Dianiaya Cucu, Nenek Hamdan Masih Alami Gangguan Psikis
A
A
A
JAKARTA - Kondisi Nenek Hamdan yang dianiaya cucu kandungnya sendiri terus mengalami pemulihan. Kini nenek renta itu sudah dibawa ke Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia (PSTW BM) 4, Cengkareng, Jakarta Barat.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua PSTW BM 4, R Yanti Affianti. Kata dia, walaupun kondisi fisiknya terus membaik, tapi kondisi psikisnya masih belum stabil.
"Secara umum bisa kita lihat lebih tenang dan fresh. Hanya kondisi emosional masih labil. Berubah-ubah yang dia bicarakan. Setiap akhir bicara, pasti suka membicarakan perlakuan cucunya. Dipukul, dicubit dan lain-lain," kata Yanti di Jakarta, Selasa 28 Juni 2016.
Yanti mengatakan, pihaknya tetap akan berusaha semaksimal mungkin untuk memulihkan psikis Nenek Hamdan. Hal itu dilakukan agar Hamdan bisa lebih baik lagi.
"Sementara kami berikan ruang untuk Nenek Hamda beradaptasi dengan kondisi panti. Karena setiap ada yang masuk ke ruangan dan bertanya, dia masih ketakutan dijemput atau dibawa ke suatu tempat. Kami sudah bilang Nenek Hamda aman di sini," tuturnya.
Guna memperbaiki kondisi Nenek Hamda, petugas yang berada di panti akan mendampinginya selama 24 jam. Petugas juga berupaya untuk melakukan pendekatan yang lebih intens agar Nenek Hamda mau berbagi cerita dengan petugas.
"Untuk kondisi fisik Nenek Hamda memang sudah bagus. Tapi belum bisa diajak ngobrol atau berkomunikasi. Karena Nenek Hamda masih trauma dengan perlakuan cucunya kepada dirinya. Nenek Hamda masih takut bila bertemu dengan orang yang tidak dia kenal," jelansya.
Pihaknya juga perlu waktu untuk menggali informasi dari sang nenek. Informasi tersebut tentu berguna untuk mengetahui pelayanan apa saja yang akan diberikan ke Nenek Hamda.
"Di panti ini para kakek-nenek mendapatkan pelayanan oleh paramedis, psikolog, pekerja sosial, perawat dan lain-lain. Mereka harus mendapatkan informasi untuk mengetahui pelayanan yang perlu diberikan. Kakek-nenek juga diberikan pakaian, kasur, makan tiga kali dan kebutuhan pokok lainnya. Semua itu gratis," tutupnya.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua PSTW BM 4, R Yanti Affianti. Kata dia, walaupun kondisi fisiknya terus membaik, tapi kondisi psikisnya masih belum stabil.
"Secara umum bisa kita lihat lebih tenang dan fresh. Hanya kondisi emosional masih labil. Berubah-ubah yang dia bicarakan. Setiap akhir bicara, pasti suka membicarakan perlakuan cucunya. Dipukul, dicubit dan lain-lain," kata Yanti di Jakarta, Selasa 28 Juni 2016.
Yanti mengatakan, pihaknya tetap akan berusaha semaksimal mungkin untuk memulihkan psikis Nenek Hamdan. Hal itu dilakukan agar Hamdan bisa lebih baik lagi.
"Sementara kami berikan ruang untuk Nenek Hamda beradaptasi dengan kondisi panti. Karena setiap ada yang masuk ke ruangan dan bertanya, dia masih ketakutan dijemput atau dibawa ke suatu tempat. Kami sudah bilang Nenek Hamda aman di sini," tuturnya.
Guna memperbaiki kondisi Nenek Hamda, petugas yang berada di panti akan mendampinginya selama 24 jam. Petugas juga berupaya untuk melakukan pendekatan yang lebih intens agar Nenek Hamda mau berbagi cerita dengan petugas.
"Untuk kondisi fisik Nenek Hamda memang sudah bagus. Tapi belum bisa diajak ngobrol atau berkomunikasi. Karena Nenek Hamda masih trauma dengan perlakuan cucunya kepada dirinya. Nenek Hamda masih takut bila bertemu dengan orang yang tidak dia kenal," jelansya.
Pihaknya juga perlu waktu untuk menggali informasi dari sang nenek. Informasi tersebut tentu berguna untuk mengetahui pelayanan apa saja yang akan diberikan ke Nenek Hamda.
"Di panti ini para kakek-nenek mendapatkan pelayanan oleh paramedis, psikolog, pekerja sosial, perawat dan lain-lain. Mereka harus mendapatkan informasi untuk mengetahui pelayanan yang perlu diberikan. Kakek-nenek juga diberikan pakaian, kasur, makan tiga kali dan kebutuhan pokok lainnya. Semua itu gratis," tutupnya.
(mhd)