KPAI: 52% Ibu Khawatir Anak Jadi Korban Kekerasan di Sekolah
A
A
A
JAKARTA - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan orang tua di seluruh Indonesia khawatir bila buah hatinya menjadi korban kekerasan di sekolah. Ini diketahui berdasarkan hasil survei yang dilakukan KPAI beberapa waktu lalu.
Wakil Ketua KPAI Susanto mengatakan, sejak Juli-Agustus 2015 KPAI melakukan survei di 33 provinsi dengan jumlah responden 2.400 orang. Responden ini terdiri 800 responden ayah, 800
responden ibu, 800 responden anak. KPAI melakukan survei untuk mengetahui alasan orang tua memilih mendaftarkan anak-anaknya ke sekolah.
Susanto menyebutkan, dari hasil survei sebanyak 66,7% ayah dan 65,2% ibu memilihkan sekolah anak lebih pada pertimbangan kualitas. Selain itu, 57,9% ayah lebih pada pertimbangan biaya, sedang ibu 61,5%.
"Seiring kasus kekerasan yang mencuat belakangan ini. Sebanyak 52% ibu sangat khawatir akan keamanan anaknya di sekolah," kata Susanto, Senin 9 November 2015 kemarin.
Oleh karena itu, lanjut Susanto, KPAI mengingatkan para orangtua harus jeli dalam memilih sekolah, pastikan lihat visi misi, kurikulum, program sekolah, kualitas tenaga pendidik dan kultur di sekolahnya. "Ini dikarenakan sangat berdampak bagi pembentukan karakter dan tumbuh kembang anak," tegas Susanto.
Wakil Ketua KPAI Susanto mengatakan, sejak Juli-Agustus 2015 KPAI melakukan survei di 33 provinsi dengan jumlah responden 2.400 orang. Responden ini terdiri 800 responden ayah, 800
responden ibu, 800 responden anak. KPAI melakukan survei untuk mengetahui alasan orang tua memilih mendaftarkan anak-anaknya ke sekolah.
Susanto menyebutkan, dari hasil survei sebanyak 66,7% ayah dan 65,2% ibu memilihkan sekolah anak lebih pada pertimbangan kualitas. Selain itu, 57,9% ayah lebih pada pertimbangan biaya, sedang ibu 61,5%.
"Seiring kasus kekerasan yang mencuat belakangan ini. Sebanyak 52% ibu sangat khawatir akan keamanan anaknya di sekolah," kata Susanto, Senin 9 November 2015 kemarin.
Oleh karena itu, lanjut Susanto, KPAI mengingatkan para orangtua harus jeli dalam memilih sekolah, pastikan lihat visi misi, kurikulum, program sekolah, kualitas tenaga pendidik dan kultur di sekolahnya. "Ini dikarenakan sangat berdampak bagi pembentukan karakter dan tumbuh kembang anak," tegas Susanto.
(whb)