Uang Gaji Guru di Bogor Digondol Rampok Modus Kempis Ban
A
A
A
JAKARTA - Seorang guru asal Perumahan Bukit, Kelurahan Kayumanis, Tanah Sareal, Kota Bogor jadi korban perampokan di Jalan Raya Kebon Pedes Pacilong, Kelurahan Kebon Pedes, Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat. Akibatnya, korban bernama Sopiah (46), harus terpaksa kehilangan uangnya sekitar puluhan juta rupiah.
Berdasarkan informasi, Sopiah bersama Andi Slamet Thamrin (50), suaminya usai mengambil uang Rp92 juta di Bank Tabungan Negara (BTN) Jalan Pengadilan, Bogor Tengah, Kota Bogor.
Saat perjalanan pulang tepatnya di depan Gojer Kebon Pedes, mobil Daihatsu Xenia F 2460 CW yang ditumpangi korban terasa kempis. Namun korban terus memaksakan untuk melanjutkan perjalanan. Sekitar 500 meter ban mobilnya sudah kempes total dan tak nyaman untuk melanjutkan perjalanan.
"Saya berhenti di depan kios Foto Copy Xerok Jalan Kebon Pedes Pacilong, tapi tidak ada tukang tambal ban. Saat itu juga ban saya buka sendiri untuk dibawa ke tukang tambal ban, sedangkan istri saya masih di dalam mobil menunggu," ujar Andi di Mapolsek Tanah Sareal, Jumat 23 September 2016.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, saat ditinggalkan ke tukang tambal ban, istrinya didatangi empat pria tak dikenal menggunakan sepeda motor. Bahkan satu di antara pelaku menodongkan pistol ke arah kepala istrinya memaksa untuk menyerahkan uang tunai yang baru diambil dari bank.
"Sebelum diserahkan, satu pelaku sempat memukul kepala istri saya. Kemudian satu di antaranya menjambret tas berisi uang. Saat itu juga para pelaku kabur dan naik dua sepeda motor yang dikendarainya," tuturnya.
Mengetahui istrinya telah jadi korban perampokan, keduanya langsung mendatangi Mapolsek Tanah Sareal. Dihadapan petugas, pasutri itu mengaku telah menjadi korban perampokan dengan kerugian Rp92 juta yang merupakan gaji guru.
Kapolsek Tanah Sareal Kompol Agus Widodo mengakui telah menerima laporan kasus perampokan yang menimpa guru salah satu sekolah di Kota Bogor.
"Saat ini masih kami dalami dengan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan mengumpulkan sejumlah barang bukti. Saksi korban sudah kami mintai keterangan," ujarnya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, berdasarkan hasil olah TKP dan keterangan saksi bahwa para pelaku berjumlah enam orang. "Diduga para pelaku ini spesialis pencurian pemberatan dengan modus kempis ban," katanya.
Berdasarkan informasi, Sopiah bersama Andi Slamet Thamrin (50), suaminya usai mengambil uang Rp92 juta di Bank Tabungan Negara (BTN) Jalan Pengadilan, Bogor Tengah, Kota Bogor.
Saat perjalanan pulang tepatnya di depan Gojer Kebon Pedes, mobil Daihatsu Xenia F 2460 CW yang ditumpangi korban terasa kempis. Namun korban terus memaksakan untuk melanjutkan perjalanan. Sekitar 500 meter ban mobilnya sudah kempes total dan tak nyaman untuk melanjutkan perjalanan.
"Saya berhenti di depan kios Foto Copy Xerok Jalan Kebon Pedes Pacilong, tapi tidak ada tukang tambal ban. Saat itu juga ban saya buka sendiri untuk dibawa ke tukang tambal ban, sedangkan istri saya masih di dalam mobil menunggu," ujar Andi di Mapolsek Tanah Sareal, Jumat 23 September 2016.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, saat ditinggalkan ke tukang tambal ban, istrinya didatangi empat pria tak dikenal menggunakan sepeda motor. Bahkan satu di antara pelaku menodongkan pistol ke arah kepala istrinya memaksa untuk menyerahkan uang tunai yang baru diambil dari bank.
"Sebelum diserahkan, satu pelaku sempat memukul kepala istri saya. Kemudian satu di antaranya menjambret tas berisi uang. Saat itu juga para pelaku kabur dan naik dua sepeda motor yang dikendarainya," tuturnya.
Mengetahui istrinya telah jadi korban perampokan, keduanya langsung mendatangi Mapolsek Tanah Sareal. Dihadapan petugas, pasutri itu mengaku telah menjadi korban perampokan dengan kerugian Rp92 juta yang merupakan gaji guru.
Kapolsek Tanah Sareal Kompol Agus Widodo mengakui telah menerima laporan kasus perampokan yang menimpa guru salah satu sekolah di Kota Bogor.
"Saat ini masih kami dalami dengan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan mengumpulkan sejumlah barang bukti. Saksi korban sudah kami mintai keterangan," ujarnya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, berdasarkan hasil olah TKP dan keterangan saksi bahwa para pelaku berjumlah enam orang. "Diduga para pelaku ini spesialis pencurian pemberatan dengan modus kempis ban," katanya.
(mhd)