Sampel Lambung Cukup Buktikan Kandungan Sianida di Tubuh Mirna
A
A
A
JAKARTA - Dalam kesaksiannya, dokter forensik RSCM, dr Budi Sampurna menerangkan kalau sampel lambung yang diautopsi sudah menunjukan kalau ada kandungan racun sianida di tubuh Wayan Mirna Salihin.
Dijelaskannya, terlambatnya dilakukan autopsi karena penolakan dari keluarga korban membuat kondisi mayat Mirna sudah terpapar formalin.
"Sekalipun hanya mengambil sample dari luar, namun racun sianidanya sudah ditemukan," ungkap Dokter Forensik RSCM, dokterr Budi Sampurna saat memberikan kesaksian di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (31/8/2016).
Termasuk soal pengambilan sampel dalam lambung jenazah Mirna, Budi menegaskan ini dilakukan lantaran dari sejumlah organ tubuh yang tercampur formalin.
Karena sifatnya yang mengawetkan sehingga memudahkan zat formalin masuk ke arteri lalu menyebar ke seluruh tubuh. Kondisi ini membuat beberapa bagian tubuh menjadi tidak steril dan rusak.
Meski demikian, tak semua jaringan rusak, hanya lambung yang dinilai paling aman. Terlebih di lambung juga tak terlalu berdampak oleh sianida. Karena itu, tak aneh saat di autopsi ditemukan 0,2 miligram sianida di dalamnya.
Meski demikian, Budi berasumsi, jumlah sianida yang tercampur dalam tubuh mirna cukup besar dan telah menghilang setelah menguap dan proses pencernaan tubuh.
Ditambah dengan beberapa bukti diantarnya gejala keracunan, Budi semakin yakin Mirna tewas karena sianida. "Gejala yang terjadi sesuai dengan cara kerja racun," tegasnya.
Dijelaskannya, terlambatnya dilakukan autopsi karena penolakan dari keluarga korban membuat kondisi mayat Mirna sudah terpapar formalin.
"Sekalipun hanya mengambil sample dari luar, namun racun sianidanya sudah ditemukan," ungkap Dokter Forensik RSCM, dokterr Budi Sampurna saat memberikan kesaksian di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (31/8/2016).
Termasuk soal pengambilan sampel dalam lambung jenazah Mirna, Budi menegaskan ini dilakukan lantaran dari sejumlah organ tubuh yang tercampur formalin.
Karena sifatnya yang mengawetkan sehingga memudahkan zat formalin masuk ke arteri lalu menyebar ke seluruh tubuh. Kondisi ini membuat beberapa bagian tubuh menjadi tidak steril dan rusak.
Meski demikian, tak semua jaringan rusak, hanya lambung yang dinilai paling aman. Terlebih di lambung juga tak terlalu berdampak oleh sianida. Karena itu, tak aneh saat di autopsi ditemukan 0,2 miligram sianida di dalamnya.
Meski demikian, Budi berasumsi, jumlah sianida yang tercampur dalam tubuh mirna cukup besar dan telah menghilang setelah menguap dan proses pencernaan tubuh.
Ditambah dengan beberapa bukti diantarnya gejala keracunan, Budi semakin yakin Mirna tewas karena sianida. "Gejala yang terjadi sesuai dengan cara kerja racun," tegasnya.
(ysw)