Bom Sarinah Dirakit di Jakarta, Pistol dari Filipina
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah bom yang dibawa teroris di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, kemarin dirakit di sebuah tempat di Jakarta. Kendati demikian, pemerintah belum bisa membeberkan lokasi detail tempat pembuatan bom tersebut.
"Ada satu tempat di Jakarta, nanti segera diumumkan," kata Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (15/1/2016).
Adapun senjata api rakitan yang dibawa para teroris di kawasan Sarinah kemarin, diduga berasal dari daerah Mindanao, Filipina. "Senjata sekarang kita bisa duga ada yang dari daerah Mindanao," kata mantan kepala staf kepresidenan ini.
Dikatakannya, senjata yang dimiliki para teroris itu dipasok dari donatur yang berada di luar Indonesia. "Donatur, sudah ada laporan dana masuk untuk apa membantu teroris sejumlah tertentu itu beberapa waktu yang lalu," katanya.
Dia menambahkan, sebenarnya aliran dana kepada para teroris itu sudah ditelusuri. Namun, penelusuran aliran dana teroris itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.
"Kami Desember (2015) sudah melakukan langkah-langkah, sudah banyak yang ditangkap tapi tentu tidak bisa semua, dan pernah saya sampaikan, ini salah satu yang belum bisa kita ungkap dan ternyata bermain," imbuhnya.
Sedangkan aliran dana yang diterima para teroris itu berasal dari berbagai negara. Namun, Luhut enggan membeberkan secara detail.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, para teroris di kawasan Sarinah kemarin, merupakan bagian dari sekitar 100 Warga Negara Indonesia (WNI) yang kembali ke tanah air dari Suriah pada November 2015 lalu. "Ya ada bagian dari itu," pungkasnya.
"Ada satu tempat di Jakarta, nanti segera diumumkan," kata Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (15/1/2016).
Adapun senjata api rakitan yang dibawa para teroris di kawasan Sarinah kemarin, diduga berasal dari daerah Mindanao, Filipina. "Senjata sekarang kita bisa duga ada yang dari daerah Mindanao," kata mantan kepala staf kepresidenan ini.
Dikatakannya, senjata yang dimiliki para teroris itu dipasok dari donatur yang berada di luar Indonesia. "Donatur, sudah ada laporan dana masuk untuk apa membantu teroris sejumlah tertentu itu beberapa waktu yang lalu," katanya.
Dia menambahkan, sebenarnya aliran dana kepada para teroris itu sudah ditelusuri. Namun, penelusuran aliran dana teroris itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.
"Kami Desember (2015) sudah melakukan langkah-langkah, sudah banyak yang ditangkap tapi tentu tidak bisa semua, dan pernah saya sampaikan, ini salah satu yang belum bisa kita ungkap dan ternyata bermain," imbuhnya.
Sedangkan aliran dana yang diterima para teroris itu berasal dari berbagai negara. Namun, Luhut enggan membeberkan secara detail.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, para teroris di kawasan Sarinah kemarin, merupakan bagian dari sekitar 100 Warga Negara Indonesia (WNI) yang kembali ke tanah air dari Suriah pada November 2015 lalu. "Ya ada bagian dari itu," pungkasnya.
(ysw)