Desain Masjid Istiqlal Dibuat Warga Sumut Bernama Frederich Silaban
A
A
A
JAKARTA - Panitia pembangunan Masjid Istiqlal mengadakan sayembara untuk desain dari masjid kebangaan Indonesia tersebut. Setelah konsep pembangunan Masjid Istqlal disetujui Presiden Soekarno, panitia langsung membuat sayembara.
Kepala Bagian Protokol dan Pelayanan Wisata Masjid Istiqlal Abu Hurairah Abdul Salam mengatakan, panitia saat itu memberikan hadiah menarik berupa uang tunai Rp75.000 serta emas murni seberat 75 gram untuk sayembara desain Masjid Istiqlal. Ternyata animo masyarakat Indonesia cukup baik, sebanyak 27 orang mengikuti sayembara desain Masjid Istiqlal.
Proses seleksi dimulai, tim juri yang diketuai langsung oleh Bung Karno menyaring lima besar para kontestan. Kelima besar arsitek itu antara lain Frederich Silaban dengan rancangannya berkonsep Ketuhanan.
Selanjutnya, R Oetoyo dengan konsep Istighfar; Hans Groenewegen dengan rancangannya Salam; lima mahasiswa ITB berkonsep Ilham 5. Terakhir ada tiga mahasiswa ITB juga yang rancangannya bertema Khatulistiwa.
Setelah proses penjurian yang panjang dengan mempelajari rancangan arsitektur beserta makna yang terkandung didalamnya berdasarkan gagasan para peserta maka akhirnya pada 5 Juli 1955 atas perintah Presiden Soekarno memutuskan desain rancangan dengan konsep Ketuhanan karya Frederich Silaban dipilih sebagai pemenang sebagai model dari Masjid Istiqlal.
“Yang perlu diketahui Pak Frederich Silaban adalah orang asli Indonesia dari desa Bonandolo, Sumatera Utara. Beliau ternyata penganut agama Kristen Protestan. Di sinilah soal toleransi itu ada,” terangnya.
Informasi yang didapat, untuk lebih menyempurnakan rancangan Masjid Istiqlal Frederich Silaban mempelajari tata cara solat dan berdoa umat Islam. Frederich Silaban pun kerap membaca referensi desain masjid yang ada di seluruh dunia.
Kepala Bagian Protokol dan Pelayanan Wisata Masjid Istiqlal Abu Hurairah Abdul Salam mengatakan, panitia saat itu memberikan hadiah menarik berupa uang tunai Rp75.000 serta emas murni seberat 75 gram untuk sayembara desain Masjid Istiqlal. Ternyata animo masyarakat Indonesia cukup baik, sebanyak 27 orang mengikuti sayembara desain Masjid Istiqlal.
Proses seleksi dimulai, tim juri yang diketuai langsung oleh Bung Karno menyaring lima besar para kontestan. Kelima besar arsitek itu antara lain Frederich Silaban dengan rancangannya berkonsep Ketuhanan.
Selanjutnya, R Oetoyo dengan konsep Istighfar; Hans Groenewegen dengan rancangannya Salam; lima mahasiswa ITB berkonsep Ilham 5. Terakhir ada tiga mahasiswa ITB juga yang rancangannya bertema Khatulistiwa.
Setelah proses penjurian yang panjang dengan mempelajari rancangan arsitektur beserta makna yang terkandung didalamnya berdasarkan gagasan para peserta maka akhirnya pada 5 Juli 1955 atas perintah Presiden Soekarno memutuskan desain rancangan dengan konsep Ketuhanan karya Frederich Silaban dipilih sebagai pemenang sebagai model dari Masjid Istiqlal.
“Yang perlu diketahui Pak Frederich Silaban adalah orang asli Indonesia dari desa Bonandolo, Sumatera Utara. Beliau ternyata penganut agama Kristen Protestan. Di sinilah soal toleransi itu ada,” terangnya.
Informasi yang didapat, untuk lebih menyempurnakan rancangan Masjid Istiqlal Frederich Silaban mempelajari tata cara solat dan berdoa umat Islam. Frederich Silaban pun kerap membaca referensi desain masjid yang ada di seluruh dunia.
(whb)