Eks Teman Ahok Dinilai Tega Menusuk dari Belakang
A
A
A
JAKARTA - Puluhan posko Teman Ahok mengaku geram dengan ulah lima koleganya yang dinilai telah menusuk mereka dari belakang. Bahkan, relawan yang mendukung calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilgub DKI Jakarta 2017 kerap membantu lima eks Teman Ahok itu manakala tengah menghadapi masalah.
"Kami ada group medsos (media sosial) di posko Teman Ahok. Semua posko marah. Semua bilang kelima orang itu kurang ajar, kok mereka tega yah menusuk dari belakang," kata Juru Bicara Teman Ahok, Singgih Widyastomo di Graha Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (22/6/2016).
Menurut Singgih, salah satu dari kelima orang mantan Teman Ahok, yakni yang berinisial R itu dahulunya pernah dibantu Teman Ahok saat sedang mengalami kesusahan. Namun, dia malah menjadi salah satu orang yang gencar memberikan pernyataan dustanya itu.
Dia menduga, kelima eks Teman Ahok itu berani membongkar hal tersebut lantaran dimotori oleh organisasi masyarakat (ormas) salah satu partai politik (parpol). Pengakuan kelimanya pun diyakini Singgih sebagai paksaan dari ormas tersebut.
"Kami pikir, aksi mereka ini didanai dan disuruh ormas itu. Soal jumlah posko saja, mereka bilang ada 153 posko, itu bohong. Mereka ini bukan orang dari struktur pusat Teman Ahok, sehingga mereka tidak tahu jumlahnya dan mengarang-ngarang," tuturnya.
Singgih membeberkan, kalau jumlah posko pengumpulan KTP Teman Ahok secara keseluruhan itu berjumlah 90 posko yang masih aktif hingga kini. 70 posko sudah non aktif karena adanya berbagai macam alasan, seperti pengurus posko yang melanjutkan sekolah, sibuk bekerja, ada juga yang sudah meninggal.
"Untuk gaji Rp500.000 per orang itu bohong juga, kami kasih tiap posko Rp500.000, mau dia ada satu, dua, atau tiga orang tetap segitu. Jadi Rp500.000 bukan perorangan," katanya.
Kemudian, masih kata Singgih, pengadaan fasilitas Teman Ahok adalah pinjaman yang harus dikembalikan. "Biaya cetak koran pun mereka ngarang, untuk koran itu Rp1.800-an, lalu pengadaan printer, laptop itu dipinjamkan oleh relawan Ahok. Bukan beli Rp5 juta per unit," imbuhnya.
Singgih mengungkapkan, kalau seragam Teman Ahok itu didapat dari bonus pembuatan merchandise. Saat membuat itu, Teman Ahok diberikan bonus oleh perusahan pembuat merchandise. Lalu, bonus itu dipakai untuk mencetak seragam tersebut.
"Sedang secara keseluruhan, dana kami Teman Ahok itu dari donatur yang memberikan sumbangan sebesar Rp500 juta. Itu pun donaturnya minta timbal balik. Rinciannya nanti kami buka semua sebelum semua KTP itu diserahkan ke KPU. Dari Rp500 juta kami jadikan merchandise lalu dijual dan kini terkumpul Rp6 miliar-an," tutupnya.
"Kami ada group medsos (media sosial) di posko Teman Ahok. Semua posko marah. Semua bilang kelima orang itu kurang ajar, kok mereka tega yah menusuk dari belakang," kata Juru Bicara Teman Ahok, Singgih Widyastomo di Graha Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (22/6/2016).
Menurut Singgih, salah satu dari kelima orang mantan Teman Ahok, yakni yang berinisial R itu dahulunya pernah dibantu Teman Ahok saat sedang mengalami kesusahan. Namun, dia malah menjadi salah satu orang yang gencar memberikan pernyataan dustanya itu.
Dia menduga, kelima eks Teman Ahok itu berani membongkar hal tersebut lantaran dimotori oleh organisasi masyarakat (ormas) salah satu partai politik (parpol). Pengakuan kelimanya pun diyakini Singgih sebagai paksaan dari ormas tersebut.
"Kami pikir, aksi mereka ini didanai dan disuruh ormas itu. Soal jumlah posko saja, mereka bilang ada 153 posko, itu bohong. Mereka ini bukan orang dari struktur pusat Teman Ahok, sehingga mereka tidak tahu jumlahnya dan mengarang-ngarang," tuturnya.
Singgih membeberkan, kalau jumlah posko pengumpulan KTP Teman Ahok secara keseluruhan itu berjumlah 90 posko yang masih aktif hingga kini. 70 posko sudah non aktif karena adanya berbagai macam alasan, seperti pengurus posko yang melanjutkan sekolah, sibuk bekerja, ada juga yang sudah meninggal.
"Untuk gaji Rp500.000 per orang itu bohong juga, kami kasih tiap posko Rp500.000, mau dia ada satu, dua, atau tiga orang tetap segitu. Jadi Rp500.000 bukan perorangan," katanya.
Kemudian, masih kata Singgih, pengadaan fasilitas Teman Ahok adalah pinjaman yang harus dikembalikan. "Biaya cetak koran pun mereka ngarang, untuk koran itu Rp1.800-an, lalu pengadaan printer, laptop itu dipinjamkan oleh relawan Ahok. Bukan beli Rp5 juta per unit," imbuhnya.
Singgih mengungkapkan, kalau seragam Teman Ahok itu didapat dari bonus pembuatan merchandise. Saat membuat itu, Teman Ahok diberikan bonus oleh perusahan pembuat merchandise. Lalu, bonus itu dipakai untuk mencetak seragam tersebut.
"Sedang secara keseluruhan, dana kami Teman Ahok itu dari donatur yang memberikan sumbangan sebesar Rp500 juta. Itu pun donaturnya minta timbal balik. Rinciannya nanti kami buka semua sebelum semua KTP itu diserahkan ke KPU. Dari Rp500 juta kami jadikan merchandise lalu dijual dan kini terkumpul Rp6 miliar-an," tutupnya.
(mhd)