuhan bangsa Indonesia. Tidak pernah ada, merubah kemungkaran dengan cara yang mungkar, tapi harus dengan cara yang ma'ruf," tuturnya.
Dia mengimbau, agar semuanya menghormati proses hukum yang tengah berjalan di kepolisian. Karena, kasus dugaan penistaan agama ini tengah ditangani oleh Bareskrim Polri.
"Kita berdoa saja, biar penguasa di Republik ini mendapatkan petunjuk dari Tuhan YME. Menasihati pihak penguasa kan ada jalurnya, bisa minta ketemuan dan audiensi, tidak perlu demo," katanya.
Meski demikian, dia memastikan, Jari 98 dalam posisi netral. Karena, kata dia, pihaknya hanya tidak ingin ada perpecahan dalam kasus ini. Maka itu, kata dia, semua calon harus siap menang dan kalah.
"Agar Jakarta sebagai Ibu kota negara tertata rapi dan masyarakatnya sejahtera. Mari warga DKI ikut berpartisipasi jaga kamtibmas sama-sama," katanya.
Sekadar diketahui, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) diduga telah melakukan penistaan agama terhadap Surat Al Maidah 51. Akibat ucapannya itu, Ahok dilaporkan oleh sejumlah ormas Islam ke Bareskrim Polri.
"Kami harapkan agar masyarakat tetap kondusif agar tidak terjadinya konflik horizontal, agar Pilgub di DKI maupun seluruh Indonesia bisa berjalan dengan lancar," kata Ketua Presidium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) Willy Prakarsa dalam rilis yang diterima SINDOnews, Kamis (27/10/2016).
Dia khawatir, kasus penistaan agama akan berujung pada gesekan yang berpotensi menimbulkan konflik hingga memecah belah rakyat Indonesia.
"Yang terpenting saat ini, adalah bagaimana kita menjaga keutuhan bangsa Indonesia. Tidak pernah ada, merubah kemungkaran dengan cara yang mungkar, tapi harus dengan cara yang ma'ruf," tuturnya.
Dia mengimbau, agar semuanya menghormati proses hukum yang tengah berjalan di kepolisian. Karena, kasus dugaan penistaan agama ini tengah ditangani oleh Bareskrim Polri.
"Kita berdoa saja, biar penguasa di Republik ini mendapatkan petunjuk dari Tuhan YME. Menasihati pihak penguasa kan ada jalurnya, bisa minta ketemuan dan audiensi, tidak perlu demo," katanya.
Meski demikian, dia memastikan, Jari 98 dalam posisi netral. Karena, kata dia, pihaknya hanya tidak ingin ada perpecahan dalam kasus ini. Maka itu, kata dia, semua calon harus siap menang dan kalah.
"Agar Jakarta sebagai Ibu kota negara tertata rapi dan masyarakatnya sejahtera. Mari warga DKI ikut berpartisipasi jaga kamtibmas sama-sama," katanya.
Sekadar diketahui, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) diduga telah melakukan penistaan agama terhadap Surat Al Maidah 51. Akibat ucapannya itu, Ahok dilaporkan oleh sejumlah ormas Islam ke Bareskrim Polri.
(mhd)