Orangtua Sebut Oknum Dokter-Suster Jual Vaksin Palsu di Luar RS
A
A
A
JAKARTA - Para orangtua mengaku kerap ditawari vaksin oleh suster dan dokter RS Harapan Bunda. Namun, vaksin itu dilakukan tanpa adanya persetujuan dari pihak rumah sakit.
Harga yang ditawarkan pun mulai dari Rp700 ribu-Rp1 juta. Salah satu orangtua bernama Mursyidin (37) mengatakan, selama merawat anaknya di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, pernah membeli vaksin dari salah satu dokter di rumah sakit.
Saat itu, stok vaksin sudah habis, salah seorang suster menawarinya untuk membeli langsung pada dokter."Harganya Rp700 ribu-an dan langsung bayar ke dokternya. Waktu itu, dikasih juga kwitansinya, tapi bukan dari pihak rumah sakit," ujarnya di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, Jumat (15/7/2016).
Sementara itu, orang tua lainnya, Intan Nurani menerangkan, ditawari untuk membeli vaksin pada suster tersebut saja. Apalagi, vaksin itu sedang kosong di rumah sakit.
Meski biayanya mahal, namun karena sudah percaya dengan nama besar RS Harapan Bunda, termasuk dengan para perawatnya. Dia pun mau saja anaknya diberi vaksin oleh suster.
"Stoknya bukan dari RS, katanya kuitansi stok vaksin habis jadi pakaimya yang biasa saja," tuturnya. Namun, lanjut Intan, saat dia ke rumah sakit Harapan Bunda pada Kamis, 14 Juli kemarin terdapat keterangan dari pihak RS kalau vaksin palsu yang beredar kemungkinan besar tidak akan melewati kasir dalam pembayaran vaksinnya.
"Kalau tadi pihak komite RS bilang kalau imunisasi yang pakai kuitansi dan bayar di kasir itu aman. Tapi kalau bayarnya tidak lewat kasir, itu bahaya," tutupnya.
Harga yang ditawarkan pun mulai dari Rp700 ribu-Rp1 juta. Salah satu orangtua bernama Mursyidin (37) mengatakan, selama merawat anaknya di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, pernah membeli vaksin dari salah satu dokter di rumah sakit.
Saat itu, stok vaksin sudah habis, salah seorang suster menawarinya untuk membeli langsung pada dokter."Harganya Rp700 ribu-an dan langsung bayar ke dokternya. Waktu itu, dikasih juga kwitansinya, tapi bukan dari pihak rumah sakit," ujarnya di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, Jumat (15/7/2016).
Sementara itu, orang tua lainnya, Intan Nurani menerangkan, ditawari untuk membeli vaksin pada suster tersebut saja. Apalagi, vaksin itu sedang kosong di rumah sakit.
Meski biayanya mahal, namun karena sudah percaya dengan nama besar RS Harapan Bunda, termasuk dengan para perawatnya. Dia pun mau saja anaknya diberi vaksin oleh suster.
"Stoknya bukan dari RS, katanya kuitansi stok vaksin habis jadi pakaimya yang biasa saja," tuturnya. Namun, lanjut Intan, saat dia ke rumah sakit Harapan Bunda pada Kamis, 14 Juli kemarin terdapat keterangan dari pihak RS kalau vaksin palsu yang beredar kemungkinan besar tidak akan melewati kasir dalam pembayaran vaksinnya.
"Kalau tadi pihak komite RS bilang kalau imunisasi yang pakai kuitansi dan bayar di kasir itu aman. Tapi kalau bayarnya tidak lewat kasir, itu bahaya," tutupnya.
(whb)