Pengawalan Liar Marak, Puncak Macet 15 Kilometer
A
A
A
BOGOR - Kemacetan di jalur Puncak, Bogor, Jawa Barat ternyata tidak hanya terjadi pada akhir pekan. Pasalnya, sudah hampir setiap hari antrean kendaraan terlihat tampak macet dari kedua arah, baik dari Jakarta ke Puncak maupun sebaliknya.
Seperti yang terjadi pada Rabu (1/6/2016), selain tak seimbang kapasitas dengan volume kendaraan di jalur Puncak, ketidakdisiplinan pengguna jalan juga memperparah kemacetan di kawasan berhawa sejuk itu.
Berdasarkan pantauan pada pukul 17.30 WIB, ketidakdisiplinan tersebut bukan hanya dilakukan para pengendara roda dua yang tak sabar mengantre. Tetapi, kesemrawutan dan antrean kendaraan itu kerap diperparah oleh oknum Satuan Lalu Lintas Polres Bogor yang 'melayani jasa' pengawalan bagi para pengendara roda empat yang tak sabar mengantre.
Terlebih yang dikawal itu, bukan hanya kendaraan pribadi roda empat saja, akan tetapi banyak bus-bus pariwisata maupun rombongan kegiatan salah satu partai.
Melakukan pelambungan kendaraan atau keluar jalur, sehingga berimbas pada kemacetan parah yang sifatnya mengunci alias tidak bergerak. Tak sedikit, kemacetan tersebut mengundang tanya dan emosi para pengendara.
"Enggak nyangka hari biasa, kemacetan di Puncak cukup parah. Terlebih selama terjebak kemacetan dari mulai Cipayung hingga Gadog nyaris tak ada petugas," kata Wawan (35), warga Bendungan, Ciawi, Kabupaten Bogor.
Tak hanya itu, sikap kecewa karena minimnya petugas di jalur Puncak saat kemacetan parah terjadi diungkapkan Andri (40), warga Cibubur, Jakarta Timur. Ia mengaku, sudah lebih dari dua jam terjebak kemacetan dari arah Puncak menuju Ciawi.
"Sebenarnya ada apa sih ini. Masa dari Taman Safari Indonesia (TSI), Cisarua ke Megamendung dua jam, biasanya paling lama hanya 20 menit," katanya.
Kekesalan serupa diungkapkan warga setempat di jalur Puncak, khususnya di tiga kecamatan (Ciawi-Megamendung-Cisarua). Tak sedikit yang mengeluh karena aktivitasnya terganggu.
"Saya mau pulang dari Pasar Cisarua naik motor sama saja seperti naik mobil nyaris tak bergerak. Ini dikarenakan lemahnya pengawasan dan penegakan hukum di sepanjang jalur Puncak, baik dari kepolisiannya dalam mengatur lalu lintas maupun pemerintah setempat dalam menertibkan PKL yang memakan badan jalan," keluhnya.
Sementara itu, Kasubag Humas Polres Bogor Kota AKP Ita Puspita Lena mengaku tidak mengetahui secara persis penyebab dari kemacetan yang terjadi selain akhir pekan. "Waw fantastis Puncak, tumben ini hari Selasa sudah macet," ujarnya.
Seperti yang terjadi pada Rabu (1/6/2016), selain tak seimbang kapasitas dengan volume kendaraan di jalur Puncak, ketidakdisiplinan pengguna jalan juga memperparah kemacetan di kawasan berhawa sejuk itu.
Berdasarkan pantauan pada pukul 17.30 WIB, ketidakdisiplinan tersebut bukan hanya dilakukan para pengendara roda dua yang tak sabar mengantre. Tetapi, kesemrawutan dan antrean kendaraan itu kerap diperparah oleh oknum Satuan Lalu Lintas Polres Bogor yang 'melayani jasa' pengawalan bagi para pengendara roda empat yang tak sabar mengantre.
Terlebih yang dikawal itu, bukan hanya kendaraan pribadi roda empat saja, akan tetapi banyak bus-bus pariwisata maupun rombongan kegiatan salah satu partai.
Melakukan pelambungan kendaraan atau keluar jalur, sehingga berimbas pada kemacetan parah yang sifatnya mengunci alias tidak bergerak. Tak sedikit, kemacetan tersebut mengundang tanya dan emosi para pengendara.
"Enggak nyangka hari biasa, kemacetan di Puncak cukup parah. Terlebih selama terjebak kemacetan dari mulai Cipayung hingga Gadog nyaris tak ada petugas," kata Wawan (35), warga Bendungan, Ciawi, Kabupaten Bogor.
Tak hanya itu, sikap kecewa karena minimnya petugas di jalur Puncak saat kemacetan parah terjadi diungkapkan Andri (40), warga Cibubur, Jakarta Timur. Ia mengaku, sudah lebih dari dua jam terjebak kemacetan dari arah Puncak menuju Ciawi.
"Sebenarnya ada apa sih ini. Masa dari Taman Safari Indonesia (TSI), Cisarua ke Megamendung dua jam, biasanya paling lama hanya 20 menit," katanya.
Kekesalan serupa diungkapkan warga setempat di jalur Puncak, khususnya di tiga kecamatan (Ciawi-Megamendung-Cisarua). Tak sedikit yang mengeluh karena aktivitasnya terganggu.
"Saya mau pulang dari Pasar Cisarua naik motor sama saja seperti naik mobil nyaris tak bergerak. Ini dikarenakan lemahnya pengawasan dan penegakan hukum di sepanjang jalur Puncak, baik dari kepolisiannya dalam mengatur lalu lintas maupun pemerintah setempat dalam menertibkan PKL yang memakan badan jalan," keluhnya.
Sementara itu, Kasubag Humas Polres Bogor Kota AKP Ita Puspita Lena mengaku tidak mengetahui secara persis penyebab dari kemacetan yang terjadi selain akhir pekan. "Waw fantastis Puncak, tumben ini hari Selasa sudah macet," ujarnya.
(mhd)