Buset, Kemacetan di Bogor Kini Semakin Parah
A
A
A
BOGOR - Tidak adanya penambahan jaringan jalan baru, tumbuhnya Pedagang Kaki Lima (PKL), dan maraknya pembangunan pusat perbelanjaan makin membuat jalan di Kota Bogor Semrawut. Ditambah lagi, minimnya kesadaran pengemudi angkutan umum membuat kondisi kemacetan semakin parah.
Kondisi tersebut kerap dikeluhkan, masyarakat Kota Bogor sejak awal tahun. "Tadinya menghindar dari kemacetan di jambatan merah. Ternyata sekarang malah semakin parah, hampir satu jam saya pakai mobil terjebak kemacetan di kawasan Stasiun Bogor,” ujar Rinal Chandra (37) warga Kelurahan Sindangbarang, Bogor Barat, Kota Bogor, Selasa (19/10/2016).
Sedangkan Ardhi S (27) mengaku hampir setiap pagi terjebak kemacetan di kawasan Jalan Kapten Muslihat akibat maraknya angkot dan PKL.
“Saya berangkat pagi harus mandi keringat karena banyak angkot ngetem di kawasan Stasiun dan Taman Topi. Aneh, tak ada petugas DLLAJ yang mengatur, padahal personelnya banyak. Kalau Satpol PP wajar, karena minim personel untuk menertibkan para PKL, inikah penyebab ya terminal bayangan,” keluhnya.
Berdasarkan pantauan, kemacetan di Kota Bogor yang biasanya terjadi hanya setiap akhir pekan, saat ini sudah menjadi pemandangan sehari-hari.
Seperti di kawasan Bubulak, Bogor Barat, Kota Bogor. Ruas jalur alternatif Bubulak-Cifor dan Jalan Raya Bubulak-Dramaga, yang dulu sepi dan arus lalu lintas ramai lancar, kini macetnya sudah seperti di kawasan Stasiun Bogor.
Kemudian di simpang Tol Bogor Ring Road (BORR) Kedunghalang-Sholeh Iskandar, yang sejatinya lancar dengan dibangunnya tol sesi IIA (Kedunghalang-Kedungbadak), justeru saat ini malah tidak berdampak sama sekali dalam mengurai kemacetan.
Kemacetan di Jalan KS Tubun atau Kedunghalang Talang, disebabkan terjadinya penyempitan badan jalan dan banyaknya pengendara yang keluar masuk di simpang Jalan Pemda-Kedunghalang, Bogor Utara, Kota Bogor.
Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto saat dikonfirmasi mengakui kemacetan di Kota Bogor, akhir-akhir ini akibat maraknya terminal bayangan di pusat kota.
Baik itu terminal bayangan di Jalan Mayor Oking dan Kapten Muslihat yang diramaikan pula oleh para PKL maupun parkir/penitipan sepeda motor liar, juga banyaknya angkot ngetem di kawasan Tugu Kujang (Jalan Bangka-Ottista) menjadi bagian dari akar masalah kemacetan. “Betul. Itu PR (Pekerjaan Rumah) buat Pemkot. Terminal bayangan di beberapa titik di pusat kota (akan dibenahi),” ujarnya, Selasa (19/1/2016).
Tak hanya itu, pihaknya mengakui juga tidak adanya tindakan tegas dari personel DLLAJ dan Satpol PP yang seharusnya mengawasi dan menindas para pelanggar lalu lintas dan peraturan daerah membuat angkot dan PKL kembali marak. Bahkan, para pengendara nekat menitipkan atau memarkirkan sepeda motornya di bahu jalan.
Kepala Seksi Perparkiran DLLAJ Kota Bogor, Rudy Partawijaya membantah kalau pihaknya lemah dalam mengawasi maraknya parkir liar di kawasan Jalan Mayor Oking.
“Nggak benar, kami selalu memantau kawasan Mayor Oking agar terbebas dari parkir liar. Bahkan sudah berulangkali memberikan peringatan kepada tukang parkirnya. Dan akan memberikan sanksi jika benar-benar ditemukan kembali adanya parkir liar lagi,” tuturnya.
Kondisi tersebut kerap dikeluhkan, masyarakat Kota Bogor sejak awal tahun. "Tadinya menghindar dari kemacetan di jambatan merah. Ternyata sekarang malah semakin parah, hampir satu jam saya pakai mobil terjebak kemacetan di kawasan Stasiun Bogor,” ujar Rinal Chandra (37) warga Kelurahan Sindangbarang, Bogor Barat, Kota Bogor, Selasa (19/10/2016).
Sedangkan Ardhi S (27) mengaku hampir setiap pagi terjebak kemacetan di kawasan Jalan Kapten Muslihat akibat maraknya angkot dan PKL.
“Saya berangkat pagi harus mandi keringat karena banyak angkot ngetem di kawasan Stasiun dan Taman Topi. Aneh, tak ada petugas DLLAJ yang mengatur, padahal personelnya banyak. Kalau Satpol PP wajar, karena minim personel untuk menertibkan para PKL, inikah penyebab ya terminal bayangan,” keluhnya.
Berdasarkan pantauan, kemacetan di Kota Bogor yang biasanya terjadi hanya setiap akhir pekan, saat ini sudah menjadi pemandangan sehari-hari.
Seperti di kawasan Bubulak, Bogor Barat, Kota Bogor. Ruas jalur alternatif Bubulak-Cifor dan Jalan Raya Bubulak-Dramaga, yang dulu sepi dan arus lalu lintas ramai lancar, kini macetnya sudah seperti di kawasan Stasiun Bogor.
Kemudian di simpang Tol Bogor Ring Road (BORR) Kedunghalang-Sholeh Iskandar, yang sejatinya lancar dengan dibangunnya tol sesi IIA (Kedunghalang-Kedungbadak), justeru saat ini malah tidak berdampak sama sekali dalam mengurai kemacetan.
Kemacetan di Jalan KS Tubun atau Kedunghalang Talang, disebabkan terjadinya penyempitan badan jalan dan banyaknya pengendara yang keluar masuk di simpang Jalan Pemda-Kedunghalang, Bogor Utara, Kota Bogor.
Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto saat dikonfirmasi mengakui kemacetan di Kota Bogor, akhir-akhir ini akibat maraknya terminal bayangan di pusat kota.
Baik itu terminal bayangan di Jalan Mayor Oking dan Kapten Muslihat yang diramaikan pula oleh para PKL maupun parkir/penitipan sepeda motor liar, juga banyaknya angkot ngetem di kawasan Tugu Kujang (Jalan Bangka-Ottista) menjadi bagian dari akar masalah kemacetan. “Betul. Itu PR (Pekerjaan Rumah) buat Pemkot. Terminal bayangan di beberapa titik di pusat kota (akan dibenahi),” ujarnya, Selasa (19/1/2016).
Tak hanya itu, pihaknya mengakui juga tidak adanya tindakan tegas dari personel DLLAJ dan Satpol PP yang seharusnya mengawasi dan menindas para pelanggar lalu lintas dan peraturan daerah membuat angkot dan PKL kembali marak. Bahkan, para pengendara nekat menitipkan atau memarkirkan sepeda motornya di bahu jalan.
Kepala Seksi Perparkiran DLLAJ Kota Bogor, Rudy Partawijaya membantah kalau pihaknya lemah dalam mengawasi maraknya parkir liar di kawasan Jalan Mayor Oking.
“Nggak benar, kami selalu memantau kawasan Mayor Oking agar terbebas dari parkir liar. Bahkan sudah berulangkali memberikan peringatan kepada tukang parkirnya. Dan akan memberikan sanksi jika benar-benar ditemukan kembali adanya parkir liar lagi,” tuturnya.
(ysw)