Penculikan Modus Orang Gila Buat Warga Depok Resah
A
A
A
DEPOK - Warga Depok digemparkan kabar penculikan anak yang dilakukan seorang wanita yang mengenakan mukena pink dan pura-pura gila. Kabar tersebut pertama kali dihembuskan di jejaring sosial, dan grup WhatsApp warga.
Leni Marisa salah satu warga Vila Mutiara Cinere Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo mengaku resah dengan adanya broadcasting di grup WhatsApp tempat tinggalnya. Pasalnya kabar penculikan anak tidak hanya didapat dari grup saja, tetapi juga sosial media miliknya seperti Facebook.
Terlepas dari benar tidaknya kabar tersebut, dirinya kini lebih berhati-hati menjaga anak-anaknya. Apalagi saat siang hari yang sepi jalanan. "Buat takut memang, belum tahu kejelasannya. Ada yang bilang hoax ada yang bilang benar. Tapi, saya jadi lebih berhati-hati lagi menjaga anak," katanya, Selasa (27/9/2016).
Annisa Putri warga Pondok Sukmajaya mengatakan, sudah sejak beberapa hari lalu menerima kabar tersebut melalui BBM, WhatsApp, Facebook. "Saya tentu takut, kalau liat orang asing lebih berhati-hati dan bilang ke anak supaya tidak mudah percaya sama orang yang baru dikenal," ucapnya.
Sementara itu pihak kepolisian mengatakam jika pesan viral berantai di media sosial yang menyebutkan adanya jaringan penculikan di Depok berkedok mukena pink itu bukanlah kasus penculikan.
Kasat Reskrim Polresta Depok Kompol Teguh Nugroho mengatakan, untuk kasus yang di Kampung Benda, Cipayung bukanlah penculikan. Wanita yang disebut-sebut sebagai penculik itu sebenarnya ingin mencari orangtuanya di Depok dari rumahnya di Jakarta Timur.
Dari rumahnya dia naik ojek menuju Depok. Kemudian sampai di Depok, dia harus membayar Rp80.000. Namun wanita itu hanya punya uang Rp50.000. Kemudian tukang ojek berusaha mengambil ponsel wanita itu. "Dia nggak mau hapenya diambil lalu lari," katanya.
Karena lari, tukang ojek meneriaki wanita itu sebagai maling. Panik diteriaki maling, wanita itu pun bersembunyi dan memakai mukena. "Harapannya supaya tidak dikenali oleh tukang ojek. Tapi tukang ojeknya masih kenal dan teriak maling lagi," tandasnya.
Kemudian wanita itu pun dibawa oleh petugas. Setelah dikonfirmasi petugas ternyata dia bukanlah penculik. Namun fotonya saat ini sudah viral di sosial media. "Kami masih telusuri hal ini. Kami ingin tahu siapa yang pertama kali menyebar," ujarnya.
Polisi masih belum mendapati identitas orang yang pertama kali mengunggah di sosmed. Saat ini pihaknya masih terus menelusuri. "Kami sedang lacak. Nanti akan diinfokan lebih lanjut," pungkasnya.
Leni Marisa salah satu warga Vila Mutiara Cinere Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo mengaku resah dengan adanya broadcasting di grup WhatsApp tempat tinggalnya. Pasalnya kabar penculikan anak tidak hanya didapat dari grup saja, tetapi juga sosial media miliknya seperti Facebook.
Terlepas dari benar tidaknya kabar tersebut, dirinya kini lebih berhati-hati menjaga anak-anaknya. Apalagi saat siang hari yang sepi jalanan. "Buat takut memang, belum tahu kejelasannya. Ada yang bilang hoax ada yang bilang benar. Tapi, saya jadi lebih berhati-hati lagi menjaga anak," katanya, Selasa (27/9/2016).
Annisa Putri warga Pondok Sukmajaya mengatakan, sudah sejak beberapa hari lalu menerima kabar tersebut melalui BBM, WhatsApp, Facebook. "Saya tentu takut, kalau liat orang asing lebih berhati-hati dan bilang ke anak supaya tidak mudah percaya sama orang yang baru dikenal," ucapnya.
Sementara itu pihak kepolisian mengatakam jika pesan viral berantai di media sosial yang menyebutkan adanya jaringan penculikan di Depok berkedok mukena pink itu bukanlah kasus penculikan.
Kasat Reskrim Polresta Depok Kompol Teguh Nugroho mengatakan, untuk kasus yang di Kampung Benda, Cipayung bukanlah penculikan. Wanita yang disebut-sebut sebagai penculik itu sebenarnya ingin mencari orangtuanya di Depok dari rumahnya di Jakarta Timur.
Dari rumahnya dia naik ojek menuju Depok. Kemudian sampai di Depok, dia harus membayar Rp80.000. Namun wanita itu hanya punya uang Rp50.000. Kemudian tukang ojek berusaha mengambil ponsel wanita itu. "Dia nggak mau hapenya diambil lalu lari," katanya.
Karena lari, tukang ojek meneriaki wanita itu sebagai maling. Panik diteriaki maling, wanita itu pun bersembunyi dan memakai mukena. "Harapannya supaya tidak dikenali oleh tukang ojek. Tapi tukang ojeknya masih kenal dan teriak maling lagi," tandasnya.
Kemudian wanita itu pun dibawa oleh petugas. Setelah dikonfirmasi petugas ternyata dia bukanlah penculik. Namun fotonya saat ini sudah viral di sosial media. "Kami masih telusuri hal ini. Kami ingin tahu siapa yang pertama kali menyebar," ujarnya.
Polisi masih belum mendapati identitas orang yang pertama kali mengunggah di sosmed. Saat ini pihaknya masih terus menelusuri. "Kami sedang lacak. Nanti akan diinfokan lebih lanjut," pungkasnya.
(ysw)