Ikut Pelajaran Renang, Bocah 7 Tahun Tewas
A
A
A
DEPOK - Seorang siswa sekolah dasar (SD) kelas 1 bernama Anan Hanan Koonita (7) tewas tenggelam saat berenang di sekolahnya. Anan tewas usai mengikuti kelas renang di kolam dengan kedalaman dua meter.
Ketika dikonformasi, tidak ada yang bisa menjelaskan kronologis kejadian tersebut. Namun dari keterangan yang diperoleh, korban berenang pada Kamis 20 Agustus 2015 pada pukul 09.30 WIB. Anan bersama dua temannya kembali ke kolam renang setelah kelas renang selesai.
"Tiba-tiba ada tiga anak kembali ke kolam renang," kata Kepala Sekolah Alam cabang Meruyung, Ludfiono, Jumat (21/8/2015). Kelas renang saat itu diikuti sebanyak 30 siswa kelas 1 yang berenang di Kolam Renang Arta Yasa.
Mereka diawasi lima instruktur sekolah. Karena sudah selesai, maka tiga instruktur berganti pakaian. Namun, tiga siswa diam-diam kembali ke kolam tanpa sepengetahuan pengawas.
Penuturan pihak sekolah, masih ada dua instruktur di dekat kolam yang masih mendampingi siswa berenang. Hingga saat ini, kata dia, masih didalami mengapa Anan bisa sampai tenggelam dan tewas.
"Masih ditelusuri. Guru pendamping yang menjadi instruktur renangnya masih shock," ungkapnya. Menurut Ludfiono, sekolah akan tanggung jawab secara moril dan materil atas kejadian ini.
Aktivitas sekolah nantinya akan dievaluasi kembali termasuk aktivitas renang di kolam sedalam dua meter itu. Renang yang diajarkan pada siswa adalah pelajaran menyelam dengan memasukan kepala untuk mengambil barang. "Sejauh ini aman. Kejadian ini baru sekali terjadi selama 17 tahun sekolah kami berdiri," katanya.
Kegiatan renang ini baru dua kali dilakukan siswa kelas I. Alasannya memilih kolam sedalam dua meter karena menurut sekolah jika hanya kedalaman satu meter itu dianggap dangkal. "Kalau terlalu cetek bukan berenang," katanya.
Sementara itu Kapolsek Limo Kompol Hendrik Situmorang mengatakan, masih memeriksa sejumlah saksi. "Kemungkinan kelalaian bisa ada tapi kami masih dalami dulu di lokasi dan saksi. Keluarga juga masih kami mintai keterangan," katanya.
Ketika dikonformasi, tidak ada yang bisa menjelaskan kronologis kejadian tersebut. Namun dari keterangan yang diperoleh, korban berenang pada Kamis 20 Agustus 2015 pada pukul 09.30 WIB. Anan bersama dua temannya kembali ke kolam renang setelah kelas renang selesai.
"Tiba-tiba ada tiga anak kembali ke kolam renang," kata Kepala Sekolah Alam cabang Meruyung, Ludfiono, Jumat (21/8/2015). Kelas renang saat itu diikuti sebanyak 30 siswa kelas 1 yang berenang di Kolam Renang Arta Yasa.
Mereka diawasi lima instruktur sekolah. Karena sudah selesai, maka tiga instruktur berganti pakaian. Namun, tiga siswa diam-diam kembali ke kolam tanpa sepengetahuan pengawas.
Penuturan pihak sekolah, masih ada dua instruktur di dekat kolam yang masih mendampingi siswa berenang. Hingga saat ini, kata dia, masih didalami mengapa Anan bisa sampai tenggelam dan tewas.
"Masih ditelusuri. Guru pendamping yang menjadi instruktur renangnya masih shock," ungkapnya. Menurut Ludfiono, sekolah akan tanggung jawab secara moril dan materil atas kejadian ini.
Aktivitas sekolah nantinya akan dievaluasi kembali termasuk aktivitas renang di kolam sedalam dua meter itu. Renang yang diajarkan pada siswa adalah pelajaran menyelam dengan memasukan kepala untuk mengambil barang. "Sejauh ini aman. Kejadian ini baru sekali terjadi selama 17 tahun sekolah kami berdiri," katanya.
Kegiatan renang ini baru dua kali dilakukan siswa kelas I. Alasannya memilih kolam sedalam dua meter karena menurut sekolah jika hanya kedalaman satu meter itu dianggap dangkal. "Kalau terlalu cetek bukan berenang," katanya.
Sementara itu Kapolsek Limo Kompol Hendrik Situmorang mengatakan, masih memeriksa sejumlah saksi. "Kemungkinan kelalaian bisa ada tapi kami masih dalami dulu di lokasi dan saksi. Keluarga juga masih kami mintai keterangan," katanya.
(whb)