Tewas Saat Bermain, Bekasi Dinilai Kurang Ruang Terbuka Anak
A
A
A
BEKASI - Kurang dari sepekan, kasus kematian anak-anak terjadi di Kota Bekasi saat sedang bermain. Kasus pertama saat tiga anak bermain tanam paku di perlitasan Jalur Kereta Api Underpass Pasar Baru, RT1/1, Kelurahan Duren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, dan dua orang hilang terseret arus Kalimalang di Jatibening, Pondok Gede, Kota Bekasi.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait mengatakan, ada dua penyebab yang mengakibatkan kecelakaan tersebut. Pertama, anak-anak kurang difasilitasi ruang bermain anak.
"Penyebab pertama, ruang terbuka untuk memfasilitasi anak atau hak bermain anak terbatas. Karena itu bikin anak main di rel kereta api dan dan danau yang bukan untuk sarana bermain. Negara tidak memfasilitasi anak untuk bermain,” kata Arist saat dihubungi Sindonews, Selasa 18 Agustus 2015.
Arist menjelaskan, jika memang fasilitasnya sudah ada, kecil kemungkinan anak untuk bermain di tempat yang bukan semestinya. Sarana bermain pun juga harus betul dirancang sesuai kebutuhan anak dan biasanya menyatu dengan ruang terbuka hijau. Jika hal tersebut diperhatikan, maka tumbuh kembang anak akan menjadi maksimal.
Faktor kedua penyebab kecelakaan anak saat bermain, lanjut Arist, yakni pengawasan dari orangtua yang masih minim. "Kelalaian orangtua mengawasai anak saat bermain juga menjadi penyebabnya. Yang jelas ini terjadi pelanggaran hak atas bermain terhadap anak," tambahnya.
Seperti diketahui, kasus tersambarnya tiga anak itu terjadi setelah sebelumnya mereka bermain tanam paku di atas rel dan sempat melakukan foto selfie dengan kamera handphone.
PILIHAN:
Main Tanam Paku di Rel, 3 Bocah Tewas Diserempet Kereta
Dua Warga Bekasi Hilang Terseret Arus Sungai Kalimalang
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait mengatakan, ada dua penyebab yang mengakibatkan kecelakaan tersebut. Pertama, anak-anak kurang difasilitasi ruang bermain anak.
"Penyebab pertama, ruang terbuka untuk memfasilitasi anak atau hak bermain anak terbatas. Karena itu bikin anak main di rel kereta api dan dan danau yang bukan untuk sarana bermain. Negara tidak memfasilitasi anak untuk bermain,” kata Arist saat dihubungi Sindonews, Selasa 18 Agustus 2015.
Arist menjelaskan, jika memang fasilitasnya sudah ada, kecil kemungkinan anak untuk bermain di tempat yang bukan semestinya. Sarana bermain pun juga harus betul dirancang sesuai kebutuhan anak dan biasanya menyatu dengan ruang terbuka hijau. Jika hal tersebut diperhatikan, maka tumbuh kembang anak akan menjadi maksimal.
Faktor kedua penyebab kecelakaan anak saat bermain, lanjut Arist, yakni pengawasan dari orangtua yang masih minim. "Kelalaian orangtua mengawasai anak saat bermain juga menjadi penyebabnya. Yang jelas ini terjadi pelanggaran hak atas bermain terhadap anak," tambahnya.
Seperti diketahui, kasus tersambarnya tiga anak itu terjadi setelah sebelumnya mereka bermain tanam paku di atas rel dan sempat melakukan foto selfie dengan kamera handphone.
PILIHAN:
Main Tanam Paku di Rel, 3 Bocah Tewas Diserempet Kereta
Dua Warga Bekasi Hilang Terseret Arus Sungai Kalimalang
(mhd)