Lagi, Pekerja Proyek Jembatan Tewas Tenggelam
A
A
A
JAKARTA - Seorang kuli bangunan Sudiran (44) tewas tenggelam saat membangun jembatan penghubung di kawasan Kali Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Jenazahnya baru ditemukan setelah seharian penuh disisir oleh tim Basarnas dan Sudin Penanggulangan Bencana dan Kebakaran Jakarta Utara.
Saat ditemukan petugas, jenazah Sudiran telah penuh dengan air mengenakan kaus dan celana hitam. Kasubbag Humas Polres Jakarta Utara Kompol Sungkono mengatakan, kuat dugaan, Sudiran tewas usai mengindahkan pemakaian pelampung saat bekerja.
Padahal, di tempat bekerja itu arus bawah sungai cukup deras, sementara korban tak menggunakan pengaman apapun seperti tali maupun pelampung.
Sebelumnya, korban tewas tenggelam juga terjadi di kawasan Kali Grogol, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, pada Jumat, 30 September 2016 lalu. Seorang pekerja Sudin Kebersihan Usman Maulan (35) tewas tenggelam ketika terperosok ke kali saat membersihakan sampah di kawasan itu. Jenazahnya ditemukan selang beberapa jam setelah petugas melakukan penyisiran.
Meski demikian, Sungkono mengatakan penyidik masih mendalami kasus itu dan penetapan tersangka belum dilakukan. Namun pemeriksaan saksi sudah dilakukan demi mencari titik terang penyebab Usman tewas. "Ada yang bilang korban mencoba menyeberang dengan berenang," ucap Sungkono.
Kasudin Penanggulangan dan Kebakaran Jakarta Utara Satriadi Billy Gunawan mengatakan, pekat dan derasnya arus bawah Kali Sunter dan deras arus bawah sungai membuat pihaknya cukup kesulitan menemukan jenazah. Beragam cara digunakan mulai dari menyisir sungai, menyelam, hingga membagi menjadi zona pencarian.
"Secara kasat mata arus atas tenang, tapi di bawah arusnya cukup deras," tuturnya sembari menjelaskan kali ini memiliki kedalaman sekitar lima meter.
Pengamat Perkotaan Nirwono Jogo mengatakan, penanggung jawab proyek lemah dalam mengawasi pekerjannya. Tanpa adanya penjagaan dan pengawasan secara menyeluruh, serta mengindahkan penggunaan alat keselamatan menyebabkan seseorang meninggal dunia.
Karena itu, Joga menyarankan kepada instansi terkait melakukan teguran tegas kepada kepala tim maupun mandor bila terlihat pekerja yang nakal. "bagaimanapun nyawa manusia tak ternilai," tutupnya.
Saat ditemukan petugas, jenazah Sudiran telah penuh dengan air mengenakan kaus dan celana hitam. Kasubbag Humas Polres Jakarta Utara Kompol Sungkono mengatakan, kuat dugaan, Sudiran tewas usai mengindahkan pemakaian pelampung saat bekerja.
Padahal, di tempat bekerja itu arus bawah sungai cukup deras, sementara korban tak menggunakan pengaman apapun seperti tali maupun pelampung.
Sebelumnya, korban tewas tenggelam juga terjadi di kawasan Kali Grogol, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, pada Jumat, 30 September 2016 lalu. Seorang pekerja Sudin Kebersihan Usman Maulan (35) tewas tenggelam ketika terperosok ke kali saat membersihakan sampah di kawasan itu. Jenazahnya ditemukan selang beberapa jam setelah petugas melakukan penyisiran.
Meski demikian, Sungkono mengatakan penyidik masih mendalami kasus itu dan penetapan tersangka belum dilakukan. Namun pemeriksaan saksi sudah dilakukan demi mencari titik terang penyebab Usman tewas. "Ada yang bilang korban mencoba menyeberang dengan berenang," ucap Sungkono.
Kasudin Penanggulangan dan Kebakaran Jakarta Utara Satriadi Billy Gunawan mengatakan, pekat dan derasnya arus bawah Kali Sunter dan deras arus bawah sungai membuat pihaknya cukup kesulitan menemukan jenazah. Beragam cara digunakan mulai dari menyisir sungai, menyelam, hingga membagi menjadi zona pencarian.
"Secara kasat mata arus atas tenang, tapi di bawah arusnya cukup deras," tuturnya sembari menjelaskan kali ini memiliki kedalaman sekitar lima meter.
Pengamat Perkotaan Nirwono Jogo mengatakan, penanggung jawab proyek lemah dalam mengawasi pekerjannya. Tanpa adanya penjagaan dan pengawasan secara menyeluruh, serta mengindahkan penggunaan alat keselamatan menyebabkan seseorang meninggal dunia.
Karena itu, Joga menyarankan kepada instansi terkait melakukan teguran tegas kepada kepala tim maupun mandor bila terlihat pekerja yang nakal. "bagaimanapun nyawa manusia tak ternilai," tutupnya.
(whb)