Petugas Temukan Makanan Takjil Mengandung Bahan Berbahaya di Makassar

Jum'at, 10 Juli 2015 - 09:02 WIB
Petugas Temukan Makanan...
Petugas Temukan Makanan Takjil Mengandung Bahan Berbahaya di Makassar
A A A
JAKARTA - Dalam razia makanan mengandung bahan berbahaya, petugas gabungan dari Kecamatan Makassar, Jaktim dengan BPOM RI menemukan risol dan pacar cina mengandung rhodamin.

Petugas sendiri melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah pedagang takjil di depan Pasar Embrio di Kampung Makassar, Jakarta Timur.

Dari 24 sampel makanan yang diuji, seperti kolak, lontong, risol, bakso, mie, gorengan, dan lain-lain, dua di antaranya mengandung boraks atau pengawet kayu dan Rodhamine atau pewarna tekstil.

Wakil Camat Makassar, Trisaptanti mengatakan, dua zat beracun ini ditemukan di pacar cina yang ada di dalam kolak dan kulit risol. "Ada dua makanan yang positif mengandung rodhamine dan boraks, yakni di pacar cina di dalam kolak dan di kulit risol," kata Trisaptanti, saat sidak, Kamis (9 Juli 2015).

Trisaptanti menambahkan, tindak lanjutnya pedagang diberikan imbauan persuasif untuk tidak lagi memakai bahan makanan yang mengandung zat berbahaya tadi. Dua pedagang makanan itu pun dipanggil dan diberi pengarahan.

Sementara itu pedagang kolak, Ida (50), mengaku dirinya tak tahu menahu kalau pacar cina berwarna merah muda yang ada di dalam kolaknya mengandung zat berbahaya. "Saya enggak tahu kalau berbahaya gitu. Besok saya jual kolak enggak pakai pacar cina lagi," ujar Ida.

Senada dengan Ida, Dedi, tukang gorengan yang menjual risol berjanji untuk tidak membeli risol berbahaya di pasar. "Saya dagang udah lama tapi baru kali ini tau risolnya berbahaya, besok saya enggak jual lagi," ujar Dedi.

Kepala Satpol PP Kecamatan Makassar, Santoso mengatakan, sidak ini kali kedua digelar di wilayah Makassar. Sebelumnya sudah dilakukan sidak serentak di lima kelurahan terhadap makanan yang berpotensi berbahaya.

"Yang kemarin hasilnya kita bawa ke BPOM. Kalau ditemukan lagi bahan berbahaya, kami akan melakukan pemeriksaan mendatangi lokasi dan lakukan pengujian di tempat," tutup Santoso.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0354 seconds (0.1#10.140)