Cegah Vaksin Palsu, RS Awal Bros Lakukan Ini

Kamis, 27 Oktober 2016 - 00:04 WIB
Cegah Vaksin Palsu,...
Cegah Vaksin Palsu, RS Awal Bros Lakukan Ini
A A A
JAKARTA - Maraknya kasus peredaran vaksi palsu di sejumlah rumah sakit (RS) beberapa waktu lalu, membuat manajelan RS Awal Bros Group memperketat masuknya vaksin dari para distributor.

Corporate Director RS Awal Bros Group Dr Ferdy D Tiwow mengatakan, RS Awal Bros Group memastikan bebas dari vaksin palsu. Sebab, manajemen telah memiliki sistem seleksi yang ketat dalam mendistribusikan vaksin ke rumah sakit mereka.

Dalam mendistribusikan vaksin, banyak tahapan yang dilakukan sebelum vaksin masuk ke rumah sakit dan diberikan ke pasien. "Kami memilih distributor yang memiliki surat prinsipal dari pembuat vaksin sebagai penunjukan untuk melakukan pendistribusian," kata Ferdy kepada wartawan, Rabu, 26 Oktober 2016 kemarin.

Ferdy menyebutkan, manajemen menggunakan sistem cara distribusi obat benar (CDOB ). CDOB itu sistem yang dipakai di Indonesia dan menjadi standar internasional dalam dunia kesehatan.

Cara pendistribusian pun, sejak dari gudang menggunakan alat transportasi yang tak sembarangan. Ketika masih di gudang, katanya, dilakukan pengecekan kembali terhadap vaksin, apakah vaksin yang dari pembuat ini palsu atau bukan.

Sebab, bukan tak mungkin adanya oknum yang memasukan vaksin palsu itu. Selama digudang, pengaturan suhu untuk menjaga kondisi obat pun diperhatikan secara serius. Suhu harus berada di antara 2-12 derajat celsius.

Pasalnya, bila lebih atau kurang dari angka itu, maka vaksin akan rusak dan konsumen dirugikan. Dalam pengendalian mutu, sambung Ferdy, mesti ada apoteker juga guna menjamin vaksin itu layak digunakan.

Itu semua telah diterapkan di RS Awal Bros dan tidak ditemukan adanya vaksin palsu selama ini. "Pemeriksaan kemasan itu juga kami perhatikan, apakah rusak, palsu itu cetakan huruf beda, color codes juga harus ada harus dikasih ke kita, termasuk hologram. Sehingga bila datang ke kita dan tidak memenuhi syarat, maka distributor akan di-blacklist bahkan bisa dilaporkan apabila palsu," katanya.

"Kita berlakukan itu, seleksi ketat juga, sehingga memberikan kenyamanan pada pasien kita," paparnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0914 seconds (0.1#10.140)