Terjebak Banjir, Empat Ibu Hamil Dievakuasi dari Loteng Rumah
A
A
A
BEKASI - Banjir parah yang merendam Perumahan Pondok Gede Permai, Bekasi membuat tim SAR melakukan evakuasi terhadap warga yang masih bertahan. Ada empat ibu hamil yang dievakuasi dari loteng rumahnya karena banjir sudah merendam hingga batas plafon rumah.
Dua dari empat ibu hamil yang dievakuasi sudah mendekati masa kehamilan dan langsung dirujuk ke bidan terdekat. ”Dua orang menuju proses persalinan,” kata dokter Ita Yulia, di posko banjir, Perumahan PGP, Kamis (21/4/2016).
Karena itu, kedua ibu hamil tersebut segera dirujuk ke bidan terdekat untuk menjalani proses persalinan. Adapun, dua orang lainnya belum ada tanda-tanda akan melahirkan, sehingga dibawa ke rumah saudaranya yang tak kebanjiran.
”Saya mulas sejak air meluap,” kata ibu hamil, Eka Sulistiawati (30). Namun, dia tetap bertahan di rumahnya karena menganggap banjir tak separah ini. Sebab biasanya banjir hanya setinggi lutut orang dewasa.
Akibatnya, air dengan cepat masuk ke pemukiman warga, hanya berselang sejam kemudian ketinggian sudah mencapai empat meter di bagian belakang.
Karena itu, Eka yang seorang diri berada di rumah mencoba naik ke lantai dua rumah. Namun, lantaran kondisi kehamilan sudah berjalan sembilan bulan, dia tak kuat menahan sakit perutnya. Oleh karena itu, Eka segera berteriak meminta bantuan dan dievakuasi tim SAR.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi, Herry Ismiardi mengatakan, banjir kali ini merupakan terbesar sepanjang 2016, sebab tinggi muka air kiriman dari Bogor mencapai 400 sentimeter, lebih besar dari sebelumnya hanya 350 sentimeter. ”Banjir diperparah dengan adanya tanggul jebol,” katanya.
Menurut dia, hampir permukiman yang berada di Bantaran Kali Bekasi terkena luapan dan banjir. Misalnya, Vila Nusa Indah, Kemang IFI, PML, Depnaker, bahkan Kemang Pratama yang biasa tak banjir juga terendam air.
Dua dari empat ibu hamil yang dievakuasi sudah mendekati masa kehamilan dan langsung dirujuk ke bidan terdekat. ”Dua orang menuju proses persalinan,” kata dokter Ita Yulia, di posko banjir, Perumahan PGP, Kamis (21/4/2016).
Karena itu, kedua ibu hamil tersebut segera dirujuk ke bidan terdekat untuk menjalani proses persalinan. Adapun, dua orang lainnya belum ada tanda-tanda akan melahirkan, sehingga dibawa ke rumah saudaranya yang tak kebanjiran.
”Saya mulas sejak air meluap,” kata ibu hamil, Eka Sulistiawati (30). Namun, dia tetap bertahan di rumahnya karena menganggap banjir tak separah ini. Sebab biasanya banjir hanya setinggi lutut orang dewasa.
Akibatnya, air dengan cepat masuk ke pemukiman warga, hanya berselang sejam kemudian ketinggian sudah mencapai empat meter di bagian belakang.
Karena itu, Eka yang seorang diri berada di rumah mencoba naik ke lantai dua rumah. Namun, lantaran kondisi kehamilan sudah berjalan sembilan bulan, dia tak kuat menahan sakit perutnya. Oleh karena itu, Eka segera berteriak meminta bantuan dan dievakuasi tim SAR.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi, Herry Ismiardi mengatakan, banjir kali ini merupakan terbesar sepanjang 2016, sebab tinggi muka air kiriman dari Bogor mencapai 400 sentimeter, lebih besar dari sebelumnya hanya 350 sentimeter. ”Banjir diperparah dengan adanya tanggul jebol,” katanya.
Menurut dia, hampir permukiman yang berada di Bantaran Kali Bekasi terkena luapan dan banjir. Misalnya, Vila Nusa Indah, Kemang IFI, PML, Depnaker, bahkan Kemang Pratama yang biasa tak banjir juga terendam air.
(ysw)