Rampok Karyawati Bank, Sopir Pribadi Diringkus di Banten
A
A
A
JAKARTA - Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polresta Bekasi Kota meringkus AK (38) sopir pribadi yang merampok majikanya Febria Azilda (50) di Jalan Anggrek I, Blok AM 26, Perumahan Kemang II, Rawalumbu, Kota Bekasi.
”Pelaku ditangkap saat bersembunyi di Serang, Banten setelah beberapa jam pasca perampokan itu terjadi,” ujar Kasat Reskrim Polresta Bekasi Kota, Kompol Rajiman, Minggu (28/8/2016). Menurut dia, korban masih dalam perawatan di RS Mitra Bekasi Barat.
Rajiman menjelaskan, pelaku adalah warga Kampung Ratu Agung RT 10/02 Ratu Agung, Tegal, Jawa Tengah. Saat ini, kasus perampokan ini ditangani oleh Unit II Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya. ”Sepenuhnya kasus ini ditangani Ditreskrimum Polda Metro Jaya,” katanya.
Korban Febria adalah seorang karyawati di bank swasta Jakarta ini dirampok oleh sopirnya. Saat mengantar majikan dengan menggunakan mobil Toyota Avanza B 1693 SRB, tiba-tiba pelaku AK langsung menghentikan laju kendaraannya, Jumat (26 Agustus 2016 sekitar pukul 19.30 WIB.
Padahal saat itu, kata dia, mereka hampir tiba di rumah korban. Merasa ada yang aneh, korban meminta pelaku untuk meneruskan perjalanannya. Sayangnya, permintaan korban justru diacuhkan pelaku. ”Kesal, korban meminta pelaku turun dari mobil,” ungkapnya.
Rajiman mengatakan, pelaku AK sendiri baru dipekerjakan oleh korban selama dua pekan. Saat korban meminta pelaku turun itu, karena korban ingin mengambil alih kemudi mobilnya. Nahas, saat keduanya turun pelaku lalu menghujamkan sebuah obeng ke arah dada kanan Febria.
Beruntung Febria mampu mengelak, sehingga hanya mengalami luka gores di dada. Merasa belum puas, AK mendorong Febria hingga tersungkur dan membawa kabur mobil Avanza korban. Saat ini kondisi korban telah membaik. ”Masih trauma belum bisa diperiksa,” ungkapnya.
Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Humas Polresta Bekasi Kota, Iptu Evi Fatna mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati bila ingin memperkerjakan seseorang. Apalagi pekerjaan yang ditawarkan itu selalu berurusan dengan keseharian mereka.
”Masyarakat harus selektif memilih calon sopirnya, jangan sampai kejadian ini kembali terulang,” katanya. Menurut dia, yang dipekerjakan harus orang yang sudah dikenal latarbelakangnya dengan baik, sehingga bisa meminimalkan tindak kejahatan.
”Pelaku ditangkap saat bersembunyi di Serang, Banten setelah beberapa jam pasca perampokan itu terjadi,” ujar Kasat Reskrim Polresta Bekasi Kota, Kompol Rajiman, Minggu (28/8/2016). Menurut dia, korban masih dalam perawatan di RS Mitra Bekasi Barat.
Rajiman menjelaskan, pelaku adalah warga Kampung Ratu Agung RT 10/02 Ratu Agung, Tegal, Jawa Tengah. Saat ini, kasus perampokan ini ditangani oleh Unit II Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya. ”Sepenuhnya kasus ini ditangani Ditreskrimum Polda Metro Jaya,” katanya.
Korban Febria adalah seorang karyawati di bank swasta Jakarta ini dirampok oleh sopirnya. Saat mengantar majikan dengan menggunakan mobil Toyota Avanza B 1693 SRB, tiba-tiba pelaku AK langsung menghentikan laju kendaraannya, Jumat (26 Agustus 2016 sekitar pukul 19.30 WIB.
Padahal saat itu, kata dia, mereka hampir tiba di rumah korban. Merasa ada yang aneh, korban meminta pelaku untuk meneruskan perjalanannya. Sayangnya, permintaan korban justru diacuhkan pelaku. ”Kesal, korban meminta pelaku turun dari mobil,” ungkapnya.
Rajiman mengatakan, pelaku AK sendiri baru dipekerjakan oleh korban selama dua pekan. Saat korban meminta pelaku turun itu, karena korban ingin mengambil alih kemudi mobilnya. Nahas, saat keduanya turun pelaku lalu menghujamkan sebuah obeng ke arah dada kanan Febria.
Beruntung Febria mampu mengelak, sehingga hanya mengalami luka gores di dada. Merasa belum puas, AK mendorong Febria hingga tersungkur dan membawa kabur mobil Avanza korban. Saat ini kondisi korban telah membaik. ”Masih trauma belum bisa diperiksa,” ungkapnya.
Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Humas Polresta Bekasi Kota, Iptu Evi Fatna mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati bila ingin memperkerjakan seseorang. Apalagi pekerjaan yang ditawarkan itu selalu berurusan dengan keseharian mereka.
”Masyarakat harus selektif memilih calon sopirnya, jangan sampai kejadian ini kembali terulang,” katanya. Menurut dia, yang dipekerjakan harus orang yang sudah dikenal latarbelakangnya dengan baik, sehingga bisa meminimalkan tindak kejahatan.
(ysw)