MNC Group Dukung KLHK Bersihkan dan Tebar Ikan di Ciliwung
A
A
A
JAKARTA - Buruknya kualitas sungai yang ada di Jakarta seringkali menimbulkan kualitas sungai hingga menyebabkan banjir. Karena itu, MNC Group mendukung pembersihan Sungai Ciliwung sepanjang tujuh kilometer di kawasan Jakarta Selatan.
Dalam kegiatan itu,Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama MNC Group serta 1.500 relawan, melakukan aksi bersih sungai, memungut sampah, membuang, menanam pohon, hingga menyebarkan bibit ikan di kawasan tersebut.
Head of CSR MNC Group, Tengku Havid mengatakan, pencemaran di Sungai Ciliwung tak lepas dari aktivitas masyarakat di pinggir kali. Kebanyakan warga, lanjutnya, seringkali membuang sampah secara sembarang, hingga menyebabkan aliran air menjadi terganggu, dan menyebabkan banjir.
Selain itu, bau busuk hingga pemandangan tak sedap sering kali terlihat dan tercium. Karena itu, penanganan sampah di lingkungan pemukiman perlu mencari solusi kongkret. Pasalnya, meski seringkali melakukan aksi pembersihan sungai, namun langkah itu tak mampu menangani masalah yang ada.
"Harus ada bagaimana sampah tersebut dapat diolah menjadi produk yang lebih produktif dan bernilai. Bahkan dapat membuka lapangan pekerjaan baru dan dapat meningkatkan perekonomian rakyat," kata Tengku di Jalan Inspeksi Ciliwung, Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (7/8/2016).
Termasuk sampah organik, Tengku menjelaskan, bisa menjadi bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan, sementara sampah non organik dapat dijadikan produk dengan kreatif yang bernilai. Melalui program CSR, MNC berkontribusi menjadi bagian dari solusi permasalahan sampah di Indonesia.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan, sebanyak 69% sungai di Indonesia tercemar, sementara untuk fungsinya hanya 29% yang menjadi sumber baku. Padahal dengan kualitas yang ada, semestinya fungsi sungai harus dilakukan.
"Makanya semenjak saya dipercaya menjabat menteri saya inginkan standard lebih tinggi lagi," katanya. Saat ini, lanjut Siti, sampah plastik masih menjadi masalah dalam pencemaran lingkungan. Untuk itu perlu perhatian sejumlah pihak demi meningkatkan kualitas sungai, karena itu pembuatan dewan nasional persampahan saya lakukan, dewan ini berisi sejumlah tokoh nasional, media, hingga jajaran pemerintahan setingkat provinsi dan daerah.
"Intinya kami ingin masalah sampah di sungai tak bisa dipandang sebelah mata," tuturnya. Termasuk soal kegiatan pembersihan sungai, Siti mengakui hal ini sudah jauh lebih baik dan berkembang dibandingkan sebelumnya. Beberapa komunitas telah terbentuk sehingga bisa menjadi pemantau yang baik.
"Melalui mereka kita ajarkan masyarakat lain untuk generasi cinta lingkungan," jelasnya. Kasie Pencegahan Kesiapsiagaan Kantor BPBD Jakarta Selatan, Dedi Herlisa tak menampik sungai Ciliwung yang buruk dan dipenuhi sampah seringkali menyebabkan banjir.
Kondisi ini hampir terjadi di sejumlah wilayah Jakarta Selatan, mulai Srengseng Sawah, Pejaten Timur, Rawa Jati, dan Kebon Baru sendiri. "Kalau itu terjadi banjir bisa sampai se-dada orang dewasa," katanya.
Meski demikian, Dedi tak menampik, pihaknya gencar melakukan kampanye. Melalui diskusi dengan penyebaran spanduk, Dedi berharap pola masyarakat dalam membuang sampah ke sungai mulai berkurang.
Sementara itu, selain MNC dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Perhutani, acara bersih-bersih sungai juga didukung oleh sejumlah instansi, yakni, Indonesia Power, PJB (pembangkit Jawa-Bali), Frisian Flag, PT Newmont Nusa Tenggara, Holcim, Palyja, dan Gerakan Ciliwung Bersih.
Dalam kegiatan itu,Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama MNC Group serta 1.500 relawan, melakukan aksi bersih sungai, memungut sampah, membuang, menanam pohon, hingga menyebarkan bibit ikan di kawasan tersebut.
Head of CSR MNC Group, Tengku Havid mengatakan, pencemaran di Sungai Ciliwung tak lepas dari aktivitas masyarakat di pinggir kali. Kebanyakan warga, lanjutnya, seringkali membuang sampah secara sembarang, hingga menyebabkan aliran air menjadi terganggu, dan menyebabkan banjir.
Selain itu, bau busuk hingga pemandangan tak sedap sering kali terlihat dan tercium. Karena itu, penanganan sampah di lingkungan pemukiman perlu mencari solusi kongkret. Pasalnya, meski seringkali melakukan aksi pembersihan sungai, namun langkah itu tak mampu menangani masalah yang ada.
"Harus ada bagaimana sampah tersebut dapat diolah menjadi produk yang lebih produktif dan bernilai. Bahkan dapat membuka lapangan pekerjaan baru dan dapat meningkatkan perekonomian rakyat," kata Tengku di Jalan Inspeksi Ciliwung, Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (7/8/2016).
Termasuk sampah organik, Tengku menjelaskan, bisa menjadi bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan, sementara sampah non organik dapat dijadikan produk dengan kreatif yang bernilai. Melalui program CSR, MNC berkontribusi menjadi bagian dari solusi permasalahan sampah di Indonesia.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan, sebanyak 69% sungai di Indonesia tercemar, sementara untuk fungsinya hanya 29% yang menjadi sumber baku. Padahal dengan kualitas yang ada, semestinya fungsi sungai harus dilakukan.
"Makanya semenjak saya dipercaya menjabat menteri saya inginkan standard lebih tinggi lagi," katanya. Saat ini, lanjut Siti, sampah plastik masih menjadi masalah dalam pencemaran lingkungan. Untuk itu perlu perhatian sejumlah pihak demi meningkatkan kualitas sungai, karena itu pembuatan dewan nasional persampahan saya lakukan, dewan ini berisi sejumlah tokoh nasional, media, hingga jajaran pemerintahan setingkat provinsi dan daerah.
"Intinya kami ingin masalah sampah di sungai tak bisa dipandang sebelah mata," tuturnya. Termasuk soal kegiatan pembersihan sungai, Siti mengakui hal ini sudah jauh lebih baik dan berkembang dibandingkan sebelumnya. Beberapa komunitas telah terbentuk sehingga bisa menjadi pemantau yang baik.
"Melalui mereka kita ajarkan masyarakat lain untuk generasi cinta lingkungan," jelasnya. Kasie Pencegahan Kesiapsiagaan Kantor BPBD Jakarta Selatan, Dedi Herlisa tak menampik sungai Ciliwung yang buruk dan dipenuhi sampah seringkali menyebabkan banjir.
Kondisi ini hampir terjadi di sejumlah wilayah Jakarta Selatan, mulai Srengseng Sawah, Pejaten Timur, Rawa Jati, dan Kebon Baru sendiri. "Kalau itu terjadi banjir bisa sampai se-dada orang dewasa," katanya.
Meski demikian, Dedi tak menampik, pihaknya gencar melakukan kampanye. Melalui diskusi dengan penyebaran spanduk, Dedi berharap pola masyarakat dalam membuang sampah ke sungai mulai berkurang.
Sementara itu, selain MNC dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Perhutani, acara bersih-bersih sungai juga didukung oleh sejumlah instansi, yakni, Indonesia Power, PJB (pembangkit Jawa-Bali), Frisian Flag, PT Newmont Nusa Tenggara, Holcim, Palyja, dan Gerakan Ciliwung Bersih.
(whb)