Kasus Klinik Aborsi Senen, Polisi Temukan Beberapa Bukti
A
A
A
JAKARTA - Petugas menyita sejumlah barang bukti terkait dugaan praktik aborsi dari klinik yang diketahui milik Detty Isniati di Jalan Kramat VII, Senen, Jakarta Pusat.
Barang bukti itu berkaitan kuat dengan sejumlah kegiatan aborsi yang dilakukan di klinik yang ternyata tak berizin itu.
Kasubdit Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Suparmo menjelaskan beberapa barang bukti yang disita antara lain suction aparatus (alat penghisap darah), ludocaine (obat bius), alat pembakaran janin, dan bon transaksi keuangan.
Barang-barang itu digeledah dari dua ruangan praktik eksekusi aborsi. "Dari barang bukti itu kan bisa menyebut kalau diduga klinik aborsi," kata Suparmo kepada wartawan, Jumat (20/5/2016).
Suparmo menambahkan, di dalam nota yang ia sita, diduga banyak beberapa nama pasien yang pernah memakai jasa praktik disana. "Nanti kami buka dan kami teliti lagi," katanya.
Nantinya barang bukti ini akan dibawa ke Polda Metro Jaya untuk diteliti. "Namun kami belum menemukan adanya janin ataupun bercak darah disini," jelasnya.
Ia juga menambahkan, dua dokter berinisal G dan B itu izin beroperasinya sudah habis sejak dua tahun yang lalu. "Orangnya udah lama gak ada. Dari data yang himpun, mereka sudah tak terdaftar izin praktiknya," terangnya.
Pihaknya kini tengah mengejar kedua dokter bersama sang pemilik klinik yang saat ini buron. Pasalnya, sejak terungkapnya kasus ini, sejumlah dokter dan pemilik mendadak kabur.
"Mereka masih saksi, belum tersangka. Nanti kalau buktinya sudah cukup baru kami tetapkan," katanya.
Sementara itu, Kepala Bagian Pelayanan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Tienke Margareta mengungkapkan, pihaknya untuk sementara menutup izin beroprasinya praktek ini.
"Soalnya izinnya kan belum terdaftar jadi kami tutup sementara dulu sembari menunggu proses pemeriksaan," tuturnya.
Pascapengerebekan yang dilakukan aparat Dinkes DKI Jakarta, Kamis 19 Mei 2016 kemarin, suasana klinik tampak sepi. Beberapa ruangan bersih dan sudah dirapihkan oleh sang pengurus.
Diduga, sebelum para dokter palsu itu kabur, mereka menghilangkan dan membawa lari sejumlah barang bukti untuk menghilangkan jejak.
Sementara itu, garis polisi langsung dipasang didepan pagar tinggi itu. Suasana tampak sepi,karena bangunan berlantai tiga itu sudah dikosongkan. Sejumlah pelaku yang kini buron, tengah dikejar.
Barang bukti itu berkaitan kuat dengan sejumlah kegiatan aborsi yang dilakukan di klinik yang ternyata tak berizin itu.
Kasubdit Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Suparmo menjelaskan beberapa barang bukti yang disita antara lain suction aparatus (alat penghisap darah), ludocaine (obat bius), alat pembakaran janin, dan bon transaksi keuangan.
Barang-barang itu digeledah dari dua ruangan praktik eksekusi aborsi. "Dari barang bukti itu kan bisa menyebut kalau diduga klinik aborsi," kata Suparmo kepada wartawan, Jumat (20/5/2016).
Suparmo menambahkan, di dalam nota yang ia sita, diduga banyak beberapa nama pasien yang pernah memakai jasa praktik disana. "Nanti kami buka dan kami teliti lagi," katanya.
Nantinya barang bukti ini akan dibawa ke Polda Metro Jaya untuk diteliti. "Namun kami belum menemukan adanya janin ataupun bercak darah disini," jelasnya.
Ia juga menambahkan, dua dokter berinisal G dan B itu izin beroperasinya sudah habis sejak dua tahun yang lalu. "Orangnya udah lama gak ada. Dari data yang himpun, mereka sudah tak terdaftar izin praktiknya," terangnya.
Pihaknya kini tengah mengejar kedua dokter bersama sang pemilik klinik yang saat ini buron. Pasalnya, sejak terungkapnya kasus ini, sejumlah dokter dan pemilik mendadak kabur.
"Mereka masih saksi, belum tersangka. Nanti kalau buktinya sudah cukup baru kami tetapkan," katanya.
Sementara itu, Kepala Bagian Pelayanan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Tienke Margareta mengungkapkan, pihaknya untuk sementara menutup izin beroprasinya praktek ini.
"Soalnya izinnya kan belum terdaftar jadi kami tutup sementara dulu sembari menunggu proses pemeriksaan," tuturnya.
Pascapengerebekan yang dilakukan aparat Dinkes DKI Jakarta, Kamis 19 Mei 2016 kemarin, suasana klinik tampak sepi. Beberapa ruangan bersih dan sudah dirapihkan oleh sang pengurus.
Diduga, sebelum para dokter palsu itu kabur, mereka menghilangkan dan membawa lari sejumlah barang bukti untuk menghilangkan jejak.
Sementara itu, garis polisi langsung dipasang didepan pagar tinggi itu. Suasana tampak sepi,karena bangunan berlantai tiga itu sudah dikosongkan. Sejumlah pelaku yang kini buron, tengah dikejar.
(nag)