Masih Diburu, Polisi Kantongi Identitas Pembunuh Ibu Hamil

Jum'at, 15 April 2016 - 14:52 WIB
Masih Diburu, Polisi...
Masih Diburu, Polisi Kantongi Identitas Pembunuh Ibu Hamil
A A A
JAKARTA - Polisi masih melakukan pemburuan terhadap pelaku pembunuh ibu hamil yang juga dimutilasi di Telagasari, Cikupa, Tangerang. Namun, polisi sudah mengantongi identitas pelaku dari sejumlah saksi yang diperiksa.

Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti mengatakan, pelaku pembunuh ibu hamil itu masih belum diketahui keberadannya. Polisi pun tengah mencarinya ke segala penjuru Jabodetabek.

"Saksi kunci itu terlibat dalam peristiwa tersebut atas nama RI, TR ya, kemudian diperiksa intensif. Terduga pelaku atas nama AG, itu berdasarkan keterangan saksi kunci. Sekarang sedang kami kejar," ujarnya di Mapolda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Jumat (15/4/2016).

Krishna mengatakan, polisi akan menyebarkan foto terduga pelaku pembunuh ibu hamil itu. Namun, polisi belum tahu korban dan pelaku memiliki hubungan khusus atau tidak.

"Statusnya belum tahu ini siapa korban, saksi cerita dia membuang potongan tubuh dan barang bukti bersama pelaku, dimintai tolong pelaku," tuturnya. (Baca: Potongan Tangan dan Kaki Wanita Hamil Dimutilasi Ditemukan)

Dari keterangan saksi tersebut, kata Krishna, polisi yakin kalau keterangan itu signifikan terkait peristiwa pembunuhan ibu hamil itu. Setelah pelaku ditangkap, kata dia, polisi baru megetahui motif dan hubungan keduanya.

"Saksi tahu korban, tapi korban tidak tahu. Identitas korban masih ditelusuri, belum ada kepastian karena kan autopsi, informasi tentang identitas korban akan diketahui dari keterangan saksi maupun identifikasi terhadap jati diri maupun ciri-ciri korban. Jadi kalau sudah dapat baru ada kepastian identitasnya," katanya.

Dia menegaskan, berdasarkan hasil autopsi kalau ibu hamil itu dibunuh. "Hasil autopsi jelas itu dibunuh, kepalanya luka, tubuhnya dipotong-potong, bayinya mati, kaki kanan kiri terpotong, tangan kanan kiri terpotong. Ada dugaannya kekerasan (sebelum dibunuh)," pungkasnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1169 seconds (0.1#10.140)