Usut Kebakaran Jembatan Besi, Puslabfor Kantongi Barang Bukti

Senin, 28 September 2015 - 19:35 WIB
Usut Kebakaran Jembatan Besi, Puslabfor Kantongi Barang Bukti
Usut Kebakaran Jembatan Besi, Puslabfor Kantongi Barang Bukti
A A A
JAKARTA - Kepolisian Sektor Metro Tambora, Jakarta Barat masih melakukan penyidikan terkait kebakaran yang terjadi pada 116 bangunan dari tiga RT di RW 04, Jembatan Besi, Tambora, Jakarta Barat.

Demi mencari titik terang penyebab kebakaran, Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri pun datang ke lokasi, Senin (28/9/2015) siang.

Tim labfor yang beranggotakan tiga orang berompi hitam, langsung memeriksa secara detail salah satu rumah milik Encum (55), yang diduga menjadi penyebab kebakaran pada Sabtu 26 September 2015 sekitar pukul 18.30 WIB itu.

Di rumah yang memiliki luas sekitar 30 meteran itu, dua dari tiga orang tim labfor tampak berusaha memasukan sejumlah barang bukti ke dalam kantong kertas berwarna hitam.

Sementara satu orang lainnya langsung terlihat mencari bukti dengan memotret sejumlah lokasi kebakaran dengan menggunakan sebuah kamera semiprofesional.

Kapolsek Metro Tambora, Kompol Wirdhanto Hadicaksono mengatakan setelah beberapa barang bukti diteliti di laboratorium nanti. Maka penyidikan terkait penyebab kebakaran akan semakin mudah.

"Semoga secepatnya hasilnya bisa keluar," terang Wirdhanto.

Hingga saat ini, Wirdhanto menduga penyebab kebakaran disebabkan oleh hubungan arus pendek listrik yang terjadi pada salah satu ruang kontrakan milik Encum yang berada di lantai dua rumahnya.

"Empat orang saksi telah kami mintai keterangan, keempatnya merupakan tetangga dia (Encim)," jelas Wirdhanto.

Sementara itu, sekalipun kebakaran sendiri telah berlangsung hampir dua hari, namun sejumlah warga yang merupakan korban kebakaran masih tampak sibuk memunguti beberapa barang di lokasi puing-puing bangunannya.

Batu bata dan kayu yang dianggap layak langsung di punguti warga sembari melakukan pencarian terhadap harta benda lainnya.

Salah satu warga, yang rumahnya tepat di depan Rumah Encum, Damayanti (35) mengatakan, dari pungutan harta benda itu, sejumlah kayu maupun batu bata berhasil diselamatkan olehnya. Sementara perhiasan maupun harta benda lainya, gagal ditemukan oleh ibu beranak empat ini.

"Belum nemu mas, besok kita cari lagi dah," ungkap bos kontrakan ini.

Terkait soal rencana Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) untuk memindahkan dirinya dan sejumlah korban kebakaran untuk menempati Rusunawa, Darmayanti secara tegas menolak keinginan Ahok.

Sekalipun kawasan padat itu, diakuinya mengalami peristiwa kebakaran sebanyak tiga kali, namun rupanya hal itu tidak membuat Darmayanti menjadi kapok.

"Enak di sini, kita bisa bangun kontrakan buat tambahan penghasilan. Kalau dirusun kita malah bayar," ungkapnya.

Wakil Camat Tambora yang ditemui di lokasi, Suryanto mengatakan, sejak hari pertama jumlah pengungsi mengalami penurunan dari 1.200 orang pada Sabtu malam, menjadi 709 orang pada Senin (29/9/2015) pagi.

Suryanto mengatakan penurunan pengungsi disebabkan oleh banyak sejumlah pendatang baru yang telah pindah lokasi, lantaran tak tahan hidup beratap terpal dan beralas karpet tanpa adanya pembatas dinding.

Meski demikian, Suryanto berencana, untuk mengatasi tertutupnya akses jalan Jembatan Besi II yang saat ini di jadikan lokasi penampungan. Dia pun bakal membagikan beberapa tenda dan alat masak yang dibagikan kepada korban kebakaran.

"Jadi nanti warga bakal bangun tenda di atas tanah mereka, supaya akses jalan Jembatan Besi bisa dibuka kembali," tutur Suryanto.

Sementara bagi warga yang surat berharganya ikut terbakar, lanjut Suryanto, pihaknya juga telah membagikan formulir pendataan kepada warga untuk dilakukan registrasi ulang. Diharapkan dengan bantuan itu, korban kebakaran dapat kembali memiliki dokumen penting.

"Warga asli akan kami bantu untuk buatkan KTP, AKTA, Kartu Keluarga, maupun dokumen lainnya. Tapi bagi pendatang, kami hanya akan buatkan SKDS (Surat Keterangan Domisili Sementara)," jelas Suryanto.

Sementara adanya kebakaran, telah memberikan keuntungan tersendiri bagi sejumlah pemulung. Terlihat sejak pagi hari, puluhan pemulung telah memadati lokasi kebakaran dan mencari beberapa barang bekas salah satunya besi-besi bangunan.

"Saya datang sejak pagi mas, bersama dengan 50 teman saya dari Prumpung (Jakarta Timur)," terang Wahyudin (33), salah satu pemulung.

Wahyudin mengakui adanya kebakaran telah memberikan berkah bagi dirinya dan sejumlah temannya. Bila biasanya dirinya hanya mampu mendapatkan 20 kilogram besi bekas saja, kali ini minimal 50 besi bekas pun dapat dicari dalam 6 jam kerja.

"Perkilonya Rp2.000, kalau begini saya bisa dapat untung banyak," tutur Wahyudin.

Untuk mempercepat pekerjaanya, Wahyudin dan beberapa rekanya, menggunakan besi magnet untuk mencari beberapa besi bekas seperti, paku bangunan dan kawat-kawat bekas, hingga rangka bangunan sendiri.

Masih di lokasi yang sama, untuk memperingan bantuan warga yang tertimpa musibah. Ketua Bhayangkari Jakarta Barat, Wiwik Rudi Heriyanto bersama dengan puluhan bhayangkari lainnya langsung memberikan bantuan kepada sejumlah anak-anak yang terkena musibah.

"Ada 302 makan siang dan 200 paket sekolah yang kami bagikan kepada sejumlah anak-anak," terang Wiwik.

Selain membantu meringankan beban dengan pemberian barang dan makanan. Wiwik juga mendatangkan beberapa dokter untuk membantu konsultasi kesehatan dan pengobatan umum.

"Sedangkan bagi trauma healing, kami lakukan dengan panduan polwan cantik demi meningkatkan moral dan menghibur anak-anak agar kembali semangat," tutupnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4426 seconds (0.1#10.140)