Ini Dua Kemungkinan Billboard Bisa Tayangkan Video Porno
A
A
A
JAKARTA - Pakar Telematika Roy Suryo menjelaskan pendapat terkait adanya video porno yang ditayangkan dan dipertontonkan di billboard di Prapanca, Jakarta Selatan hari Jumat 30 September 2016 kemarin.
"Ada dua kemungkinan ya, di Jakarta itu ada 58 titik videotron, 58 titik ada yang sifatnya stand alone, artinya dia tidak bisa dioperasikan dari luar jadi harus datang kalau mau ganti materi harus menyolok sesuatu kesitu. Ibaratnya seperti kita memasukan USB. Tapi ada juga yang bisa di remote dari luar dengan menggunakan jaringan wifi internet itu ada," ujar Roy Suryo kepada Sindonews, Sabtu (1/10/2016).
Roy mengatakan jika melihat yang terjadi kemarin, kemungkinan videotron jenis remote dari luar. "Ini berarti memang apapun yang terjadi mau di-hack, mau ada kelengahan tetap pihak outsourcer-nya harus bertanggung jawab," tegas Roy.
Jika outsourcer menyebut ini ada hacker, berarti mereka tidak bisa menjaga sistem mereka. "Karena enggak bisa dia bilang di-hack. Karena berarti sistem dia tidak aman dan itu berbahaya," katanya.
Lebih lanjut Roy meminta agar pihak penyelenggara bertanggung jawab karena konten bukan layanan publik.
"Ibaratnya nonton televisi tiba-tiba ada siaran porno terus dia bilang wah maaf kami di jammed dari luar kan enggak bisa bicara begitu. Berarti dia tidak proper dalam melindungi sistemnya," katanya.
"Ada dua kemungkinan ya, di Jakarta itu ada 58 titik videotron, 58 titik ada yang sifatnya stand alone, artinya dia tidak bisa dioperasikan dari luar jadi harus datang kalau mau ganti materi harus menyolok sesuatu kesitu. Ibaratnya seperti kita memasukan USB. Tapi ada juga yang bisa di remote dari luar dengan menggunakan jaringan wifi internet itu ada," ujar Roy Suryo kepada Sindonews, Sabtu (1/10/2016).
Roy mengatakan jika melihat yang terjadi kemarin, kemungkinan videotron jenis remote dari luar. "Ini berarti memang apapun yang terjadi mau di-hack, mau ada kelengahan tetap pihak outsourcer-nya harus bertanggung jawab," tegas Roy.
Jika outsourcer menyebut ini ada hacker, berarti mereka tidak bisa menjaga sistem mereka. "Karena enggak bisa dia bilang di-hack. Karena berarti sistem dia tidak aman dan itu berbahaya," katanya.
Lebih lanjut Roy meminta agar pihak penyelenggara bertanggung jawab karena konten bukan layanan publik.
"Ibaratnya nonton televisi tiba-tiba ada siaran porno terus dia bilang wah maaf kami di jammed dari luar kan enggak bisa bicara begitu. Berarti dia tidak proper dalam melindungi sistemnya," katanya.
(ysw)