Polisi Nyaris Kena Tipu Modus Menang Undian
A
A
A
JAKARTA - Seorang anggota kepolisian dari Bagian Operasional Polres Jakarta Pusat, Kompol Mustamin nyaris menjadi korban penipuan dengan modus menang undian dari salah satu operator seluler di Indonesia. Saat itu, Mustamin dapat telepon dari nomor 081373905349.
"Dia bilang, kalau saya akan mendapatkan hadiah Rp2 juta. Ditambah bonus voucher pulsa Rp500 ribu. Alasannya sebagai hadiah menjelang bulan Ramadhan," kata Mustamin di Polres Jakarta Pusat, Jalan Kramat Raya, Jakpus, Jumat (3/6/2016).
Mustamin melanjutkan, dengan logat khas bagian Timur Indonesia, si pelaku juga menyebut bahwa syarat untuk mendapatkan hadiah itu, si pemenang harus menyerahkan nomor rekening, data diri, alamat dan nama anggota keluarga.
"Bahkan orang ini juga menanyakan nama identias rekning saya. Kok saya jadi curiga, masak kalau benar dia dari Telkomsel, kok enggak tahu nama si pelanggannya (nama saya)," kata Mustamin.
karena diduga ada keanehan, Mustamin balik bertanya mengenai identitas pelaku. Namun, pelaku malah mematikan handphonenya.
"Pas saya tanya begitu, dia langsung mematikan telepon. Jika saya menyerahkan data diri saya di bank, mungkin oleh cara yang dimiliki pelaku, uang saya langsung dikuras semuanya," katanya.
Ia sendiri mengaku sudah berulang kali hampir menjadi korban penipuan ini. Diduga, sindikat ini merupakan jaringan Sulawesi yang masih satu komplotan dengan jaringan 'Mama Minta Pulsa' yang ditangkap Direskrimum Polda Metro Jaya Juni 2015 lalu.
"Modusnya diduga gendam dan hipnotis. Jadi korban ini tertipu dan menyerahkan uang atau nomor rekening. Baru oleh pelaku saldo di rekeningnya dikuras," kata Mustamin.
Sementara itu, Kasubag Humas Polres Jakarta Pusat, Kompol Suyatno menerangkan, sindikat ini mulai marak saat memasuki bulan Ramadhan. Dengan modus menggunakan penipuan yang bermacam-macam, pelaku menyasar beberapa korbannya yang kebanyakan tersebar di seluruh Indonesia.
Mereka ada yang mengaku dari provider telepon, anggota keluarga yang ditangkap polisi, kecelakaan dan lain-lain. Apalagi nanti menjelang hari Raya Idul Fitri, modus tersebut akan semakin banyak dan berkembang. "Ujung-ujungnya ya minta uang juga," kata Suyatno.
Oleh sebab itu, polisi mengimbau kepada masyarakat untuk selalu berhati-hati, kritis dan tidak mudah percaya dengan modus penipuan yang sudah lama ini.
"Masyarakat harus teliti dan waspada, karena jika lengah sindikat ini bisa meraup hingga menghabiskan seluruh harta korbannya," tutup Suyatno.
"Dia bilang, kalau saya akan mendapatkan hadiah Rp2 juta. Ditambah bonus voucher pulsa Rp500 ribu. Alasannya sebagai hadiah menjelang bulan Ramadhan," kata Mustamin di Polres Jakarta Pusat, Jalan Kramat Raya, Jakpus, Jumat (3/6/2016).
Mustamin melanjutkan, dengan logat khas bagian Timur Indonesia, si pelaku juga menyebut bahwa syarat untuk mendapatkan hadiah itu, si pemenang harus menyerahkan nomor rekening, data diri, alamat dan nama anggota keluarga.
"Bahkan orang ini juga menanyakan nama identias rekning saya. Kok saya jadi curiga, masak kalau benar dia dari Telkomsel, kok enggak tahu nama si pelanggannya (nama saya)," kata Mustamin.
karena diduga ada keanehan, Mustamin balik bertanya mengenai identitas pelaku. Namun, pelaku malah mematikan handphonenya.
"Pas saya tanya begitu, dia langsung mematikan telepon. Jika saya menyerahkan data diri saya di bank, mungkin oleh cara yang dimiliki pelaku, uang saya langsung dikuras semuanya," katanya.
Ia sendiri mengaku sudah berulang kali hampir menjadi korban penipuan ini. Diduga, sindikat ini merupakan jaringan Sulawesi yang masih satu komplotan dengan jaringan 'Mama Minta Pulsa' yang ditangkap Direskrimum Polda Metro Jaya Juni 2015 lalu.
"Modusnya diduga gendam dan hipnotis. Jadi korban ini tertipu dan menyerahkan uang atau nomor rekening. Baru oleh pelaku saldo di rekeningnya dikuras," kata Mustamin.
Sementara itu, Kasubag Humas Polres Jakarta Pusat, Kompol Suyatno menerangkan, sindikat ini mulai marak saat memasuki bulan Ramadhan. Dengan modus menggunakan penipuan yang bermacam-macam, pelaku menyasar beberapa korbannya yang kebanyakan tersebar di seluruh Indonesia.
Mereka ada yang mengaku dari provider telepon, anggota keluarga yang ditangkap polisi, kecelakaan dan lain-lain. Apalagi nanti menjelang hari Raya Idul Fitri, modus tersebut akan semakin banyak dan berkembang. "Ujung-ujungnya ya minta uang juga," kata Suyatno.
Oleh sebab itu, polisi mengimbau kepada masyarakat untuk selalu berhati-hati, kritis dan tidak mudah percaya dengan modus penipuan yang sudah lama ini.
"Masyarakat harus teliti dan waspada, karena jika lengah sindikat ini bisa meraup hingga menghabiskan seluruh harta korbannya," tutup Suyatno.
(mhd)