Awak Metro Mini Mogok Operasi, Angkutan Umum Di-sweeping
A
A
A
JAKARTA - Ratusan pemilik Metro mini se-Jakarta menggelar aksi unjuk rasa di depan PTUN Jakarta Timur untuk menolak pencabutan izin trayek oleh Dishub DKI. Dalam aksinya, awak angkutan umum berwarna orange tersebut men-sweeping Metro Mini yang masih beroperasi.
Salah satu pemilik Metro Mini Otner Simatupang (48) mengaku sudah memasukan gugatan terkait pencabutan izin trayek namun gugatan tersebut di tolak di PTUN.
"Kami juga menyuarakan keberatan kami karena harus menutup pintu ketika narik. Makanya kita sekarang demo disini," kata Otner di lokasi, Rabu (2/12/2015).
Mengenai uji KIR, tidak mereka lakukan karena tidak emmiliki biaya tambahan untuk memperbaiki fasilitas Metro Mini. "Kita belum bisa uji KIR, karena untuk lolos kita harus mereparasi mobil kita, dan itu biayanya cukup mahal. Minimal satu jutaan, Sedangkan dari penumpang bayar hanya Rp2.000 per orang," keluhnya.
Selain itu dia dan ratusan pemilik Metro Mini sepakat menolak kebijakan yang mengharuskan Metro Mini menutup pintu ketika sedang beroperasi.
"Sekarang gini, kalau pintu kita tutup nanti para penumpang mengira kita ini enggak narik. Pembedanya apa antara sedang narik dan tidak," tegasnya.
Saat aksi unjuk rasa berjalan, para sopir Metro Mini ini nampak melakukan sweeping terhadap armada yang tengah menarik penumpang di sekitar lokasi. Para aparat kepolisian dari Polsek Cakung terlihat mengawal jalannya aksi unjuk rasa ini.
"Ya kami intinya berharap, bapak-bapak pejabat sekalian bisa memikirkan nasib kami rakyat kecil-lah," tutupnya.
PILIHAN:
Ini Penyebab Demo Mahasiswa Papua Ricuh
Ini Penyebab Penderita HIV/AIDS di Bekasi Bertambah
Salah satu pemilik Metro Mini Otner Simatupang (48) mengaku sudah memasukan gugatan terkait pencabutan izin trayek namun gugatan tersebut di tolak di PTUN.
"Kami juga menyuarakan keberatan kami karena harus menutup pintu ketika narik. Makanya kita sekarang demo disini," kata Otner di lokasi, Rabu (2/12/2015).
Mengenai uji KIR, tidak mereka lakukan karena tidak emmiliki biaya tambahan untuk memperbaiki fasilitas Metro Mini. "Kita belum bisa uji KIR, karena untuk lolos kita harus mereparasi mobil kita, dan itu biayanya cukup mahal. Minimal satu jutaan, Sedangkan dari penumpang bayar hanya Rp2.000 per orang," keluhnya.
Selain itu dia dan ratusan pemilik Metro Mini sepakat menolak kebijakan yang mengharuskan Metro Mini menutup pintu ketika sedang beroperasi.
"Sekarang gini, kalau pintu kita tutup nanti para penumpang mengira kita ini enggak narik. Pembedanya apa antara sedang narik dan tidak," tegasnya.
Saat aksi unjuk rasa berjalan, para sopir Metro Mini ini nampak melakukan sweeping terhadap armada yang tengah menarik penumpang di sekitar lokasi. Para aparat kepolisian dari Polsek Cakung terlihat mengawal jalannya aksi unjuk rasa ini.
"Ya kami intinya berharap, bapak-bapak pejabat sekalian bisa memikirkan nasib kami rakyat kecil-lah," tutupnya.
PILIHAN:
Ini Penyebab Demo Mahasiswa Papua Ricuh
Ini Penyebab Penderita HIV/AIDS di Bekasi Bertambah
(ysw)