Kenakan Seragam Polsuska, Remaja 19 Tahun Ditangkap
A
A
A
JAKARTA - Seorang pemuda bernama Tri Isnanto (19) ditangkap petugas lantaran mengenakan seragam Polisi Khusus Kereta (Polsuska) di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat. Tri mengenakan seragam tersebut karena terobsesi menjadi prajurit militer dan hendak melamar menjadi Polsuska asli.
Remaja yang tercatat sebagai warga Candi Rejo, RT 04/05, Lampung Tengah, ini ditangkap di Stasiun Tanah Abang saat menumpangi KA Kalimaya dari Merak, Selasa 8 Desember 2015 kemarin. Meski telah diamankan petugas, Tri tetap terlihat semangat dan mengaku sengaja mengenakan seragam serta atribut lengkap Polsuska Kertapati Sumatera Selatan lantaran ingin menjadi seorang prajurit.
Tri menuturkan, usai gagal menjalani tes masuk sebagai anggota TNI, dirinya bertemu dengan seorang perempuan mengaku bernama Ismi Subowo sebagai pegawai PT KAI. "Saya diminta Ibu Ismi untuk membeli seragam serta atribut lengkap Polsuska. Selanjutnya pergi ke kantor pusat PT KAI di Jakarta untuk mengikuti perekrutan anggota Polsuska baru," tutur Tri kemarin.
Tri mengatakan, seragam Polsuska itu sengaja dijahit di wilayah Tanjung Karang, Bandar Lampung. Sementara, atribut Polsuska seperti emblem, topi hingga sepatu dibeli di Pasar Cindi, Palembang.
Adapun pistol yang diketahui merupakan korek api didapatkannya dari Pasar Bandar Jaya, Lampung Tengah."Saya enggak pernah pakai seragam ini buat kejahatan. Sekarang ini saya pakai karena mau ke kantor PT KAI. Ini saja saya baru pakai habis turun dari kapal feri di Pelabuhan Merak," ungkapnya tertunduk.
Usia diberikan pengarahan, Tri yang terlihat tertunduk pucat pun dipersilahkan untuk meninggalkan Kantor Polsuska Stasiun Tanah Abang. Bersamaan dengan datangnya Commuter Line dari arah Manggarai, Tri yang ditemani seorang kerabatnya pun meninggalkan Stasiun Tanah Abang.
Senior Manager Corporate Comunication PT KAI Daop 1 Jakarta Bambang Setiyo Prayitno mengimbau masyarakat untuk tidak serta merta percaya ajakan seseorang, khususnya yang baru dikenal.
"Walau dia sudah melanggar hukum, saya tetap prihatin. Apalagi, dia itu diketahui berkeinginan besar ingin jadi aparat. Karena itu jangan cepat percaya atas ajakan orang, apalagi belum tentu kejelasannya," ujarnya.
Remaja yang tercatat sebagai warga Candi Rejo, RT 04/05, Lampung Tengah, ini ditangkap di Stasiun Tanah Abang saat menumpangi KA Kalimaya dari Merak, Selasa 8 Desember 2015 kemarin. Meski telah diamankan petugas, Tri tetap terlihat semangat dan mengaku sengaja mengenakan seragam serta atribut lengkap Polsuska Kertapati Sumatera Selatan lantaran ingin menjadi seorang prajurit.
Tri menuturkan, usai gagal menjalani tes masuk sebagai anggota TNI, dirinya bertemu dengan seorang perempuan mengaku bernama Ismi Subowo sebagai pegawai PT KAI. "Saya diminta Ibu Ismi untuk membeli seragam serta atribut lengkap Polsuska. Selanjutnya pergi ke kantor pusat PT KAI di Jakarta untuk mengikuti perekrutan anggota Polsuska baru," tutur Tri kemarin.
Tri mengatakan, seragam Polsuska itu sengaja dijahit di wilayah Tanjung Karang, Bandar Lampung. Sementara, atribut Polsuska seperti emblem, topi hingga sepatu dibeli di Pasar Cindi, Palembang.
Adapun pistol yang diketahui merupakan korek api didapatkannya dari Pasar Bandar Jaya, Lampung Tengah."Saya enggak pernah pakai seragam ini buat kejahatan. Sekarang ini saya pakai karena mau ke kantor PT KAI. Ini saja saya baru pakai habis turun dari kapal feri di Pelabuhan Merak," ungkapnya tertunduk.
Usia diberikan pengarahan, Tri yang terlihat tertunduk pucat pun dipersilahkan untuk meninggalkan Kantor Polsuska Stasiun Tanah Abang. Bersamaan dengan datangnya Commuter Line dari arah Manggarai, Tri yang ditemani seorang kerabatnya pun meninggalkan Stasiun Tanah Abang.
Senior Manager Corporate Comunication PT KAI Daop 1 Jakarta Bambang Setiyo Prayitno mengimbau masyarakat untuk tidak serta merta percaya ajakan seseorang, khususnya yang baru dikenal.
"Walau dia sudah melanggar hukum, saya tetap prihatin. Apalagi, dia itu diketahui berkeinginan besar ingin jadi aparat. Karena itu jangan cepat percaya atas ajakan orang, apalagi belum tentu kejelasannya," ujarnya.
(whb)