Polda Kesulitan Tangkap Penjual Senjata Api ke Perampok
A
A
A
JAKARTA - Polda Metro Jaya kesulitan menangkap penjual senjata api yang dipergunakan para pelaku kejahatan dalam menjalankan aksinya. Meski demikian, Polda akan terus menggelar razia peredaran senjata api untuk menekan tindak kriminalitas.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Mohammad Iqbal mengatakan, dalam tiga pekan terakhir petugas menggelar razia dan menyita sebanyak 106 pucuk senjata airsoft gun, 12 senjata api berbagai merek, satu pen gun, dua pucuk senjata laras panjang. Kemudian, 13 selongsong revolver, 70 kotak gotri, 88 tabung gas Co2, 17 magazen, dua bendel peluru kosong, satu kotak mimis, satu kemasan peluru plastik, tujuh kemasan berisi selongsong, lima peluru tajam kaliber 22 milimeter, dan lima peluru kecil.
Menurut Iqbal, ratusan senjata tersebut disita dari berbagai kasus dan razia di lima tempat di Jakarta. Razia dilakukan untuk menekan angka penggunaan senjata api dalam tindak kejahatan.
"Kebanyakan senjata ini digunakan kejahatan seperti perampokan dan pencurian kendaraa bermotor," kata Iqbal, Minggu (15/11/2015). Iqbal menuturkan, senjata api yang saat ini beredar kebanyakan adalah rakitan.
Seandainya ada senjata pabrikan pasti didapatkan dari pasar gelap. Iqbal mengungkapkan, pelaku biasa mendapatkan senjata api dari beberapa daerah yang diduga sebagai pemasok senjata api rakitan dan ilegal.
"Kita kesulitan mengungkap penjual senjata api kepada para pelaku kejahatan. Pasalnya, para pelaku hanya mendapatkan senjata oleh kurir sehingga penyelidikan selalu putus," ujarnya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Mohammad Iqbal mengatakan, dalam tiga pekan terakhir petugas menggelar razia dan menyita sebanyak 106 pucuk senjata airsoft gun, 12 senjata api berbagai merek, satu pen gun, dua pucuk senjata laras panjang. Kemudian, 13 selongsong revolver, 70 kotak gotri, 88 tabung gas Co2, 17 magazen, dua bendel peluru kosong, satu kotak mimis, satu kemasan peluru plastik, tujuh kemasan berisi selongsong, lima peluru tajam kaliber 22 milimeter, dan lima peluru kecil.
Menurut Iqbal, ratusan senjata tersebut disita dari berbagai kasus dan razia di lima tempat di Jakarta. Razia dilakukan untuk menekan angka penggunaan senjata api dalam tindak kejahatan.
"Kebanyakan senjata ini digunakan kejahatan seperti perampokan dan pencurian kendaraa bermotor," kata Iqbal, Minggu (15/11/2015). Iqbal menuturkan, senjata api yang saat ini beredar kebanyakan adalah rakitan.
Seandainya ada senjata pabrikan pasti didapatkan dari pasar gelap. Iqbal mengungkapkan, pelaku biasa mendapatkan senjata api dari beberapa daerah yang diduga sebagai pemasok senjata api rakitan dan ilegal.
"Kita kesulitan mengungkap penjual senjata api kepada para pelaku kejahatan. Pasalnya, para pelaku hanya mendapatkan senjata oleh kurir sehingga penyelidikan selalu putus," ujarnya.
(whb)