Komplotan Pembius & Pemerkosa TKW Ditembak Polisi
A
A
A
TANGERANG - Komplotan pembiusan dengan sasaran tenaga kerja wanita (TKW) yang baru saja pulang dari luar negeri dibekuk petugas Polresta Bandara Soekarno-Hatta (Soetta). Dalam penangkapan ini otak pembiusan disertai pemerkosaan ditembak petugas.
Para pelaku yang diringkus ialah ABD, IR, DP dan H. Sedangkan otak komplotan yang ditembak polisi ialah TS alias Bagus Waluyo. Kasat Reskrim Polres Bandara Soetta Kompol Azhari Kurniawan mengungkapkan, komplotan ini telah berulang kali beraksi di Bandara Soetta dengan sasaran para TKW.
Otak komplotan bahkan pernah menjalani vonis tujuh bulan atas kasus serupa pada 2013 lalu. "TS kita tembak kakinya karena melawan saat akan ditangkap. Selain membius, pelaku juga memperkosa korban," ungkap Azhari Kurniawan, Kamis (3/9/2015).
Azhari menjelaskan, dengan berpura-pura sebagai TKI, komplotan ini mendekati para TKW yang sudah dalam pantauan. Setelah itu mereka berkenalan, mengajak pulang bersama untuk kemudian melancarkan aksinya.
Setelah berhasil mendekati para korban, pelaku lalu membawa korban untuk bersama-sama pulang ke kampung halaman dengan menggunakan mobil yang telah disewanya. Mobil itu seolah milik keluarga pelaku yang menjemput.
Dalam aksinya pelaku tidak melulu menggunakan obat bius untuk melemahkan korban. Otak pelaku yang terbilang tampan menggunakan jurus rayuan seolah akan menikahi korban TKW, seperti yang dialami korban ES.
"Dalam aksinya KTP palsu yang digunakan pelaku ditunjukan kepada calon korban. Sebab, dalam KTP disebutkan TS cerai karena ditinggal mati," jelas Azhari.
Pelaku tak mudah menyerah untuk melakukan tindak kriminal. Setelah bertukar nomor telepon selular, pelaku terus memberikan kabar kepada calon korban. "Jika ada respons, pelaku tak sungkan untuk datang ke rumah korban di kampung," terangnya.
Kemudian untuk mendapatkan barang rampasannya, pelaku mengajak korban untuk menemui orangtuanya. Kemudian meminta kepada korban untuk membawa barang berharga.
"Kemudian dia menginap di rumah korban dan meniduri korban dua kali. Kemudian diajak ke hotel, agar korban keluar dari kamar hotel, pelaku mengajak ke salon. Sedangkan seisi kamar dikuras oleh pelaku lainnya dengan kunci yang sudah dititip melalui otak pelaku. Kemudian meninggalkan korbannya di salon,"tuturnya.
Sedangkan untuk kasus pembiusan terhadap korban RN, dia melakukannya dengan cara memberikan air minum ketika TKW sudah terbujuk untuk naik mobil sewaan itu. Disaat tak sadarkan diri itulah korban dihabisi barang-barangnya bahkan diduga dicabuli.
Para pelaku yang diringkus ialah ABD, IR, DP dan H. Sedangkan otak komplotan yang ditembak polisi ialah TS alias Bagus Waluyo. Kasat Reskrim Polres Bandara Soetta Kompol Azhari Kurniawan mengungkapkan, komplotan ini telah berulang kali beraksi di Bandara Soetta dengan sasaran para TKW.
Otak komplotan bahkan pernah menjalani vonis tujuh bulan atas kasus serupa pada 2013 lalu. "TS kita tembak kakinya karena melawan saat akan ditangkap. Selain membius, pelaku juga memperkosa korban," ungkap Azhari Kurniawan, Kamis (3/9/2015).
Azhari menjelaskan, dengan berpura-pura sebagai TKI, komplotan ini mendekati para TKW yang sudah dalam pantauan. Setelah itu mereka berkenalan, mengajak pulang bersama untuk kemudian melancarkan aksinya.
Setelah berhasil mendekati para korban, pelaku lalu membawa korban untuk bersama-sama pulang ke kampung halaman dengan menggunakan mobil yang telah disewanya. Mobil itu seolah milik keluarga pelaku yang menjemput.
Dalam aksinya pelaku tidak melulu menggunakan obat bius untuk melemahkan korban. Otak pelaku yang terbilang tampan menggunakan jurus rayuan seolah akan menikahi korban TKW, seperti yang dialami korban ES.
"Dalam aksinya KTP palsu yang digunakan pelaku ditunjukan kepada calon korban. Sebab, dalam KTP disebutkan TS cerai karena ditinggal mati," jelas Azhari.
Pelaku tak mudah menyerah untuk melakukan tindak kriminal. Setelah bertukar nomor telepon selular, pelaku terus memberikan kabar kepada calon korban. "Jika ada respons, pelaku tak sungkan untuk datang ke rumah korban di kampung," terangnya.
Kemudian untuk mendapatkan barang rampasannya, pelaku mengajak korban untuk menemui orangtuanya. Kemudian meminta kepada korban untuk membawa barang berharga.
"Kemudian dia menginap di rumah korban dan meniduri korban dua kali. Kemudian diajak ke hotel, agar korban keluar dari kamar hotel, pelaku mengajak ke salon. Sedangkan seisi kamar dikuras oleh pelaku lainnya dengan kunci yang sudah dititip melalui otak pelaku. Kemudian meninggalkan korbannya di salon,"tuturnya.
Sedangkan untuk kasus pembiusan terhadap korban RN, dia melakukannya dengan cara memberikan air minum ketika TKW sudah terbujuk untuk naik mobil sewaan itu. Disaat tak sadarkan diri itulah korban dihabisi barang-barangnya bahkan diduga dicabuli.
(whb)