Veteran Pejuang dan Pengibar Pertama Bendera Pusaka Ini Akan Melawan Penggusuran
A
A
A
JAKARTA - Veteran bernama Letkol (Purn) Ilyas Karim menentang keras penggusuran yang akan dilakukan Pemkot Jakarta Selatan itu terhadap warga RT 09/04, Pancoran, Jakarta Selatan. Pasalnya, Pemkot Jaksel pun tak memberikan penggantian bahkan dianggap tak menghormati warga selaku pemilik negara ini.
Veteran Ilyas Karim mengatakan, dia tidak terima dengan penolakan yang akan dilakukan Pemkot Jaksel itu pada warga RT 09. Sebabnya, warga pun sudah tinggal di Jalan Rawajati Barat selama puluhan tahun. Dia pun akan mempertahankan rumahnya itu yang bakal terkena gusuran pada tanggal 1 September 2016 mendatang.
"Kami sudah lapor ke anggota DPRD DKI kalau Walikota Jakarta Selatan mau gusur kami. DPRD DKI bilang kepada Walikota memangnya kamu tak tahu yang akan digusur pejuang 1945. Ini yang berjuang untuk kemerdekaan saat ini kamu nikmatin. Tapi, kalian mau ngusir saja," ujar pria yang sudah berusia 88 tahunan itu di Jalan Rawajati Barat, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (25/8/2016).
Menurutnya, pemerintah pada zaman sekarang ini doyan menindas rakyatnya. Selain itu, banyak pula pejabat yang kerap melakukan korupsi membuat rakyat semakin sengsara. Padahal, pada masanya dahulu, dia bersama teman-temannya mati-matian berjuang membela kemerdekaan Indonesia bermodalkan bambu runcing dan golok.
"Dahulu masyarakat kompak berjuang. Kalau sekarang yang merdeka bukan rakyat, tapi pejabat. Pejabat sekarang banyak ngomong dan banyak bohong. Termasuk pemimpinnya," tuturnya.
Saat ini saja, kata pria yang lahir di Padang tanggal 31 Desember 1927 itu, untuk mendapatkan pendidikan saja dan terhindar dari kebodohan serta tak menjadi gelandangan ataupun preman jalanan, masyarakat harus merogoh kocek hingga puluhan juta.
"Biarpun sekarang banyak gedung. Masyarakat masih sengsara karena ditindas pejabatnya. Cuman satu yang bersih pejabat itu, yakni Pak Soekarno saja. Kalau sekarang pejabat rumahnya pada gedongan dan pakai mobil semua," jelasnya.
Pria yang tinggal bersama istrinya, Darnis (75) sejak tahun 2002 itu pun menceritakan pengalamannya dahulu, dia merupakan salah satu orang pengibar bendera merah putih yang pertama kalinya saat bendera itu dikibarkan di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini, Jakarta Pusat, pada 17 Agustus 1945 silam.
"Saat itu suasananya cukup tegang, apalagi sejumlah titik vital dikuasai penjajah. Ibu Fatmawati lalu menjahit benderanya. Beliau pula yang memberikan kardus berisi bendera merah putih dan harus segera dikibarkan," paparnya.
Lantas, kata Ilyas, dia bersama rekan-rekan seperjuangannya itu langsung mengibarkan bendera kebangsaan disaksikan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden pertama, M. Hatta. Setelah itu, lagu Indonesia Raya pun langsung bergemuruh di Indonesia ini.
Kini, tambah Ilyas, karena kurangnya perhatian dari pemerintah, dia selaku veteran pun tinggal di pinggiran rel kereta, Jalan Rawajati Barat, Pancoran, Jakarta Selatan bersama anak-anaknya yang membuka usaha seperti warung makan.
Meski begitu, dia tetap merasa bahagia. Maka itu, dia pun akan kembali berjuang mempertahankan rumahnya yang bakal terkena gusuran itu.
"Kami akan terus mempertahankannya bersama warga disini. Kami akan melawan, negara ini milik rakyat, merdeka pun karena rakyat. Jangan lupakan itu," tutupnya.
Veteran Ilyas Karim mengatakan, dia tidak terima dengan penolakan yang akan dilakukan Pemkot Jaksel itu pada warga RT 09. Sebabnya, warga pun sudah tinggal di Jalan Rawajati Barat selama puluhan tahun. Dia pun akan mempertahankan rumahnya itu yang bakal terkena gusuran pada tanggal 1 September 2016 mendatang.
"Kami sudah lapor ke anggota DPRD DKI kalau Walikota Jakarta Selatan mau gusur kami. DPRD DKI bilang kepada Walikota memangnya kamu tak tahu yang akan digusur pejuang 1945. Ini yang berjuang untuk kemerdekaan saat ini kamu nikmatin. Tapi, kalian mau ngusir saja," ujar pria yang sudah berusia 88 tahunan itu di Jalan Rawajati Barat, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (25/8/2016).
Menurutnya, pemerintah pada zaman sekarang ini doyan menindas rakyatnya. Selain itu, banyak pula pejabat yang kerap melakukan korupsi membuat rakyat semakin sengsara. Padahal, pada masanya dahulu, dia bersama teman-temannya mati-matian berjuang membela kemerdekaan Indonesia bermodalkan bambu runcing dan golok.
"Dahulu masyarakat kompak berjuang. Kalau sekarang yang merdeka bukan rakyat, tapi pejabat. Pejabat sekarang banyak ngomong dan banyak bohong. Termasuk pemimpinnya," tuturnya.
Saat ini saja, kata pria yang lahir di Padang tanggal 31 Desember 1927 itu, untuk mendapatkan pendidikan saja dan terhindar dari kebodohan serta tak menjadi gelandangan ataupun preman jalanan, masyarakat harus merogoh kocek hingga puluhan juta.
"Biarpun sekarang banyak gedung. Masyarakat masih sengsara karena ditindas pejabatnya. Cuman satu yang bersih pejabat itu, yakni Pak Soekarno saja. Kalau sekarang pejabat rumahnya pada gedongan dan pakai mobil semua," jelasnya.
Pria yang tinggal bersama istrinya, Darnis (75) sejak tahun 2002 itu pun menceritakan pengalamannya dahulu, dia merupakan salah satu orang pengibar bendera merah putih yang pertama kalinya saat bendera itu dikibarkan di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini, Jakarta Pusat, pada 17 Agustus 1945 silam.
"Saat itu suasananya cukup tegang, apalagi sejumlah titik vital dikuasai penjajah. Ibu Fatmawati lalu menjahit benderanya. Beliau pula yang memberikan kardus berisi bendera merah putih dan harus segera dikibarkan," paparnya.
Lantas, kata Ilyas, dia bersama rekan-rekan seperjuangannya itu langsung mengibarkan bendera kebangsaan disaksikan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden pertama, M. Hatta. Setelah itu, lagu Indonesia Raya pun langsung bergemuruh di Indonesia ini.
Kini, tambah Ilyas, karena kurangnya perhatian dari pemerintah, dia selaku veteran pun tinggal di pinggiran rel kereta, Jalan Rawajati Barat, Pancoran, Jakarta Selatan bersama anak-anaknya yang membuka usaha seperti warung makan.
Meski begitu, dia tetap merasa bahagia. Maka itu, dia pun akan kembali berjuang mempertahankan rumahnya yang bakal terkena gusuran itu.
"Kami akan terus mempertahankannya bersama warga disini. Kami akan melawan, negara ini milik rakyat, merdeka pun karena rakyat. Jangan lupakan itu," tutupnya.
(ysw)