235 Bangunan di TPU Menteng Pulo Digusur
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 235 bangunan liar di kawasan TPU Menteng Pulo, Setiabudi, Jakarta Selatan ditertibkan. Pasalnya, area yang seharusnya dijadikan sebagai makam itu malah ditempati pemulung.
"Ini ada 235 gubuk yang kami bongkar untuk mengembalikan sesuai fungsi, yakni makam. Di sini ada 50 KK dengan penduduk sekitar 200 jiwa," ungkap Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi pada wartawan, Kamis (7/4/2016).
Menurut Tri, pihaknya sudah melayangkan surat peringatan pada semua pemilik bangunn semi permanen tersebut beberapa kali. Namun tak pernah dihiraukannya.
Maka itu, pada Kamis (7/4/2016) ini pun dilakukan pembongkaran agar lahan yang luasnya sekitar 2.000 meter persegi itu kembali dijadikan sebagai fungsinya yang memang untuk pemakamanan.
Tri menerangkan, dalam pembongkaran 235 bangunana tersebut melibatkan alat berat beko, Polri, TNI, dan Satpol PP. Pihaknya juga tidak akan memberikan ganti rugi dalam bentuk apapun dan dipastikan tidak ada relokasi ke rusun.
"Mereka sudah tahu memang bukan lahan tempat tinggal, saat sosialisasi mereka akan menyadari. Nggak ada kewajiban kami menempati rusun, itu kan pengepul dan pemulung," tuturnya.
Tri Kurniadi menjelaskan, sudah menyiapakan 40 bangunan sementara untuk keluarga yang anaknya sedang menjalani Ujian Nasional (UN). Keluarga tersebut dipersilakan menempati sementara bangunan yang masih ada agar tidak mengganggu kelangsungan UN anak mereka.
Namun, kata Tri, keluarga yang menghuni 40 bangunan itu diminta membuat surat pernyataan, jika UN selesai mereka membongkar sendiri bangunannya dan meninggalkan bangunan tersebut.
"Mereka dipindah ke satu titik, bangunannya sekitar 40. Ada sekitar 62 anak yang sedang ujian, dari SD, SMP, SMA. Diberi waktu sampai ujian nasional semua tingkatan selesai pada bulan Mei mendatang," jelasnya.
"Ini ada 235 gubuk yang kami bongkar untuk mengembalikan sesuai fungsi, yakni makam. Di sini ada 50 KK dengan penduduk sekitar 200 jiwa," ungkap Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi pada wartawan, Kamis (7/4/2016).
Menurut Tri, pihaknya sudah melayangkan surat peringatan pada semua pemilik bangunn semi permanen tersebut beberapa kali. Namun tak pernah dihiraukannya.
Maka itu, pada Kamis (7/4/2016) ini pun dilakukan pembongkaran agar lahan yang luasnya sekitar 2.000 meter persegi itu kembali dijadikan sebagai fungsinya yang memang untuk pemakamanan.
Tri menerangkan, dalam pembongkaran 235 bangunana tersebut melibatkan alat berat beko, Polri, TNI, dan Satpol PP. Pihaknya juga tidak akan memberikan ganti rugi dalam bentuk apapun dan dipastikan tidak ada relokasi ke rusun.
"Mereka sudah tahu memang bukan lahan tempat tinggal, saat sosialisasi mereka akan menyadari. Nggak ada kewajiban kami menempati rusun, itu kan pengepul dan pemulung," tuturnya.
Tri Kurniadi menjelaskan, sudah menyiapakan 40 bangunan sementara untuk keluarga yang anaknya sedang menjalani Ujian Nasional (UN). Keluarga tersebut dipersilakan menempati sementara bangunan yang masih ada agar tidak mengganggu kelangsungan UN anak mereka.
Namun, kata Tri, keluarga yang menghuni 40 bangunan itu diminta membuat surat pernyataan, jika UN selesai mereka membongkar sendiri bangunannya dan meninggalkan bangunan tersebut.
"Mereka dipindah ke satu titik, bangunannya sekitar 40. Ada sekitar 62 anak yang sedang ujian, dari SD, SMP, SMA. Diberi waktu sampai ujian nasional semua tingkatan selesai pada bulan Mei mendatang," jelasnya.
(whb)