3 Tahun Tak Lebaran Bareng Keluarga, Bambang Kangen Opor Ayam Istri
A
A
A
JAKARTA - Walaupun sudah tiga kali Hari Raya Idul Fitri tak pernah merayakan Lebaran bersama keluarga, hal itu tak membuat Senior Manager Humas PT KAI Daops 1, Bambang S Prayitno lupa dengan masakan istri. Tidak hanya itu, dia juga mengaku rindu dengan Lebaran bersama keluarga dan dua anaknya.
Meski demikian, dirinya sadar dengan risiko pekerjaan yang tengah digelutinya. Tugas dan amanahnya untuk menjaga kelancaran musim mudik 2016 inilah yang membuat tidak bisa merasakan syahdunya Hari Raya Idul Fitri.
Meskipun begitu, Bambang mengaku ikhlas menjalankan tugas mulia tersebut. Ia menceritakan, ada perasaan sedih ketika orang-orang berkumpul bersama keluarga, sementara ia dan tim humas Daops 1 tetap bekerja.
"Sedih tentu ada ya. Lihat orang-orang salat Id bareng. Sungkeman dan makan bersama. Itu nikmat, ya masya Allah. Tapi di satu sisi kami harus paham bekerja itu juga ibadah, apalagi membantu mereka yang hendak mudik," kata Bambang di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Selasa (5/7/2016).
Saat ditanya apakah keluarga pernah mengkomplain dirinya lantaran tidak bisa berkumpul, Bambang menjawab, pernah dikomplain sewaktu putrinya masih kecil. "Waktu kecil anak saya komplain, Pah kok enggak pulang sih, kan mau Lebaran," ujar Bambang menirukan ucapan putrinya.
Peraturan dari tempat ia bekerja, memang tidak memperbolehkan karyawannya untuk mengambil cuti Lebaran. Alasannya, justru di saat itulah, masyarakat membutuhkan pelayanan lebih untuk mudik.
Pada Idul Fitri tahun lalu, Bambang menceritakan kegiatannya. Ia dan rekannya menjalankan salat Idul Fitri di dekat asrama Stasiun Manggarai. Setelah itu ia pun langsung bertugas kembali memonitor lapangan dan mengumpulkan data-data.
"Saya tetap komunikasi dengan keluarga, biasanya sehanis Magrib saya telepon mereka," jelasnya.
Di setiap hari raya, ia bermimpi bisa mencicipi masakan istri terkasih ditemani putra putrinya serta mengharap maaf dari sang ibu. "Momen Lebaran kami kan hilang demi tugas, saya pingin makan masakan istri, opor ayam ketupat dan lainnya. Saya juga mau bertemu ibu saya di Cikampek. Mau meminta maaf," kata Bambang dengan mata berkaca-kaca.
Beruntung, keluarga Bambang terus memberi dukungan dan doa supaya ia bisa bekerja dan melayani masyarakat dengan baik. "Alhamdulillahnya keluarga saya sudah faham dan memaklumi. Semua ini demi para pemudik yang ingin sampai ke kampung halamannya," tutup Bambang.
Meski demikian, dirinya sadar dengan risiko pekerjaan yang tengah digelutinya. Tugas dan amanahnya untuk menjaga kelancaran musim mudik 2016 inilah yang membuat tidak bisa merasakan syahdunya Hari Raya Idul Fitri.
Meskipun begitu, Bambang mengaku ikhlas menjalankan tugas mulia tersebut. Ia menceritakan, ada perasaan sedih ketika orang-orang berkumpul bersama keluarga, sementara ia dan tim humas Daops 1 tetap bekerja.
"Sedih tentu ada ya. Lihat orang-orang salat Id bareng. Sungkeman dan makan bersama. Itu nikmat, ya masya Allah. Tapi di satu sisi kami harus paham bekerja itu juga ibadah, apalagi membantu mereka yang hendak mudik," kata Bambang di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Selasa (5/7/2016).
Saat ditanya apakah keluarga pernah mengkomplain dirinya lantaran tidak bisa berkumpul, Bambang menjawab, pernah dikomplain sewaktu putrinya masih kecil. "Waktu kecil anak saya komplain, Pah kok enggak pulang sih, kan mau Lebaran," ujar Bambang menirukan ucapan putrinya.
Peraturan dari tempat ia bekerja, memang tidak memperbolehkan karyawannya untuk mengambil cuti Lebaran. Alasannya, justru di saat itulah, masyarakat membutuhkan pelayanan lebih untuk mudik.
Pada Idul Fitri tahun lalu, Bambang menceritakan kegiatannya. Ia dan rekannya menjalankan salat Idul Fitri di dekat asrama Stasiun Manggarai. Setelah itu ia pun langsung bertugas kembali memonitor lapangan dan mengumpulkan data-data.
"Saya tetap komunikasi dengan keluarga, biasanya sehanis Magrib saya telepon mereka," jelasnya.
Di setiap hari raya, ia bermimpi bisa mencicipi masakan istri terkasih ditemani putra putrinya serta mengharap maaf dari sang ibu. "Momen Lebaran kami kan hilang demi tugas, saya pingin makan masakan istri, opor ayam ketupat dan lainnya. Saya juga mau bertemu ibu saya di Cikampek. Mau meminta maaf," kata Bambang dengan mata berkaca-kaca.
Beruntung, keluarga Bambang terus memberi dukungan dan doa supaya ia bisa bekerja dan melayani masyarakat dengan baik. "Alhamdulillahnya keluarga saya sudah faham dan memaklumi. Semua ini demi para pemudik yang ingin sampai ke kampung halamannya," tutup Bambang.
(mhd)