Dalami Kematian Suporter Persija, Polda Metro Terjunkan Propam
A
A
A
JAKARTA - Polda Metro Jaya menerjunkan Profesi dan Pengamanan (Propam) untuk menyelidiki kematian suporter Jakmania Muhammad Fahreza (16), yang tewas saat menonton pertandingan Persija dan Persela di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta. Propam akan mencari fakta yang ada di lapangan terkait kematian Fahreza.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Awi mengatakan, polisi tengah mendalami kematian Fahreza di SUGBK. Apalagi, polisi menemukan fakta kalau almarhum memang sempat bercerita di RS Cilandak sebelum meninggal. Almarhum menyebut, terjadi kerusuhan dan saat itu korban pun terkena pukulan.
"Ada penuturan almarhum sebelum meninggal di RS Cilandak, sempat terjadi kerusuhan di SUGBK dan sempat terkena pukul orang yang berbaju coklat, itu penafsiran mereka yang diduga polisi," jelasnya di Mapolda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (16/5/2016).
Menurut Awi, pelaku pemukulan yang berbaju coklat itu perlu diklarifikasi kembali. Pasalnya, seseorang yang memakai baju coklat tak bisa begitu saja disebut polisi. Maka itu, polisi akan lebih mendalami keterangan para saksi dan keluarga korban yang memang melihat kronologis peristiwa itu. (Baca: Jakmania Pertanyakan Kematian Fahreza, Tagar #UsutTuntas Heboh di Medsos)
"Makanya, tim Propam Polda Metro Jaya kami turunkan untuk mencari fakta yang ada di TKP, bahkan dari keterangan abangnya almarhum bagaimana penuturan dan kesaksiannya itu kami gali semua," pungkasnya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Awi mengatakan, polisi tengah mendalami kematian Fahreza di SUGBK. Apalagi, polisi menemukan fakta kalau almarhum memang sempat bercerita di RS Cilandak sebelum meninggal. Almarhum menyebut, terjadi kerusuhan dan saat itu korban pun terkena pukulan.
"Ada penuturan almarhum sebelum meninggal di RS Cilandak, sempat terjadi kerusuhan di SUGBK dan sempat terkena pukul orang yang berbaju coklat, itu penafsiran mereka yang diduga polisi," jelasnya di Mapolda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (16/5/2016).
Menurut Awi, pelaku pemukulan yang berbaju coklat itu perlu diklarifikasi kembali. Pasalnya, seseorang yang memakai baju coklat tak bisa begitu saja disebut polisi. Maka itu, polisi akan lebih mendalami keterangan para saksi dan keluarga korban yang memang melihat kronologis peristiwa itu. (Baca: Jakmania Pertanyakan Kematian Fahreza, Tagar #UsutTuntas Heboh di Medsos)
"Makanya, tim Propam Polda Metro Jaya kami turunkan untuk mencari fakta yang ada di TKP, bahkan dari keterangan abangnya almarhum bagaimana penuturan dan kesaksiannya itu kami gali semua," pungkasnya.
(mhd)