Utang Rp300 Ribu, Ibu Rumah Tangga Tewas Dianiaya Rentenir
A
A
A
BEKASI - Nasib nahas menimpa seorang ibu rumah tangga bernama Nesih Fufliawati (38). Wanita ini meregang nyawa di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, akibat dianiaya seorang rentenir bernama Alex Marbun.
Nesih mengembuskan nafas terakhir setelah enam hari dalam kondisi koma. Sebelum tewas, warga Kampung Kebantenan RT 05/10, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi ini dianiaya rentenir karena tak mampu membayar utangnya.
Nesih mengalami koma di rumah sakit, setelah kepalanya dibenturkan ke aspal oleh seorang rentenir, Alex Marbun yang biasa meminjamkan uang di daerah tempat tinggal korban. Selain luka di kepala, leher korban juga sempat dicekik sehingga Nesih kesulitan untuk bernapas.
Sementara Alex yang sempat diamankan warga usai menganiaya korban, berhasil melarikan diri setelah dijemput oleh rekannya menggunakan sepeda motor. Alex lolos dari jeratan warga, saat perhatiannya tengah terfokus dengan kondisi korban yang tersungkur usai dianiaya pelaku.
Tetangga korban Yona (40) mengatakan, kejadian ini dipicu karena masalah utang korban sebesar Rp300.000. Sesuai perjanjian, korban harus membayar utangnya dengan cara mencicil sebanyak 24 kali sebesar Rp 15.000 per hari.
Saat memasuki cicilan ke-delapan, korban berjanji akan melunasi seluruh utangnya pada Selasa 1 September 2015 besok. Pelaku yang tak sabar, lalu tetap menagih uangnya ke korban sepekan lebih awal atau Selasa 25 Agustus 2015.
Korban yang belum memiliki uang, lalu menolak untuk membayar.
Sementara pelaku terus memaksa Nesih untuk segera melunasi utangnya, sehingga adu mulut antara korban dan pelaku tak bisa dihindarkan.
Karena kesal dengan desakan pelaku, tak disangka Nesih melemparkan segelas air yang ada di lokasi.”Air itu dilemparkan Nesih kepada Alex,” katanya. Saat itu, Nesih bersama Yona dan dua rekannya sedang menikmati makan siang di warung yang tak jauh dari rumah mereka.
Air yang dilemparkan dari gelas itu memang tidak mengenai pelaku. Itu dilakukan korban untuk mengusir Alex yang saat itu ngotot menagih utang.
Di luar dugaan, Alex yang emosinya tersulut langsung mencekik leher ibu tiga anak tersebut dan langsung membanting tubuh Nesih hingga kepala sebelah kiri terbentur aspal. Merasa belum puas, pelaku lalu menindih tubuh korban yang tak berdaya tersungkur di jalanan.
Hingga akhirnya, korban tak sadarkan diri sambil bersimbah darah. Warga yang melihat kejadian itu, kata dia, langsung mengamankan Alex.
Bahkan beberapa warga di sana ada yang memukul kepala Alex yang saat itu masih mengenakan helm dengan tangan kosong. Saat perhatian warga tersita oleh kondisi Nesih, seketika rekan Alek datang ke lokasi. Dengan diboncengi sepeda motor, akhirnya Alex berhasil melarikan diri.
Sementara sepeda motor Alex, diamankan warga. Oleh warga sekitar, Nesih lalu dibawa ke Rumah Sakit Kartika Husada, Jatiasih yang tak jauh dari rumah. Namun karena ada benjolan besar di kepala sebelah kiri akhirnya korban dirujuk ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur.
Di rumah sakit itu, korban menjalani operasi untuk menyembuhkan luka yang ada di kepalanya empat hari kemudian. Meski demikian, kondisi korban tidak ada perkembangan dan tetap tak sadarkan diri. Hingga akhirnya, korban menghembuskan nafas terakhir pada Senin 31 Agustus 2015 pukul 01.50 WIB.
Nesih mengembuskan nafas terakhir setelah enam hari dalam kondisi koma. Sebelum tewas, warga Kampung Kebantenan RT 05/10, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi ini dianiaya rentenir karena tak mampu membayar utangnya.
Nesih mengalami koma di rumah sakit, setelah kepalanya dibenturkan ke aspal oleh seorang rentenir, Alex Marbun yang biasa meminjamkan uang di daerah tempat tinggal korban. Selain luka di kepala, leher korban juga sempat dicekik sehingga Nesih kesulitan untuk bernapas.
Sementara Alex yang sempat diamankan warga usai menganiaya korban, berhasil melarikan diri setelah dijemput oleh rekannya menggunakan sepeda motor. Alex lolos dari jeratan warga, saat perhatiannya tengah terfokus dengan kondisi korban yang tersungkur usai dianiaya pelaku.
Tetangga korban Yona (40) mengatakan, kejadian ini dipicu karena masalah utang korban sebesar Rp300.000. Sesuai perjanjian, korban harus membayar utangnya dengan cara mencicil sebanyak 24 kali sebesar Rp 15.000 per hari.
Saat memasuki cicilan ke-delapan, korban berjanji akan melunasi seluruh utangnya pada Selasa 1 September 2015 besok. Pelaku yang tak sabar, lalu tetap menagih uangnya ke korban sepekan lebih awal atau Selasa 25 Agustus 2015.
Korban yang belum memiliki uang, lalu menolak untuk membayar.
Sementara pelaku terus memaksa Nesih untuk segera melunasi utangnya, sehingga adu mulut antara korban dan pelaku tak bisa dihindarkan.
Karena kesal dengan desakan pelaku, tak disangka Nesih melemparkan segelas air yang ada di lokasi.”Air itu dilemparkan Nesih kepada Alex,” katanya. Saat itu, Nesih bersama Yona dan dua rekannya sedang menikmati makan siang di warung yang tak jauh dari rumah mereka.
Air yang dilemparkan dari gelas itu memang tidak mengenai pelaku. Itu dilakukan korban untuk mengusir Alex yang saat itu ngotot menagih utang.
Di luar dugaan, Alex yang emosinya tersulut langsung mencekik leher ibu tiga anak tersebut dan langsung membanting tubuh Nesih hingga kepala sebelah kiri terbentur aspal. Merasa belum puas, pelaku lalu menindih tubuh korban yang tak berdaya tersungkur di jalanan.
Hingga akhirnya, korban tak sadarkan diri sambil bersimbah darah. Warga yang melihat kejadian itu, kata dia, langsung mengamankan Alex.
Bahkan beberapa warga di sana ada yang memukul kepala Alex yang saat itu masih mengenakan helm dengan tangan kosong. Saat perhatian warga tersita oleh kondisi Nesih, seketika rekan Alek datang ke lokasi. Dengan diboncengi sepeda motor, akhirnya Alex berhasil melarikan diri.
Sementara sepeda motor Alex, diamankan warga. Oleh warga sekitar, Nesih lalu dibawa ke Rumah Sakit Kartika Husada, Jatiasih yang tak jauh dari rumah. Namun karena ada benjolan besar di kepala sebelah kiri akhirnya korban dirujuk ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur.
Di rumah sakit itu, korban menjalani operasi untuk menyembuhkan luka yang ada di kepalanya empat hari kemudian. Meski demikian, kondisi korban tidak ada perkembangan dan tetap tak sadarkan diri. Hingga akhirnya, korban menghembuskan nafas terakhir pada Senin 31 Agustus 2015 pukul 01.50 WIB.
(whb)