Penembakan Tri Wibowo Diduga Konflik karena Geng Motor
A
A
A
BEKASI - Polres Metro Bekasi Kota menduga kasus penembakan yang menewaskan Tri Wibowo (20) di Jalan Raya Kodau depan Gang H Puro, Jatiasih, Kota Bekasi, berlatarbelakang dendam antargeng motor.
Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota Kompol Rajiman mengatakan, dari hasil penyelidikan terungkap Tri Wibowo berkendara bukan membeli makanan, tapi hendak menyasar geng motor yang sebelumnya menyerang kelompoknya. Dalam penyerangan sebelumnya, rekan korban yakni, Paul Martin Manurung (19) mengalami luka tembak di leher.
Saat ini Paul Martin Manurung masih menjalani perawatan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Rajiman menjelaskan, Tri dibonceng oleh Jatmiko (15) yang menderita luka. Mereka berkeliling secara berkelompok mengendarai sepeda motor untuk mencari pelaku penembakan terhadap Paul.
"Berdasar hasil olah TKP dan pemeriksaan saksi-saksi diduga kuat penembakan terhadap Tri berlatarbelakang permasalahan geng motor," kata Rajiman kepada wartawan, Senin (10/10/2016).
Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Umar Surya Fana menambahkan, kelompok korban tidak melihat pelaku penembakan itu. Namun, mereka sempat mendengar bunyi tembakan sebanyak satu kali yang belakangan diketahui pelurunya menyangkut di leher Paul.
”Keterangan saksi, mereka tidak melihat geng motor atau pelaku penembakan di lokasi,” tambahnya. Tidak terima temannya ditembak, Tri Wibowo bersama rekan-rekannya lalu menyisir Jalan Raya Kodau yang mengarah ke wilayah Jatiasih.
Saat itu Tri bersama kelompoknya langsung menyerang sekelompok pemuda yang sedang berkumpul di depan Gang H. Puro RT 05/03, Jatimekar, Jatiasih. Rupanya niat Tribowo untuk menyerang geng motor itu malah berbuah pahit.
Dia justru lebih dulu dipepet dan ditembak peluru gotri pelaku ke arah kepala dan badannya. Tri tersungkur tewas di lokasi.
”Kemungkinan senjata airsoft gun-nya sudah dimasukkan gas, karena peluru gotri yang ditembakan bersarang di kepala dan tubuh korban,” katanya.
Hingga kini, kata dia, pihaknya belum menginterogasi Paul yang terkena tembakan di bagian leher. Pasalnya, kondisi Paul belum stabil sehingga bila dipaksakan diinterogasi bisa mengganggu proses pemulihan.”Semua teman korban sudah kami periksa sebagai saksi,” jelasnya.
Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota Kompol Rajiman mengatakan, dari hasil penyelidikan terungkap Tri Wibowo berkendara bukan membeli makanan, tapi hendak menyasar geng motor yang sebelumnya menyerang kelompoknya. Dalam penyerangan sebelumnya, rekan korban yakni, Paul Martin Manurung (19) mengalami luka tembak di leher.
Saat ini Paul Martin Manurung masih menjalani perawatan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Rajiman menjelaskan, Tri dibonceng oleh Jatmiko (15) yang menderita luka. Mereka berkeliling secara berkelompok mengendarai sepeda motor untuk mencari pelaku penembakan terhadap Paul.
"Berdasar hasil olah TKP dan pemeriksaan saksi-saksi diduga kuat penembakan terhadap Tri berlatarbelakang permasalahan geng motor," kata Rajiman kepada wartawan, Senin (10/10/2016).
Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Umar Surya Fana menambahkan, kelompok korban tidak melihat pelaku penembakan itu. Namun, mereka sempat mendengar bunyi tembakan sebanyak satu kali yang belakangan diketahui pelurunya menyangkut di leher Paul.
”Keterangan saksi, mereka tidak melihat geng motor atau pelaku penembakan di lokasi,” tambahnya. Tidak terima temannya ditembak, Tri Wibowo bersama rekan-rekannya lalu menyisir Jalan Raya Kodau yang mengarah ke wilayah Jatiasih.
Saat itu Tri bersama kelompoknya langsung menyerang sekelompok pemuda yang sedang berkumpul di depan Gang H. Puro RT 05/03, Jatimekar, Jatiasih. Rupanya niat Tribowo untuk menyerang geng motor itu malah berbuah pahit.
Dia justru lebih dulu dipepet dan ditembak peluru gotri pelaku ke arah kepala dan badannya. Tri tersungkur tewas di lokasi.
”Kemungkinan senjata airsoft gun-nya sudah dimasukkan gas, karena peluru gotri yang ditembakan bersarang di kepala dan tubuh korban,” katanya.
Hingga kini, kata dia, pihaknya belum menginterogasi Paul yang terkena tembakan di bagian leher. Pasalnya, kondisi Paul belum stabil sehingga bila dipaksakan diinterogasi bisa mengganggu proses pemulihan.”Semua teman korban sudah kami periksa sebagai saksi,” jelasnya.
(whb)