Hidrolik Crane Naik Jadi Penyebab JPO Tol BSD Ambruk
A
A
A
TANGERANG - Polres Kota Tangerang Selatan memastikan penyebab robohnya jembatan penyeberangan orang (JPO) Km 7 Tol BSD akibat crane yang dibawa truk trailer tiba-tiba saja naik.
Kanit Laka Lantas Polres Kota Tangerang Selatan Ipda Harry Rahmat mengatakan, hasil pemeriksaan sopir truk yakni Marsan Simbolon tidak mengetahui sistem hidrolik crane yang dibawanya naik. Akibatnya pun fatal, ketika melintas di JPO Km 7, crane menghantam jembatan tersebut hingga akhirnya roboh.
seluruhnya.
"Sopir sama kernetnya enggak tahu kalau hidrolik crane-nya naik. Sebab sebelumnya, mereka jalan mulus saja, enggak kena jembatan sama sekali. Tapi, nyatanya, kemarin tiang crane-nya nyantol di jembatan," kata Harry kepada wartawan, Selasa (17/5/2016).
Menurut Harry, Marsan bersama kernetnya ditugaskan pemilik truk trailer mengangkut crane dari salah satu proyek yang sedang dikerjakan di kawasan ICE, BSD, Tangerang. Rencananya, crane tersebut akan di bawa ke gudang di Serang, Banten, melalui Tol JORR .
Jika dilihat dari lokasi datangnya truk di ruas tol BSD, ada beberapa jembatan lainnya sebelum jembatan penyeberangan orang yang ambruk itu. Salah satu petugas lapangan BSD Tol menyebutkan, jembatan yang ambruk ditabrak crane merupakan jembatan keempat.
Semua ketinggian jembatan, dari yang pertama hingga keempat dan seterusnya pun sama, yakni lima meter. Harry berpendapat, jika truk berhasil melewati jembatan sebelum-sebelumnya tanpa menabrak, maka dapat dipastikan ada yang salah sehingga jembatan keempat sampai dihantam oleh crane dan ambruk.
Adapun kondisi di lapangan saat kejadian berlangsung memang minim saksi mata dan tidak ada CCTV yang memantau jalan tersebut. Hal yang masih terus didalami adalah bagaimana tiang crane bisa naik dan menghantam badan jembatan yang berbahan dasar beton itu.
"Crane-nya bisa naik, enggak mungkin kalau enggak ada gerakan. Ini yang masih terus kami dalami, kok bisa," tutur Harry.
Kanit Laka Lantas Polres Kota Tangerang Selatan Ipda Harry Rahmat mengatakan, hasil pemeriksaan sopir truk yakni Marsan Simbolon tidak mengetahui sistem hidrolik crane yang dibawanya naik. Akibatnya pun fatal, ketika melintas di JPO Km 7, crane menghantam jembatan tersebut hingga akhirnya roboh.
seluruhnya.
"Sopir sama kernetnya enggak tahu kalau hidrolik crane-nya naik. Sebab sebelumnya, mereka jalan mulus saja, enggak kena jembatan sama sekali. Tapi, nyatanya, kemarin tiang crane-nya nyantol di jembatan," kata Harry kepada wartawan, Selasa (17/5/2016).
Menurut Harry, Marsan bersama kernetnya ditugaskan pemilik truk trailer mengangkut crane dari salah satu proyek yang sedang dikerjakan di kawasan ICE, BSD, Tangerang. Rencananya, crane tersebut akan di bawa ke gudang di Serang, Banten, melalui Tol JORR .
Jika dilihat dari lokasi datangnya truk di ruas tol BSD, ada beberapa jembatan lainnya sebelum jembatan penyeberangan orang yang ambruk itu. Salah satu petugas lapangan BSD Tol menyebutkan, jembatan yang ambruk ditabrak crane merupakan jembatan keempat.
Semua ketinggian jembatan, dari yang pertama hingga keempat dan seterusnya pun sama, yakni lima meter. Harry berpendapat, jika truk berhasil melewati jembatan sebelum-sebelumnya tanpa menabrak, maka dapat dipastikan ada yang salah sehingga jembatan keempat sampai dihantam oleh crane dan ambruk.
Adapun kondisi di lapangan saat kejadian berlangsung memang minim saksi mata dan tidak ada CCTV yang memantau jalan tersebut. Hal yang masih terus didalami adalah bagaimana tiang crane bisa naik dan menghantam badan jembatan yang berbahan dasar beton itu.
"Crane-nya bisa naik, enggak mungkin kalau enggak ada gerakan. Ini yang masih terus kami dalami, kok bisa," tutur Harry.
(whb)