Potret Ramadhan dari Balik Jeruji, Fitrah Memperbaiki Diri

Jum'at, 01 Juli 2016 - 04:06 WIB
Potret Ramadhan dari...
Potret Ramadhan dari Balik Jeruji, Fitrah Memperbaiki Diri
A A A
SEORANG narapidana kasus narkoba di Lapas Narkoba, Jakarta Timur berusaha memanfaatkan momen Ramadhan dengan mendekatkan diri kepada Allah. Ada satu yang diinginkan dalam lebaran kali ini, Fitrah bisa dibesuk istri dan keluarga besarnya di penjara.

Fitrah Dul Hakim (24) hanya bisa terpekur di balik sel tahanan Lapas Narkoba Jakarta Blok A 116, Fitrah terus evaluasi diri atas kesalahannya karena telah terjerumus ke dalam lubang hitam peredaran barang haram.

Pagi siang dan malam, ia merasa hidupnya tidak berguna. Setiap hari yang ada hanya penyesalan. Fitrah pun sedikit demi sedikit mencoba bangkit dan memperbaiki diri agar tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Ia pun mulai mempelajari agama Islam.

Di Lapas Narkoba ini, memang sudah rutin ada pengajian yang diisi oleh para ustaz dan tokoh agama di sekitar lapas. Kesempatan itu dimanfaatkan Fitrah untuk menuntut ilmu agama sekaligus sarana memperbaiki diri.

Selain pengajian, ia juga mengikuti kegiatan latihan marawis. Fitrah pun menceritakan, bahwa saat sebelum menjadi warga binaan, ia terbata-bata saat membaca Al-Quran.

“Saya menyesal dengan apa yang saya lakukan. Ramadhan ini saya mau terus menebus kesalahan saya dengan memperbaiki diri,” ujar Fitrah dengan mata yang berkaca-kaca saat ditemui Sindonews.

Tibalah Ramadhan, bulan penuh berkah dan ampunan. Fitrah pun makin membulatkan tekad mempelajari Islam. kebetulan di Lapas Narkoba diadakan pesantren Ramadhan yang ditujukan untuk warga binaan.

Acara tersebut digelar sejak tanggal 6 hingga 20 Juni 2016. Fitrah dan rekannya sesama warga binaan pun memberanikan diri untuk mendaftar.

Setelah mendaftarkan diri, ia juga mempersiapkan segala sesuatunya. Usai menjalani sahur dan salat Subuh berjamaah di Masjid Darusyifa Lapas Narkoba, ia menyempatkan diri sejenak untuk beristirahat. Pukul 09.00, Fitrah pun bergegas menuju Masjid untuk mengikuti pesantren Ramadhan.

Kepala Seksi Pembinaan dan Pendidikan Lapas Narkoba, Wahyu Susetyo menjelaskan secara rinci soal materi pesantren Ramadhan. Materi tersebut terdiri dari tata cara salat, baca tulis Iqro maupun Al Quran, Ilmu Tajwid, Aqidah dan Akhlak, Sejarah Kebudyaan Islam dan materi lainnya.

“Materi ini disajikan oleh ustaz atau pengajar dari Kementerian Agama dan Kantor Urusan Agama. Santrinya berjumlah 300 orang, ada yang kita pilih dan ada yang mendaftarkan diri,” kata Wahyu.

Wahyu pun menilai, Fitrah termasuk santri yang aktif dalam mengikuti pesantren Ramadhan itu. Setiap kali diberikan kesempatan bertanya oleh sang Ustaz, Fitrah langsung mengangkat tangan.

Salat tarawih pun tidak pernah ditinggalkannya. Meskipun dilakukan secara bergilir lantaran keterbatasan tempat, ia dengan sabar menanti waktu salat yang hanya ada di bulan Ramadhan itu.

Fitrah menjalan salat Tarawih dan Isya berjamaah pada pukul 19.00 sampai 22.00 WIB. Usai itu, ia melanjutkan dengan bertadarus Al Quran sampai pukul 22.30 WIB. Pihak panitia memberikan batasan waktu supaya para santri dapat mengikuti sahur di esok hari.

“Alhamdulillah saya bisa mengikuti pesantren Ramadhan ini. semuanya khusyuk dan khidmat. Saya harus bisa lebih baik lagi dari sebelumnya. Sebelumnya saya tidak lancar baca Alquran, sekarang sudah bisa, salat pun juga tidak pernah ketinggalan,” tambah Fitrah.

Ia masih memiliki impian selepas Ramadhan atau tepatnya pada Hari Raya Idul Fitri nanti bisa dipertemukan dengan keluarga yang selama ini tidak pernah hadir untuk menjenguknya. Dari situ ia merasa bersalah yang sangat mendalam.

“Impian saya di Idul Fitri nanti bisa dijenguk dan dipertemukan oleh keluarga. Saya mau minta maaf sama ibu saya orangtua saya, saudara-saudar saya, karena perbuatan saya mereka menjadi malu. Ya Allah saya benar-benar menyesal,” Fitrah pun kembali menitikan air mata.

Sementara itu, Wahyu mengatakan, Fitrah mendapatkan hukuman lima tahun penjara dan baru berjalan selama tiga tahun. Menrut Wahyu, ada perubahan ke arah yang lebih baik oleh Fitrah setelah mengikuti pesantren Ramadhan, yakni perubahan spiritual dan akhlak sehari-hari.

“Mereka para santri kalau saya nilai, menjadi rajin ibadah dan halus sopan santun perilakunya. Yang tadinya belum lancar baca Al Quran sekarang mulai lancar. Alhamdulillah semoga ilmu dari pesantren Ramadhan bermanfaat bagi mereka,” kata Wahyu.

Lebaran tinggal menghitung hari dan di balik jeruji besi,Fitrah masih berharap mendapatkan kesempatan dari pihak keluarga. Semuanya dilakukan agar ia bisa kembali ke Fitrahnya (kesucian) di hari Raya Idul Fitri.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0958 seconds (0.1#10.140)