Saksi Ahli Jessica Ragukan Metode Ahli Jaksa
A
A
A
JAKARTA - Ahli digital forensik Rismon Hasiholan Sianipar ragu terhadap metode yang digunakan ahli digital forensik dari Polri AKBP Muhammad Nuh. Ada beberapa gambar CCTV yang dianggap tidak tepat untuk diuat kesimpulan oleh saksi dari Jaksa Penuntut Umum (JPU).
"Seharusnya, ahli tidak hanya mengubah level filter gama lalu bercerita dan menyimpulkan ada gerakan seperti menaruh sesuatu. Hal itu tidak ilmiah dan bersifat subjektif, serta tidak biasa dilakukan oleh ahli digital forensik pada umumnya," kata Rismon di PN Jakpus, Kamis (15/9/2016).
Mestinya, lanjut Rismon, seorang ahli digital forensik harus menganalisa dengan menggunakan berbagai macam metode. "Untuk pengenalan objek, bisa juga menggunakan metode atau teknik pencocokkan deteksi tepi," lanjutnya.
Jadi, lanjut Rismon, sebaiknya dibuat dulu model, dibuat tepi-tepinya, dicarikan pada frame yang diduga ada tindakan mencurigakan. Bukan sekonyong-konyong menyimpulkan melalui pengamatan visual.
"Jangan hanya mengandalkan tools, tetapi analisa lebih jauh itu yang dibutuhkan," tutur Rismon.
Atas dasar pemikiran tersebut, dosen di Universitas Mataram itu menilai metode pemeriksaan digital forensik yang dilakukan Nuh tidak dapat diterima. Sehingga, dia meragukan hasil analisa Nuh yang disampaikan dalam sidang Jessica yang sebelum-sebelumnya.
"Ada juga indikasi manipulasi dan pengeditan manual yang dilihat dari frame gambar rekaman tersebut," tuturnya.
"Seharusnya, ahli tidak hanya mengubah level filter gama lalu bercerita dan menyimpulkan ada gerakan seperti menaruh sesuatu. Hal itu tidak ilmiah dan bersifat subjektif, serta tidak biasa dilakukan oleh ahli digital forensik pada umumnya," kata Rismon di PN Jakpus, Kamis (15/9/2016).
Mestinya, lanjut Rismon, seorang ahli digital forensik harus menganalisa dengan menggunakan berbagai macam metode. "Untuk pengenalan objek, bisa juga menggunakan metode atau teknik pencocokkan deteksi tepi," lanjutnya.
Jadi, lanjut Rismon, sebaiknya dibuat dulu model, dibuat tepi-tepinya, dicarikan pada frame yang diduga ada tindakan mencurigakan. Bukan sekonyong-konyong menyimpulkan melalui pengamatan visual.
"Jangan hanya mengandalkan tools, tetapi analisa lebih jauh itu yang dibutuhkan," tutur Rismon.
Atas dasar pemikiran tersebut, dosen di Universitas Mataram itu menilai metode pemeriksaan digital forensik yang dilakukan Nuh tidak dapat diterima. Sehingga, dia meragukan hasil analisa Nuh yang disampaikan dalam sidang Jessica yang sebelum-sebelumnya.
"Ada juga indikasi manipulasi dan pengeditan manual yang dilihat dari frame gambar rekaman tersebut," tuturnya.
(ysw)