Banjir di Kemang Bukti Jakarta Belum Lepas dari Banjir
A
A
A
JAKARTA - Pengamat Perkotaan Nirwono Joga menilai, banjir yang terjadi di kawasan Kemang kemarin bukanlah banjir kiriman seperti yang biasa disalahkan oleh Pemprov DKI. Kejadian tersebut lebih pada bukti nyata kalau Jakarta belum lepas dari masalah banjir.
Joga menerangkan, Pemprov DKI pun harus melakukan revitalisasi waduk dan situ. Di Jakarta, dari 44 waduk dan 14 situ, Pemprov DKI baru melakukan revitalisasi hanya pada waduk Pluit dan Ria Rio saja, itu pun masih mangkrak dan setengah jalan.
Di Waduk Pluit saja, Pemprov DKI belum mampu merelokasi tujuh ribuan KK sehingga bagian barat waduk pun terselesaikan. "Waduk Ria Rio pun berhenti, dari 25 hektare kemarin, baru 1,5 hektare yang dibenahi. Jadi belum banyak perubahan," jelasnya ketika dihubungi Sindonews, Senin (29/8/2016).
Ketiga, papar Joga, Pemprov DKI pun harus menata saluran-saluran air yang ada di Jakarta ini, khususnya di Kemang, Jakarta Selatan. Saluran air di Jakarta ini hanya 33 persennya saja yang berfungsi secara normal. Maka itu, dia pun tak heran jika di kawasan Jakarta Selatan itu kerap diserbu banjir.
"Di Antasari saja, bawahnya itu kan sebagiannya tak ada saluran air, jadi tak heran hujan sebentar air menggenangi jalanan. Memang saluran air secara efektif tak cukup," imbuhnya.
Selanjutnya,, ungkap Joga, Pemprov DKI belum mampu membuat daerah resapan air di Jakarta ini. Di Kemang saja, kawasan yang dahulunya menjadi pemukiman penduduk dan kawasan pengembangan resapan air justru dijadikan sebagai tempat komersil.
"Hampir 70 persen tata ruang di kawasan Kemang itu beralih fungsi sebagaimana mestinya. Makanya, tak heran airnya tak bisa kemana-mana kan kemarin," bebernya.
"Di Kemang itu tak ada hubungannya dengan banjir kiriman dari Bogor, murni hujan lokal. Tapi kawasan kita ini tak sanggup menghadapi air hujannya," cetusnya.
Joga pun menambahkan, berdasarkan pengamatannya, program Ahok untuk mengatasi banjir itu belum banyak membawa perubahan untuk kota Jakarta ini. Banyak PR yang harus diselesaikan Ahok untuk membebaskan Jakarta dari persoalan banjir.
"Jadi program Ahok belum banyak perubahan. Banyak PR yang harus diselesaikan tadi. Soal waduk itu. Soal sungai, lalu saluran air tak optimal, daerah resapan air, jadi itu semua PR yang masih banyak harus diselesaikan," tutupnya.
Joga menerangkan, Pemprov DKI pun harus melakukan revitalisasi waduk dan situ. Di Jakarta, dari 44 waduk dan 14 situ, Pemprov DKI baru melakukan revitalisasi hanya pada waduk Pluit dan Ria Rio saja, itu pun masih mangkrak dan setengah jalan.
Di Waduk Pluit saja, Pemprov DKI belum mampu merelokasi tujuh ribuan KK sehingga bagian barat waduk pun terselesaikan. "Waduk Ria Rio pun berhenti, dari 25 hektare kemarin, baru 1,5 hektare yang dibenahi. Jadi belum banyak perubahan," jelasnya ketika dihubungi Sindonews, Senin (29/8/2016).
Ketiga, papar Joga, Pemprov DKI pun harus menata saluran-saluran air yang ada di Jakarta ini, khususnya di Kemang, Jakarta Selatan. Saluran air di Jakarta ini hanya 33 persennya saja yang berfungsi secara normal. Maka itu, dia pun tak heran jika di kawasan Jakarta Selatan itu kerap diserbu banjir.
"Di Antasari saja, bawahnya itu kan sebagiannya tak ada saluran air, jadi tak heran hujan sebentar air menggenangi jalanan. Memang saluran air secara efektif tak cukup," imbuhnya.
Selanjutnya,, ungkap Joga, Pemprov DKI belum mampu membuat daerah resapan air di Jakarta ini. Di Kemang saja, kawasan yang dahulunya menjadi pemukiman penduduk dan kawasan pengembangan resapan air justru dijadikan sebagai tempat komersil.
"Hampir 70 persen tata ruang di kawasan Kemang itu beralih fungsi sebagaimana mestinya. Makanya, tak heran airnya tak bisa kemana-mana kan kemarin," bebernya.
"Di Kemang itu tak ada hubungannya dengan banjir kiriman dari Bogor, murni hujan lokal. Tapi kawasan kita ini tak sanggup menghadapi air hujannya," cetusnya.
Joga pun menambahkan, berdasarkan pengamatannya, program Ahok untuk mengatasi banjir itu belum banyak membawa perubahan untuk kota Jakarta ini. Banyak PR yang harus diselesaikan Ahok untuk membebaskan Jakarta dari persoalan banjir.
"Jadi program Ahok belum banyak perubahan. Banyak PR yang harus diselesaikan tadi. Soal waduk itu. Soal sungai, lalu saluran air tak optimal, daerah resapan air, jadi itu semua PR yang masih banyak harus diselesaikan," tutupnya.
(ysw)