Kesiapan Jakarta Hadapi Musim Hujan

Minggu, 15 November 2015 - 07:03 WIB
Kesiapan Jakarta Hadapi Musim Hujan
Kesiapan Jakarta Hadapi Musim Hujan
A A A
JAKARTA - Datangnya musim penghujan yang diprediksi mulai dari awal November hingga Februari nanti masih menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat Jakarta. Bagaimana tidak, seringnya hujan yang mengguyur di hampir semua wilayah Jakarta memberikan dampak buruk munculnya genangan air hingga menyebabkan banjir.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengklaim sekalipun hujan datang terus menerus, lima wilayah DKI Jakarta tak akan mengalami banjir dalam waktu lama. Pemprov DKI mengaku telah melakukan antisipasi.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) meyakini, genangan air yang disebabkan hujan terus-menerus akan langsung surut tak lama hujan tak lagi turun.

Mantan Bupati Belitung Timur itu beralasa, sistem aliran air di Jakarta semakin baik dari hari ke hari. Sebanyak 13 aliran sungai dan 800 sungai penghubung yang ada, sudah saling terhubung dengan baik. Terlebih beberapa titik genangan yang ada, telah diantisipasi dengan pembangunan sistem saluran baru.

Pantauan KORAN SINDO, langkah antisipasi banjir sendiri, telah dilakukan DKI Jakarta dengan melakukan normalisasi hampir di setiap saluran mikro (pemukiman) dan saluran makro (kali dan sungai). Beberapa kawasan pertokoan maupun pemukiman hingga rumah milik warga di sejumlah wilayah yang dianggap mengganggu jalannya aliran air ke saluran makro langsung dibongkar.

Tak hanya membongkar, jalannya aliran air di saluran mikro ini dipantau dengan membuat sebuah lubang di beberapa saluran yang tertutup paping blok semen. Cara ini dilakukan agar saluran perumahan yang kerap menjadi awal mula sampah rumah tangga menjadi terpantau.

Sedangkan untuk melancarkan aliran pada saluran Makro, melalui sistem normalisasi sungai, DKI telah meratakan sejumlah pemukiman liar yang berada di Bantaran kali. Di Jakarta Barat, tercatat sudah ada 7 lokasi, di antaranya Kali Mookevart, Kali Sekretaris, Anak Kali Ciliwung yang telah dilakukan normalisasi.

Para warga di kawasan ini telah direlokasi ke sejumlah rusun, di antaranya Rusun Daan Mogot, Rusun Marunda, Rusun Muara Angke, hingga Rusun Komarudin.

Adanya relokasi semacam ini, selain membangun beberapa jalan baru (jalan Inspeksi), cara ini dilakukan agar aktivitas alat berat yang melakukan pengerukan di kali-kali menjadi maksimal. Sehingga lumpur yang dikeruk menggunakan backhoe akan langsung disimpan dan dibawa oleh truk-truk milik dinas kebersihan tanpa harus mengganggu pemukiman warga.

Upaya normalisasi pada saluran makro ini dikenal dengan Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI), sebuah proyek bank dunia untuk membenahi sistem drainase di Jakarta, mulai dari pengerukan hingga antisipasi banjir. Proyek ini dilakukan pada 13 sungai dan lima waduk di Jakarta dengan nilai anggaran mencapai USD135,5 juta.

Menanggapi soal upaya pencegahan banjir, Wali Kota Jakarta Barat Anas Efendi mengatakan, usai melakukan penertiban 36 bangunan di pinggiran Kali Sekretaris, dalam waktu dekat akan melakukan pembongkaran di kali Mookvart, Anak Kali Ciliwung, kali krukut, dan kali Apuran.

"Langkah ini dilakukan agar keempat kali itu dapat dilakukan normalisasi dalam waktu dekat, sehingga aliran air dapat berjalan lancar," jelasnya.

Tak hanya itu, dengan mengerahkan sejumlah Petugas Harian Kebersihan (PHL) yang ada di sejumlah Kelurahan. Anas pun mengaku telah melakukan pembersihan di seluruh salurah penghubung (PHB) yang ada di Jakarta Barat. "Pembersihan dilakukan agar aliran air dari pemukiman warga dapat berjalan lancar ke kali besar," tuturnya.

Untuk melancarkan hal itu, Anas telah memerintahkan setiap lurah dan camat yang ada di wilayahnya tetap melakukan pengawasan terhadap bantaran kali, terutama yang telah direlokasi. Sehingga bangunan liar tidak muncul kembali di kemudian hari.

Sadar akan rendahnya kawasan Jakarta Utara di bandingkan kawasan lainnya, Wali Kota Jakarta Utara Rustam Efendi mengaku telah melakukan beberapa upaya pencegahan banjir. Seperti melakukan normalisasi pada saluran mikro dan makro, hingga memerintahkan kepada lurah dan camat untuk memiliki upaya penanganan banjir.

"Intinya supaya camat dan lurah sigap bila mana wilayahnya tergenang. Jangan mendadak sibuk ketika baru banjir, mereka (lurah dan camat) harus punya strategi mulai dari pencegahan dan penanganan, termasuk membangun lokasi pengungsian warga," tegas Rustam.

Selain itu, untuk mengantisipasi banjir rob yang kerap terjadi, Rustam mengaku, pihaknya telah menyiapkan 18 ribu karung pasir, 6.000 di antaranya akan disebar di enam penjuru kecamatan dengan catatan 1.000 karung pasir disebar setiap wilayah kecamatan.

Tak hanya itu, 12 pompa skala kecil dan delapan unit pompa milik Dinas Tata Air juga telah disiagakan oleh Rustam untuk disebar ke berbagai kawasan yang dianggap langganan banjir. Seperti kawasan Pluit, Muara Angke, Penjaringan, Cilincing, hingga Marunda.

"Di kawasan kami ada sedikitnya 39 jumlah rumah pompa dengan pompa stasioner 110 pompa. Bila dirata-ratakan pompa itu memiliki kapasitas 189.1 m3/detik. Sejauh ini beberapa ada yang rusak, dan sedang dalam perbaikan," ucapanya.

Mantan Wali Kota Jakarta Pusat ini juga yakin banjir di wilayahnya dapat dikendalikan dengan adanya 192 buah pintu air yang terhubung di 38 kali dengan panjang 99.900 meter dan luas 2.865.100 m2 dan terhubung pada 8 waduk.

Terpisah, Kepala Dinas PU Tata Air DKI Jakarta Tri Djoko Margiyanto mengatakan, saat ini pihaknya tengah fokus untuk membereskan saluran mikro dan pemeliharaan 446 pompa di 166 lokasi. Termasuk menambah tali air melalui Sudin di lima wilayah Jakarta.

Langkah itu dilakukan Dinas PU karena berkaca pada banjir yang terjadi pada pekan lalu. Kuat dugaan 17 titik genangan yang ada disebabkan ketidakmampuan tali air pada saluran mikro yang tidak mampu menampung air.

"Jadi ini yang kami evaluasi, selain itu kami juga masih rutin melakukan pengecakan pompa dan memantau yang rusak. Kami juga telah menyiagakan petugas pompa yang ada," jelas Tri.

Penanganan banjir di Jakarta, khususnya di beberapa kali maupun sungai ditentukan oleh optimalisasi fungsi pompa air yang ada. Untuk itu, selain menyiagakan sejumlah petugas pompa dan pintu air, Dinas Tata Air dan Dinas Kebersihan langsung bersinergi mengatasi membludaknya sampah di aliran kali yang kerap membuat sejumlah pompa mengalami kerusakan hingga tidak berjalan optimal.

Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Isnawa Ali mengatakan untuk mencegah membludaknya sampah di kali, pihaknya telah menyiagakan 35 alat berat seperti eskavator, amfibi, spider, hingga dredefing ponton.

"Alat itu semua kami floating di beberapa kawasan seperti Kalibata, Season City, Manggarai, hingga beberapa tempat yang dianggap rawan pembludak sampah," terang Isnawa.

Tak hanya melakukan penempatan sejumlah alat berat, semua personil PHL kebersihan yang ada di lima wilayah Jakarta pun telah disiagakan oleh pihaknya di beberapa tempat. Tak hanya mewanti, petugas ini nantinya diperintahkan untuk terus melakukan monitoring terhadap beberapa saluran baik mikro maupun makro.

Berikut poin pencegahan banjir yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta:

- Melakukan normalisasi sesuai dengan proyek JEDI di 13 sungai, 5 waduk, dan 4 situ

Normalisasi sungai
1. Banjir Kanal Barat
2. Cakung Drain
3. Cengkareng Drain
4. Kali Angke
5. Kali Cideng
6. Kali Kamal
7. Kali Sunter
8. Kali Tanjungan
9. Kali Krukut-Kali Cideng-Tanah Sereal
10.Kali Jelakeng-Kali Pakin-Kali Besar
11.Kali Ciliwung Gunung Sahari
12.Sodetan Sentiong Sunter
13.Kali Grogol - Sekretaris

Normalisasi waduk:
1. Waduk Pluit
2. Waduk Melati
3. Waduk Sunter Utara
4. Waduk Sunter Selatan
5. Waduk Sunter Timur III

Normalisasi situ:
1. Situ Mangga Bolong
2. Situ Babakan
3. Situ Rawa Dongkal
4. Situ Cipondoh

- Melakukan normalisasi saluran mikro di kawasan pemukiman, perumahan, dan pertokoan. Pembuatan lubang untuk memantau sampah supaya aliran air mikro tidak tersendat.

- Pemeliharaan 446 pompa di 166 lokasi yang berbeda. sehingga berjalan optimal.

- Meminta lurah dan camat untuk menyiapkan dan melaksanakan program pencegahan dan penanganan banjir. Termasuk menentukan tempat pengungsian.

- Menyebar pompa mobile dan pompa kecil ke titik lokasi genangan.

- Menyebar 12.000 ribu karung pasir sebagai upaya pencegahan banjir rob.

- Menyiagakan petugas kebersihan, pegawai stasiun pompa.

- Menyebar alat besar agar mengantisipasi sampah yang dapat merusak pompa.
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5367 seconds (0.1#10.140)