70% Lukisan Badan Truk di Pasar Induk Cipinang Karya Buyung
A
A
A
JAKARTA - Bergelut dengan kuas dan cat yang merupakan peralatan lukisnya sejak tahun 1970. Suwarno alias Buyung (70) sang pelukis badan truk menyatakan 70% lukisan di truk-truk di Pasar Induk Cipanang merupakan hasil karyanya.
"Bisa dibilang galeri saya di Pasar Induk. Sebanyak 70% truk yang ada lukisannya itu karya saya," kata Buyung kepada Sindonews beberapa waktu lalu. Buyung pun menjelaskan, hasil karyanya memiki ciri khas warna dominan merah dan agak berbayang.
Selain itu juga selalu dituliskan kata 'Semoga Selamat' di badan truk. Kata 'Semoga Selamat' itu dituliskan setelah sebelumnya dirinya menulis tentang kata-kata horor yang akhirnya truk tersebut mengalami kecelakaan. Di usia yang lanjut, kondisi fisik Buyung tak lagi memungkinkan untuk berkarya.
Buyung pun mewariskan keterampilannya kepada Miswadi (35) anak keempatnya. "Saya belajar lukis otodidak. Karena kondisi kesehatan saya yang enggak stabil, anak saya yang melanjutkan," jelas Buyung.
Sejak tahun 2005, Mawardi membantu sang ayah untuk melukis badan truk di Pasar Induk Beras Cipinang hingga saat ini."Cuma saya ambil orderannya hari Minggu saja, hari lainnya saya kerja. Ini untuk meneruskan karya bapak di Pasar Induk," kata Miswadi.
Di tengah terpaan teknologi, di mana era digital printing mengikis teknik melukis manual, namun Miswadi masih optimis karya-karyanya masih diminati para pelanggan. Soal harga, Miswadi menyebutkan hasil karyanya itu diberi harga kisaran Rp250-300.000. Kualitasnya juga terbilang bagus dan bisa bertahan lima tahun lebih.
"Bagaimana selera si pemilik truk saja lah. Mereka bilang seninya lebih tinggi yang manual," ujarnya. Miswadi tetap menjaga idealisme sang ayah yang enggan menulis kata-kata dan gambar seronok.
Mawardi lebih membuat lukisan gambar rambu lalu lintas."Kata-katanya juga sopan. Ini yang menandakan mana karya saya dan bapak. Misalnya selalu ada selipan kata-kata 'Semoga Selamat Sampai Tujuan' dan rambu-rambu beggitu," terangnya.
Tidak hanya melukis di badan truk saja, Miswadi juga sering mendapatkan order membuat plang nama toko. Namun, Mawardi menolak jika ada sekolah (TK) yang memintanya menggambar di tembok sekolah.
"Plang nama Pasar Induk Cipinang itu karya bapak saya. Saya juga kadang menerima order nama atau merek toko. Kalau order dari sekolah banyak, cuma saya enggak mau ambil lahan (rezeki) orang," ucapnya Miswadi.
"Bisa dibilang galeri saya di Pasar Induk. Sebanyak 70% truk yang ada lukisannya itu karya saya," kata Buyung kepada Sindonews beberapa waktu lalu. Buyung pun menjelaskan, hasil karyanya memiki ciri khas warna dominan merah dan agak berbayang.
Selain itu juga selalu dituliskan kata 'Semoga Selamat' di badan truk. Kata 'Semoga Selamat' itu dituliskan setelah sebelumnya dirinya menulis tentang kata-kata horor yang akhirnya truk tersebut mengalami kecelakaan. Di usia yang lanjut, kondisi fisik Buyung tak lagi memungkinkan untuk berkarya.
Buyung pun mewariskan keterampilannya kepada Miswadi (35) anak keempatnya. "Saya belajar lukis otodidak. Karena kondisi kesehatan saya yang enggak stabil, anak saya yang melanjutkan," jelas Buyung.
Sejak tahun 2005, Mawardi membantu sang ayah untuk melukis badan truk di Pasar Induk Beras Cipinang hingga saat ini."Cuma saya ambil orderannya hari Minggu saja, hari lainnya saya kerja. Ini untuk meneruskan karya bapak di Pasar Induk," kata Miswadi.
Di tengah terpaan teknologi, di mana era digital printing mengikis teknik melukis manual, namun Miswadi masih optimis karya-karyanya masih diminati para pelanggan. Soal harga, Miswadi menyebutkan hasil karyanya itu diberi harga kisaran Rp250-300.000. Kualitasnya juga terbilang bagus dan bisa bertahan lima tahun lebih.
"Bagaimana selera si pemilik truk saja lah. Mereka bilang seninya lebih tinggi yang manual," ujarnya. Miswadi tetap menjaga idealisme sang ayah yang enggan menulis kata-kata dan gambar seronok.
Mawardi lebih membuat lukisan gambar rambu lalu lintas."Kata-katanya juga sopan. Ini yang menandakan mana karya saya dan bapak. Misalnya selalu ada selipan kata-kata 'Semoga Selamat Sampai Tujuan' dan rambu-rambu beggitu," terangnya.
Tidak hanya melukis di badan truk saja, Miswadi juga sering mendapatkan order membuat plang nama toko. Namun, Mawardi menolak jika ada sekolah (TK) yang memintanya menggambar di tembok sekolah.
"Plang nama Pasar Induk Cipinang itu karya bapak saya. Saya juga kadang menerima order nama atau merek toko. Kalau order dari sekolah banyak, cuma saya enggak mau ambil lahan (rezeki) orang," ucapnya Miswadi.
(whb)