Pemerintah Wajib Pertimbangkan Angkutan Gratis Lebaran
A
A
A
JAKARTA - Berkurangnya jasa angkutan transporatasi mudik gratis semestinya dipertimbangkan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Pasalnya, dengan mengurangi hal itu, akan membuat pemudik sepeda motor semakin bertambah banyak dibandingkan tahun lalu.
Direktur Institusi Studi Tranportasi (Instran), Darmaningtyas menilai menggratiskan pemudik dengan menggunakan jasa transportasi kereta api dan bus antar provinsi bisa mengurangi kepadatan kendaraan roda dua saat arus mudik. Hal ini dipercaya akan dapat mengurangi tingkat kecelakaan dan kematian, yang kebanyakan merupakan pengendara roda dua.
Pemerintah, kata Tyas, bisa memberikan solusi dengan cara menggunakan bus yang telah ada, sementara angkutan sepeda motor bisa diangkut dengan menyewa sejumlah truk-truk hingga ke kantong pemudik, seperti Tegal, Purwokerto maupun kota lainnya. Terlebih dengan cara ini, pemudik menjadi terbiasa lantaran sering menggunakan jasa bus sebelumnya.
"Macet akan sedikit berkurang, karena tidak perlu menambah armada bus," tutur Tyas kepada SINDO, Senin 23 Mei 2016.
Selain itu, Tyas juga menyayangkan dengan langkah pemerintah pusat yang menghapuskan jasa angkutan kapal laut gratis. Cara ini, kata Tyas, malah akan membuat kepadatan di jalur darat semakin tak terhindarkan. Malahan dia berasumsi, kemacetan panjang saat 2013 nanti akan kembali terjadi, mengingat kendaraan tumpah ruwah di jalanan pemudik.
Termasuk soal wacana penggratisan tol saat mudik nanti, Tyas menilai itu salah kapra. Lantaran, jasa tol gratis malah mendorong masyarakat menggunakan kendaraan pribadi roda empat. Sehingga transportasi umum malah semakin di tinggalkan, dan membuat kemacetan semakin parah.
"Semestinya dari pada menggratiskan tol, mendingan menambah angkutan gratis," tuturnya.
Pengamat Transportasi Universitas Trisakti, Yayat Supriatna mengatakan, angkutan motor masih menjadi pilihan alternatif setelah jasa angkutan seperti kereta mengalami tiket habis, sementara jasa angkutan bus tidak tepat waktu. Kondisi demikian membuat masyarakat menjadi sepeda motor sebagai jasa mudik.
"Terlebih dengan menggunakan motor jasa angkutan umum menjadi murah dan praktis, bisa digunakan untuk mengunjungi saat lebaran nanti," jelasnya.
Karena itu, Yayat tak memungkiri kepadatan mudik akan menjadi dominasi kendaraan roda dua. Peranan anggota kepolisian lalu lintas pun di pertaruhkan, polisi harus melakukan himbauan di sejumlah jalan, melakukan pemantauan, hingga mengarahkan masyarakat. Termasuk rest area di sepanjang pantura, wajib di perbanyak mengingat penggunaan sepeda motor membuat orang gampang lelah.
Operasi secara santun dengan mengedepankan himbauan keselawatan, kata Yayat wajib dilakukan petugas, pemantauan melalui CCTV terhadap simpul kemacetan harus diperhatikan, sehingga arus mudik tidak mengalami kemacetan stagnant. "Jateng mungkin relatif renggang, jabar yang harus kita fokuskan," tuturnya.
Terkait soal penyediaan jasa transportasi yang ada, Yayat menyarankan, Pemprov DKI Jakarta membantu masyarakat dalam jasa mudik nantinya. Ketersedian bus transjakarta yang begitu banyak bisa diperbantukan untuk jasa mudik gratis. Hanya saja, Yayat mengingatkan penggunaan ini tidak diperkenankan untuk melakukan kampanye. "Hanya murni pelayanan tok yah," cetusnya.
Terlebih, menilik dari pengalaman yang sudah-sudah, setiap kali lebaran terjadi, Jakarta menjadi lebih renggang, kendaraan roda empat dan dua jarang terlihat di Jakarta, begitupun dengan transportasi TransJakarta yang mengalami kosong di saat lebaran.
Selain itu, campur tangan pemerintah pusat dirasa sangat diperlukan untuk koordinasi antara pemprov dki dengan pemerintah daerah. Jangan sampai sekalipun DKI telah memberikan jasa angkutan mudiknya, namun pemerintah daerah tidak lagi membantu dalam arus balik.
"Di sini peran pusat untuk menjebatani, jangan biarkan warganya terlantar," ucapnya.
Dengan menggunakan angkutan Transjakarta akan memudahkan masyrakat untuk tidak menjadikan sepeda motor sebagai alternatif mudik. Ini bisa mengurangi angka kecelakaan dan kepadatan lalu lintas yang terjadi saat lebaran nanti.
Sementara itu beberapa waktu lalu, Senior Coorporate Communication Humas PT KAI, Agus Komarudin tak menampik, angkutan jasa motor gratis mudik lebaran yang diselenggarakan oleh Kementrian Perhubungan melalui PT KAI, sepi peminat. Sekalipun Kouta telah di buka hampir sebulan lebih, namun peminat jasa angkutan roda masih dibawah 10 persen.
Kondisi demikian, kata Agus, berbanding terbalik dengan tahun lalu. Kala itu para pemudik berbondong mendaftar. "Padahal tahun ini kita tambah koutanya loh," cetus Agus.
Ia menjabarkan, dari total kouta sebesar 15.834 sepeda motor, baru sekitar 1.500 kendaraan yang mendaftar. Mereka nantinya akan diantar ke beberapa kantong pemudik seperti Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, Ngrombo, Cepu, Bojonegoro, dan Babat.
Direktur Institusi Studi Tranportasi (Instran), Darmaningtyas menilai menggratiskan pemudik dengan menggunakan jasa transportasi kereta api dan bus antar provinsi bisa mengurangi kepadatan kendaraan roda dua saat arus mudik. Hal ini dipercaya akan dapat mengurangi tingkat kecelakaan dan kematian, yang kebanyakan merupakan pengendara roda dua.
Pemerintah, kata Tyas, bisa memberikan solusi dengan cara menggunakan bus yang telah ada, sementara angkutan sepeda motor bisa diangkut dengan menyewa sejumlah truk-truk hingga ke kantong pemudik, seperti Tegal, Purwokerto maupun kota lainnya. Terlebih dengan cara ini, pemudik menjadi terbiasa lantaran sering menggunakan jasa bus sebelumnya.
"Macet akan sedikit berkurang, karena tidak perlu menambah armada bus," tutur Tyas kepada SINDO, Senin 23 Mei 2016.
Selain itu, Tyas juga menyayangkan dengan langkah pemerintah pusat yang menghapuskan jasa angkutan kapal laut gratis. Cara ini, kata Tyas, malah akan membuat kepadatan di jalur darat semakin tak terhindarkan. Malahan dia berasumsi, kemacetan panjang saat 2013 nanti akan kembali terjadi, mengingat kendaraan tumpah ruwah di jalanan pemudik.
Termasuk soal wacana penggratisan tol saat mudik nanti, Tyas menilai itu salah kapra. Lantaran, jasa tol gratis malah mendorong masyarakat menggunakan kendaraan pribadi roda empat. Sehingga transportasi umum malah semakin di tinggalkan, dan membuat kemacetan semakin parah.
"Semestinya dari pada menggratiskan tol, mendingan menambah angkutan gratis," tuturnya.
Pengamat Transportasi Universitas Trisakti, Yayat Supriatna mengatakan, angkutan motor masih menjadi pilihan alternatif setelah jasa angkutan seperti kereta mengalami tiket habis, sementara jasa angkutan bus tidak tepat waktu. Kondisi demikian membuat masyarakat menjadi sepeda motor sebagai jasa mudik.
"Terlebih dengan menggunakan motor jasa angkutan umum menjadi murah dan praktis, bisa digunakan untuk mengunjungi saat lebaran nanti," jelasnya.
Karena itu, Yayat tak memungkiri kepadatan mudik akan menjadi dominasi kendaraan roda dua. Peranan anggota kepolisian lalu lintas pun di pertaruhkan, polisi harus melakukan himbauan di sejumlah jalan, melakukan pemantauan, hingga mengarahkan masyarakat. Termasuk rest area di sepanjang pantura, wajib di perbanyak mengingat penggunaan sepeda motor membuat orang gampang lelah.
Operasi secara santun dengan mengedepankan himbauan keselawatan, kata Yayat wajib dilakukan petugas, pemantauan melalui CCTV terhadap simpul kemacetan harus diperhatikan, sehingga arus mudik tidak mengalami kemacetan stagnant. "Jateng mungkin relatif renggang, jabar yang harus kita fokuskan," tuturnya.
Terkait soal penyediaan jasa transportasi yang ada, Yayat menyarankan, Pemprov DKI Jakarta membantu masyarakat dalam jasa mudik nantinya. Ketersedian bus transjakarta yang begitu banyak bisa diperbantukan untuk jasa mudik gratis. Hanya saja, Yayat mengingatkan penggunaan ini tidak diperkenankan untuk melakukan kampanye. "Hanya murni pelayanan tok yah," cetusnya.
Terlebih, menilik dari pengalaman yang sudah-sudah, setiap kali lebaran terjadi, Jakarta menjadi lebih renggang, kendaraan roda empat dan dua jarang terlihat di Jakarta, begitupun dengan transportasi TransJakarta yang mengalami kosong di saat lebaran.
Selain itu, campur tangan pemerintah pusat dirasa sangat diperlukan untuk koordinasi antara pemprov dki dengan pemerintah daerah. Jangan sampai sekalipun DKI telah memberikan jasa angkutan mudiknya, namun pemerintah daerah tidak lagi membantu dalam arus balik.
"Di sini peran pusat untuk menjebatani, jangan biarkan warganya terlantar," ucapnya.
Dengan menggunakan angkutan Transjakarta akan memudahkan masyrakat untuk tidak menjadikan sepeda motor sebagai alternatif mudik. Ini bisa mengurangi angka kecelakaan dan kepadatan lalu lintas yang terjadi saat lebaran nanti.
Sementara itu beberapa waktu lalu, Senior Coorporate Communication Humas PT KAI, Agus Komarudin tak menampik, angkutan jasa motor gratis mudik lebaran yang diselenggarakan oleh Kementrian Perhubungan melalui PT KAI, sepi peminat. Sekalipun Kouta telah di buka hampir sebulan lebih, namun peminat jasa angkutan roda masih dibawah 10 persen.
Kondisi demikian, kata Agus, berbanding terbalik dengan tahun lalu. Kala itu para pemudik berbondong mendaftar. "Padahal tahun ini kita tambah koutanya loh," cetus Agus.
Ia menjabarkan, dari total kouta sebesar 15.834 sepeda motor, baru sekitar 1.500 kendaraan yang mendaftar. Mereka nantinya akan diantar ke beberapa kantong pemudik seperti Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, Ngrombo, Cepu, Bojonegoro, dan Babat.
(mhd)