Komnas PA Sebut Tangerang Rawan Pemerkosaan
A
A
A
TANGERANG - Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mencatat bahwa Tangerang kini rawan akan kasus kekerasan seksual, terutama di Kabupaten Tangerang. Apalagi belum lama ini, sejumlah anak di bawah umur menjadi korban perkosaan oleh beberapa pelaku.
Kondisi ini diduga dari ekses mudahnya mendapat tontonan yang berbau pornogfrafi, baik melihat langsung atau melalui media dunia maya. Komnas PA mencatat ada 67 kasus perkosaan terhadap anak di bawah umur sejak Januari hingga September. Kasus tersebut dirangkum dari Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. (Baca: Dibius, Gadis 16 Tahun Diperkosa di Lapangan Bola)
Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait menjelaskan, pihaknya tengah mendampingi tiga korban yang menjadi korban pemerkosaan ke Polresta Tangerang untuk mengetahui penanganan kasus tersebut. Ketiganya yang dibawa ke Mapolresta Tangerang yang masing-masing berinisial A (14), R (15), dan M (12).
"Ketiganya korban pemerkosaan pada bulan September dengan kejadian yang berbeda. Jika ditotal, jumlah pria yang menggagahi ketiganya ada 15 orang lebih," katanya, Kamis (5/11/2015) siang.
Arist menuturkan, korban A, yang merupakan warga Desa Kedaung Barat, Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang diperkosa oleh enam orang secara bergantian di dalam gubuk. (Baca: Diajak ke Pasar Malam, ABG Diperkosa 3 Pemuda)
"Yang korban kedua atas nama R yang paling miris. Dia digilir delapan orang secara terbuka di sebuah lapangan luas di kawasan Periuk, Mekarsari, Kabupaten Tangerang," kata Arist.
Sementara M, korban ketiga, hanya diperkosa oleh satu orang yang merupakan sopir angkot. "Diperkosa di sebuah kebon kosong di daerah Paku Haji, Kabupaten Tangerang. Yang ini memang hanya satu pelakunya, tapi usia korbannya masih sangat belia," kata Arist.
Tiga kasus ini, kata Arist, memiliki kesamaan, dimana semua korban diperkosa dengan diancam senjata tajam, dan dicekoki miras. Selian itu pelaku juga saling kenal dengan korban.
"Kejadiannya juga di kawasan pinggiran kota, seperti Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Kawasan seperti ini memang rawan kekerasan seksual pada anak, " tuturnya.
Kasus ini sebenarnya sudah ditangani oleh aparat kepolisian setempat. Namun, karena jumlah pelaku banyak dan belum semua tertangkap, keluarga korban meminta Komnas PA mendampingi kasus tersebut. “Hari ini kami laporkan kembali kepada Polres Metro Tangerang," jelas Arist.
Polresta Tangerang atas banyaknya kasus tersebut membentuk tim khusus untuk menangani kasus perkosaan bergilir terhadap empat orang anak di bawah 17 tahun. Saat ini pihak Polresta Tangerang fokus memburu pelaku yang belum tertangkap.
Kapolresta Tangerang, Kombes Pol Irman Sugema mengatakan, tim khusus telah diterjunkan. "Tim khusus sedang bekerja untuk memburu sejumlah pelaku perkosaan anak yang belim tertangkap. Kami bentuk tim karena kasusnya semakin banyak," jelas Irman.
PILIHAN:
Dilaporkan ke POlda Metro Jaya, Ini Respon Ahok
Oknum TNI Tembak Mati Japra, Ini Perintah Pangkostrad
Kondisi ini diduga dari ekses mudahnya mendapat tontonan yang berbau pornogfrafi, baik melihat langsung atau melalui media dunia maya. Komnas PA mencatat ada 67 kasus perkosaan terhadap anak di bawah umur sejak Januari hingga September. Kasus tersebut dirangkum dari Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. (Baca: Dibius, Gadis 16 Tahun Diperkosa di Lapangan Bola)
Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait menjelaskan, pihaknya tengah mendampingi tiga korban yang menjadi korban pemerkosaan ke Polresta Tangerang untuk mengetahui penanganan kasus tersebut. Ketiganya yang dibawa ke Mapolresta Tangerang yang masing-masing berinisial A (14), R (15), dan M (12).
"Ketiganya korban pemerkosaan pada bulan September dengan kejadian yang berbeda. Jika ditotal, jumlah pria yang menggagahi ketiganya ada 15 orang lebih," katanya, Kamis (5/11/2015) siang.
Arist menuturkan, korban A, yang merupakan warga Desa Kedaung Barat, Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang diperkosa oleh enam orang secara bergantian di dalam gubuk. (Baca: Diajak ke Pasar Malam, ABG Diperkosa 3 Pemuda)
"Yang korban kedua atas nama R yang paling miris. Dia digilir delapan orang secara terbuka di sebuah lapangan luas di kawasan Periuk, Mekarsari, Kabupaten Tangerang," kata Arist.
Sementara M, korban ketiga, hanya diperkosa oleh satu orang yang merupakan sopir angkot. "Diperkosa di sebuah kebon kosong di daerah Paku Haji, Kabupaten Tangerang. Yang ini memang hanya satu pelakunya, tapi usia korbannya masih sangat belia," kata Arist.
Tiga kasus ini, kata Arist, memiliki kesamaan, dimana semua korban diperkosa dengan diancam senjata tajam, dan dicekoki miras. Selian itu pelaku juga saling kenal dengan korban.
"Kejadiannya juga di kawasan pinggiran kota, seperti Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Kawasan seperti ini memang rawan kekerasan seksual pada anak, " tuturnya.
Kasus ini sebenarnya sudah ditangani oleh aparat kepolisian setempat. Namun, karena jumlah pelaku banyak dan belum semua tertangkap, keluarga korban meminta Komnas PA mendampingi kasus tersebut. “Hari ini kami laporkan kembali kepada Polres Metro Tangerang," jelas Arist.
Polresta Tangerang atas banyaknya kasus tersebut membentuk tim khusus untuk menangani kasus perkosaan bergilir terhadap empat orang anak di bawah 17 tahun. Saat ini pihak Polresta Tangerang fokus memburu pelaku yang belum tertangkap.
Kapolresta Tangerang, Kombes Pol Irman Sugema mengatakan, tim khusus telah diterjunkan. "Tim khusus sedang bekerja untuk memburu sejumlah pelaku perkosaan anak yang belim tertangkap. Kami bentuk tim karena kasusnya semakin banyak," jelas Irman.
PILIHAN:
Dilaporkan ke POlda Metro Jaya, Ini Respon Ahok
Oknum TNI Tembak Mati Japra, Ini Perintah Pangkostrad
(ysw)